'GD ; 28'

10.8K 504 5
                                    

Lagi-lagi motor Gerhana berhenti di rumah cowok itu. Keysha tidak mau berdebat apapun lagi dengan Gerhana. Dia hanya menurut saat Gerhana menarik tubuhnya masuk ke dalam rumah.

"Astaga! Kenapa bisa kayak gini? Liat wajah kalian, penampilan kalian? Habis di begal apa gimana?" tanya Mentari ketika melihat mereka berdua masuk ke dalam dengan keadaan yang kacau.

Gerhana melepas genggaman tangannya dari Keysha, "Bun. Tolong obatin luka Keysha. Gerhana mau naik dulu," kata Gerhana lalu dia berjalan santai naik ke kamarnya.

"Kamu diapain sama Gerhana? Diajak kemana?" Mentari mengajak Keysha untuk duduk di sofa. Dia meringis melihat beberapa luka lebam di wajah cantik gadis ini.

"Gerhana gak ngajak Keysha kemana-mana Bunda. Cuma tadi ada masalah aja," jawab Keysha lirih karena tubuhnya mendadak terasa lemas.

"Bunda obatin dulu luka kamu terus kamu tidur di kamar kak Rora aja nanti ya. Kamu nginep disini malam ini, gak mungkin kamu pulang ke rumah dengan keadaan kayak gini Sha," ujar Mentari merapihkan rambut Keysha yang terlihat sedikit berantakan.

Keysha mengangguk saja. Benar yang dikatakan Bunda Mentari, kalau dirinya  pulang sekarang sampai rumah Mamanya akan terus banyak bertanya dan Keysha tidak menyukai hal itu.

"Sebentar Bunda ambil kotak obatnya dulu," Mentari melenggang pergi ke arah dapur.

Mentari kembali setelah mengambil kotak obat. Dia langsung mengobati luka Keysha. Sudut bibir gadis itu dan juga beberapa luka goresan disekitar lehernya.

"Ada yang sakit selain ini?" tanya Mentari selesai mengobati Keysha.

Keysha menggeleng pelan.

"Ngeliat keadaan kamu kayak gini. Bunda jadi ingat dulu kak Rora juga kayak kamu. Karena dia pacaran sama Gundala. Dia selalu jadi sasaran musuhnya. Itu resiko pacaran sama ketua geng Sha, begitu juga kamu."

Bunda Mentari lagi-lagi benar. Ini resiko yang di dapat Keysha jika dia sudah mau menerima Gerhana. Musuh cowok itu akan mengincar dirinya untuk dijadikan kelemahan.

Mentari mengusap pundak Keysha, "Sha. Bunda senang kamu jadi pacar Aa. Karena selama ini, gak ada yang bisa ngertiin apa kemauan dia dan sekarang Bunda udah dapat orangnya. Kamu Sha. Cuma kamu yang bisa ngertiin dia."

"Bunda...-" ujar Keysha tertahan, rasanya dia belum sepenuhnya mengerti Gerhana.

"Bunda mau kamu jaga Aa ya Sha. Bunda titip dia, kalau dia salah marahin aja. Di jewer juga boleh, dia emang keras kepala orangnya. Walaupun sifat Aa kayak gitu, tapi kalau udah dapetin apa yang dia suka. Dia gak akan ngelepas orang itu gitu aja," ujar Mentari sebelum bangkit dia mengusap rambut Keysha.

Keysha terdiam. Dia memikirkan ucapan Bunda Mentari. Apa dia menerima Gerhana saja? Tapi Keysha belum siap. Dia masih ingin tau banyak hal tentang cowok itu sebelum dia benar-benar menerimanya. Tetapi, Keysha tidak mau jika Gerhana menyerah dan memilih untuk bersama Nadira. Keysha juga tidak siap jika Gerhana pergi dari hidupnya karena Keysha sudah terbiasa dengan kehadiran Gerhana.

***

Sudah hampir lima kali Keysha hanya mondar-mandir didepan kamar Gerhana tanpa berniat mengetuk pintu bercat hitam itu. Keysha masih bingung harus mengatakan apa kepada Gerhana nanti. Ini sudah malam, pasti yang lainnya sudah tidur. Keysha ingin masuk ke dalam kamar kak Rora, tapi dia takut untuk kesana.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang