Terpaan Angin

189 53 3
                                    

2 Tahun Kemudian

"Bar, sumpah lo gila banget tadi! Lo mukul Dito di depan umum njirr!" Ujar Aslan yang heboh.

"Lo kira gue takut sama tuh orang?" Bara menatap Aslan dengan sinis.

"Lo udah tau Bara kaya gitu masih aja lo tanya, Bara si malaikat sayap api lo kira tandingan Dito apa?!" Hasta yang baru saja datang pun ikut menyambut pembicaraan mereka.

Bara, Aslan dan Hasta berada di kampus yang sama. Mereka bertiga sama-sama mengambil jurusan Teknik Informatika di kampus yang sama.

Sedangkan Rafa mengambil jurusan sastra di kampus yang berbeda, tapi mereka masih menyempatkan waktu untuk bertemu.

"Bar, hari ini El minta semua anak datang ke rumah dia. Karena hari ini acara ulang tahun pernikahan bokap nyokapnya dia." Aslan memberitahukan hal itu sambil menyerahkan sebuah undangan dari Elvano pada Bara.

"Gue datang habis ngambil obat nyokap gue." Bara menjawab sembari menyeruput jus melonnya.

"Bar, lo ada coba jenguk Devan?"

"Gue udah coba liat, dan keadaan dia semakin parah. Gue nggak tau entah kenapa keadaan Devan semakin tidak stabil."

"Apa Devan salah minum obat?"

"Bagaimana mungkin? Rumah sakit dimana Devan di rawat itu sangat terpercaya."

"Apa ada kemungkinan kasus Devan seperti kasus tuduhan narkoba gue dulu?" Seketika Bara dan Aslan menghentikan makannya saat mendengar ucapan Hasta.

Pikiran Bara sontak berputar saat insiden penangkapan Hasta dalam tuduhan kasus penggunaan narkoba yang di buat oleh David.

Bara tau jika tuduhan kasus pada Hasta di buat oleh David tapi untuk masalah Devan, Bara belum bisa menduga apapun.

Tapi karena ucapan Hasta membuat Bara mencuriga David, karena Bara tau bahwa David bisa melakukan apapun untuk melukai orang terdekatnya.

"Apa maksud lo kalau Dev-"

"Gue balik duluan, ada urusan." Bara sengaja memotong pembicaraan Aslan.

Kemudian Bara langsung menggendong tas ranselnya dan beranjak pergi meninggalkan kantin begitu saja.

"Astaga! Bara pergi nggak ngasih duit lagi. Siapa yang bayarr coba?!" Aslan kesal melihat Bara yang tiba-tiba pergi begitu saja.

"Ya lo yang bayar lah cuyyy." Ledek Hasta sambil menjulurkan lidahnya.

Saat Bara berjalan menuju parkiran tiba-tiba Bara di serang dari belakang dan membuat dirinya tersungkur.

Tanpa memperdulikan tangannya terluka, Bara berdiri dan menatap 3 orang yang baru saja menyerangnya dari belakang.

"Apa mau lo?" Tanya Bara dengan sorot mata tajam yang seperti pisau.

"Lo udah mempermalukan gue tadi, dan sekarang gue mau balas. Lo hanya junior di sini, gue bisa ngabisin lo di sini." Ujar Dito sambil menujuk ke arah Bara.

"Junior? Lo hanya mahasiswa abadi nggak berguna, apa lo mencoba menantang gue?"

"Bacot! Lo mau terlihat pahlwan di hadapan anak-anak yang lain tapi nyatanya, lo bahkan nggak bisa jagain cewek lo yang sekarang menghilang dari lo selama 2 tahun."

"Tau dari mana lo?"

"Siapa yang nggak tau kisah tragis si ketua ANGEL hahaha!" Ledek Dito dan hanya di tanggapi Bara dengan datar.

Dito dan kedua sahabatnya menertawakan Bara. Saat mereka bertiga tertawa, seorang perempuan berkacamata melewati Bara.

Bara yang melihat perempuan itu menggunakan slayer di lehernya, dengan cepat Bara menariknya. Kemudian Bara langsung menendang Dito, kedua teman Dito mencoba menyerang Bara tapi Bara dengan mudah memukul wajah mereka.

BAR-BAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang