Terlupakan

207 58 6
                                    

"Apa maksud mu?" Baretha terkejut dengan ucapan Bara yang mengatakan bahwa kalung yang dia pakai sekarang adalah pemberian dari Bara.

Bara pun menjauhkan jaraknya dengan Baretha agar bisa melihat wajah Baretha dengan jelas.

"Itu adalah kalung pemberian ku 2 tahun yang lalu, dan itu adalah hadiah pertama dari ku." Bara memberitahukan yang sebenarnya pada Baretha.

"Apa? Siapa kamu sebenarnya dan apa hubunganmu dengan ku?" Baretha mencengkram kuat pundak Bara dan mengguncang tubuh Bara.

"Apa aku tidak ada di ingatanmu sama sekali?"

"Aku sungguh tidak mengenalmu, aku tidak tau apapun tentang mu."

"Aku akan membuatmu mengingatnya." Bara menarik tangan Baretha pelan dan membawanya menuju mobilnya terparkir.

Baretha hanya menuruti Bara tanpa perlawanan tapi saat Baretha hendak masuk ke dalam mobil, tiba-tiba sebuah tangan menahannya.

Baretha dan Bara pun sontak berbalik untuk melihat orang yang menahan tangan Baretha itu, dan Baretha pun terkejut saat melihat sosok itu adalah David.

"Kak David?" Ucap Baretha terkejut.

"Gue nggak ngizinin Baretha pergi sama lo." David berusaha menarik Baretha tapi Bara tetap menggenggam tangan Baretha.

"Kak David, aku-"

"Lepaskan tangan lo dari tangan cewek gue!" Ucapan Bara membuat Baretha membulatkan matanya.

Bara mendorong Baretha agar masuk ke dalam mobil dengan paksa dan menutup pintu mobil tersebut.

Kemudian Bara berjalan mendekati David, tanpa rasa takut Bara menatap David dengan tatapan menantang. Bara mengeluarkan seringai dinginnya pada David.

"Gue nggak tau kenapa lo ada di sini, tapi sekarang gue ada di samping Baretha. Jadi jangan berani mencoba untuk menyentuhnya." Ancam Bara dan membuat David menggeram menahan amarah.

Sedangkan Baretha dari dalam mobil melihat Bara dan David dengan cemas, karena Baretha terkejut dengan melihat tatapan dingin Bara dan David.

Kemudian Bara pun masuk ke dalam mobil, saat Bara hendak mengendarai mobilnya tiba-tiba berhenti ketika melihat Baretha belum menggunakan sabuk pengaman.

Bara maju mendekati Baretha hingga membuat pipi Baretha memerah. Selesai Bara memasangkan sabuk pengaman, Bara tidak menjauh dan malah menikmati wajah Baretha dari dekat.

"Kenapa pipi kamu merah?" Tangan Bara terulur menyentuh pipi Baretha.

Dada Baretha berdegub kencang dan pipinya pun semakin terlihat memerah. Bara yang melihat itu pun tersenyum tipis saat melihat wajah Baretha yang menggemaskan.

"Mu-muka kamu yang terlalu dekat sama a-aku." Baretha mendorong Bara agar menjauh darinya yang sudah sangat gugup.

"Kamu sangat menggemaskan Baretha." Bara mengusap kepala Baretha hingga membuat Baretha tertegun.

Kemudian Bara mengendarai mobilnya dengan melemparkan senyuman seringai pada David yang menatap mereka dari luar.

Bara mengendarai mobil dengan perasaan yang puas, untuk pertama kalinya Bara berhasil mengambil Baretha dari genggaman David.

Bara mengendarai mobilnya menuju cafe dimana Bara yakin bahwa orang yang di jumpainya di cafe kemaren adalah Baretha.

Setelah menempuh jarak lumayan jauh, Bara dan Baretha pun sampai di cafe tersebut. Kemudian mereka berdua pun masuk ke dalam cafe dan duduk di dekat jendela.

BAR-BAR [END]Where stories live. Discover now