DUA PULUH SATU

3.4K 271 11
                                    

Galang dan rena kini duduk berdua di salah satu bangku taman yang berada tak jauh dari kediaman sintia hanya ada keheningan antara mereka galang tak tau apa yang harus di bicarakan pada rena karna mungkin susasana hati rena yang tidak baik saat ini hingga sebuah suara menghilangkan kecanggungan meraka

"Kalian di sini ternyata"ucap dion menghampiri rena diikuti oleh yang lainnya

"Re" panggil alexa

"Lo masih mau bertahan setelah apa yang elang perbuat?" Tanya alexa

"Gue tunggu kalau misalnya elang udah kelewatan batas gue mau berhenti sama hubungan ini" ucap rena tersenyum

"Lo terlalu kuat re sampai lo masih bisa tersenyum nutupin masalah lo" batin galang

"Re jujur gue ga tau mau ngomong apa di satu sisi gue sahabatan sama elang di sisi lain gue juga temen lo gue tau praaaan lo pasti sakit liat elang kayak gitu re tapi gue ga biaa nyuruh lo bertahan atau berhenti re semua keputusan ada di lo" ucap dion

"Makasih ya yon" ucap rena

"Udah galau galaunya mending kita pulang ini udah sore lo juga harus istirahat" ucap derrel

"Kita semua nganter lo" ucap galang di angguki oleh semuanya

Mereka meninggalkan taman untuk mengantarkan rena menuju kediaman keluarga pratama 20 menit rena sudah sampai di kediaman keluarga pratama mereka turun dari mobil dan mengikuti rena dari belakang sambil membawa barang rena yang di gunakan semasa di rumah sakit kemarin rena memasuki rumahnya melewati ruang tamu dan melihat morgan yang sedang duduk di sana

"Kalian ke atas aja dulu ntar gue ke sana bawain cemilan" ucap rena

Mereka semua menurut dan naik menuju kamar rena di rasa semua temannya sudah tak bisa mendengar rena menghampiri morgan

"Pa" panggil rena namun morgan tak menanggapinya

"Pa,rere kangen banget sama papa,rere kangen mama rere pengen banget maun sama papa rere pengen di peluk sama papa rere pengen kayak temen temen pa bisa sama sama bareng papa,mama, sama saudaranya rere pernah liat pa ada satu keluarga yang harmonis banget pa mereka tertawa,main main bareng keluarga pa cerita cerita pa rere juga pengen kayak gitu pa,bereng bang rian,bareng sama mama,sama papa juga tapi rere cuma bisa bayangin aja pa gimana ya kalau punya keluarga harmonis pa pasti mereka bahagia ya pa walaupun mereka ga kayak papa yang punya segalanya tapi mereka harmonis banget pa bahagia banget pa kadang rere iri sama mereka pa walau rere punya segalanya tapi satu yang ga rere punya pa hangatnya keluarga yang rere ga punya pa
Keluarga kita bisa ga ya harmonis pa?" Tanya rena meneteskan air matanya

Morgan hanya diam tak menanggapi apa yang di ucapkan putrinya

"Rere mau kayak gitu juga ya pa" pinta rena seperti anak kecil

"Papa sibuk" sahut morgan

"Nanti kalau papa udah ga sibuk ajak rere main ya pa jalan jalan, rere pengen banget di peluk papa rere ga tau rasanya hangat pelukan seorang ayah pa, papa ga mau peluk rere? Rere kan ada di depan papa pa peluk rere pa" ucap rena sambil menangis

"RE KAMU NGERTI PAPA SIBUK!"

"Maaf pa" ucap rena menundukan kepalanya

Morgan bangkit dari duduknya dan menuju kekamarnya namun ia menoleh mendapati teman teman putrinya yang ada di depan kamar rena
Sahabat rena beserta dion devan dan galang hanya memberi senyum manis

"Om kita boleh numpang makan ga om" tanya dion,mereka yang berada di sana sontak melototkan matanya dion tak memahami situasi

"Silahkan" sahut morgan acuh morgan pergi meninggalkan teman teman rena,derrel yang sudah merasa morgan pergi jauh darinya langsung menginjak kaki dion

"Awss" ringis dion

"Lo ga tau situasi banget sih"ucap derrel

"Udah bagus gue ngalihin perhatian om morgan kalau enggak udah di cincang kita"

"Emang psikopat apa om morgan"

"Salah ga sih kita nguping pembicaraan?" Pertanyaan alexa membuat semuanya berhenti berbicara

"Gue ga nyangka kehidupan rere kayak gini"ucap dion

"Iya gue liat dia ceria aja di sekolah" timpal devan

"Ya gitu deh,papanya cuek,mamanya gila kerja tapi untungnya ada bang rian,bang rian selalu perhatian sama rere tapi ga di tunjukin ke rere" ucap galang

"Lo kok tau semuanya?" Tanya irene

"Bang rian ngasih tau ke gue"

"Lo deket banget ya sama keluarga rere" ucap derrel

"Ga juga deket sama bang rian doang" balas galang

"Kasian rere ya udah di sakitin elang,kluarga yang ga harmonis masalah sintia lagi"ucap irene tanpa sadar dan mendapatkan plototan dari derrel dan alexa

"Masalah sintia maksud lo?" Tanya devan

"Emm--anu"

"Kalian ngapain?" Tanya rena membawa napan berisikan banyak cemilan dapat di lihat mata rena merah dan sebab

"Ga ngapa ngapain kok" sahut galang menghilangkan ke gugupan namun rena tau percakapannya dengan morgan pasti di dengar oleh teman temannya

"Yaudah yuk masuk" ajak rena

Mereka semua masuk ke dalam kamar rena

"Kamar lo bagus re"ucap dion mendekati rena

"Re kalau lo ada masalah jangan sungkan bilang ke gue ya re,cerita ke gue,gue sekarang temen lo" ucap dion

"Makasih yon"

"Kalau lo udah ga bisa nampung beban lo seenggaknya lo cerita ke kita,kita cari jalan keluarnya ya" ucap devan tulus

"Makasi semuanya" ucap rena tulus

Dion memeluk rena dan di ikuti semuanya

"Gue bruntung punya kalian" ucap rena

"Ga, kita yang beruntung punya orang sekuat lo" ucap galang menghapus air mata rena

Mereka menghabiskan waktunya di kamar rena sampai hampir tengah malam mereka memutuskan untuk pulang

.
.
.
.
.
.
.
.

See you🖤

RENA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang