13. Perdebatan diatas motor

14 3 0
                                    

Pagi hari pun tiba, tidak ada yang spesial setiap harinya, ia masih sarapan dengan roti yang kemarin ia beli, dan melangkah cepat menuju kelasnya. Meskipun beberapa kali menunjukkan senyuman palsu hanya untuk membalas sapaan adik kelas ataupun teman dari kelas lainnya.

Terkadang ia lupa dan hampir bersikap seenaknya, padahal  dia adalah ketua OSIS di sekolah ini. Ya seperti apa jabatannya  sekarang. Sebenarnya dia menjadi osis bukan kerena kemauannya.

Tapi dia berjanji menyelidiki kasus kematian kakaknya dan siapa sangka penyamarannya berhasil. Dengan modal jabatan ketua osis dia bisa mendapatkan banyak file penting dan termasuk file milik Bu jihan ataupun Cia.

Reano membuyarkan lamunanny UUa dan mengitari sekolah. Seperti dijelaskan menjadi ketua osis. Dia harus mendisplinkan murid yang terlambat atau tidak mentaati peraturan.

Saat melewati koridor tiba-tiba dua orang gadis berlari meneriaki namanya.

"Reano!" Panggil mereka dari kejauhan saling bersahutan sontak membuat laki-laki itu mengerutkan keningnya heran.

"Kenapa?" Tanyanya dingin.

Keduanya yang terengah-engah itu saling menatap. Zea berkata sambil menghela nafasnya.

"Lo kemana aja sih tadi malam! Orang lagi bingung di grup lo malah gak muncul-muncul." Raya berdecak kesal kepada ketua OSIS nya.

Laki-laki itu sontak bertanya tanya pada dirinya sendiri. dia tahu betul bahwa dia sepertinya tidak melewatkan sesuatu yang penting. dia mempunyai hal-hal yang lebih penting untuk dikhawatirkan saat ini daripada masalah-masalah sepele apa pun yang mungkin sedang didiskusikan oleh grup tersebut.

"Kemarin malam anak-anak bahas pentas seni, kita butuh pendapat lo juga" jawab Zea diangguki oleh Raya, gadis yang ada di sampingnya.

"Sorry kemarin malam gue gak sempet buka hp, gue kerja." jelasnya berharap alasannya membuat mereka berdua iba. "Emangnya mau diadain kapan?"

"Kayaknya di barengin deh sama ulang tahunnya SMA, tapi menurut lo gimana? Tanya Raya yang tiba-tiba padahal mereka sudah mendapatkan jawabannya membuat Reano menggosok pelipisnya dengan lembut.

Erangan kecil keluar dari bibirnya saat dia menganggukkan kepalanya. betapa jengkel perasaannya atas interupsi terus-menerus dan masalah-masalah sepele yang datang dari posisinya sebagai ketua OSIs, dia tidak dapat menyangkal tanggung jawabnya atas tugas-tugas yang harus diselesaikan. Karena itu kewajibannya.

Kemudian dia melirik kedua gadis itu sekali lagi, mata peraknya sedikit menyipit saat dia mengangguk pelan. "Kalau yang lain setuju di barengin sama ultah sekolah juga gapapa. Atau gak gini deh... Kita bikin rapat abis pulang sekolah." lanjut nya, membuat dua gadis itu setuju.

Kekesalannya sedikit mereda karena melihat mereka pergi dari hadapan Reano. Meskipun dia tetap merasa sedikit jengkel, tapi tak dapat ia pungkiri bahwa laki-laki itu begitu sibuk dengan balas dendam Kakaknya sehingga dia hampir tidak bisa memikirkan hal lain. Reano pun mencoba mengesampingkan pemikirannya untuk membalas dendam sekali saja. untuk saat ini, dia memiliki tugas yang harus diselesaikan.

***

Jam istirahat berbunyi. Cia berjalan sambil memainkan ponselnya, dimana dia sedang membalas pesan dari akun moonstry yang tidak dia ketahui identitasnya, akun itu memberitahu bahwa sebentar lagi Celine ulang tahun membuat Cia merasa kaget. Bahkan akun itu menyebutkan tanggal lahir Celine.

Bagaimana dia bisa mengetahui hal itu?

Pertanyaan di kepala Cia benar-benar hendak meledak, tanpa gedis itu tahu seseorang yang sangat membantu ia penasaran ada di balik tembok dan sedang mengamatinya.

Salah Siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang