49. MELANGKAH MAJU

2.3K 208 1.9K
                                    

Yok vote dulu yok sebelum baca! Jadilah pembaca yang bijak dengan menghargai karya orang lain❤

🎶Sondia - First Love

Dan sepahit-pahitnya kehidupan mulai melebur saat ku terbiasa dengan keberadaanmu yang manis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan sepahit-pahitnya kehidupan mulai melebur saat ku terbiasa dengan keberadaanmu yang manis.
_Langit Angkasa Perwira

****

"Lantas mengapa kamu begitu peduli?"

Skak

Pernyataan itu berhasil membuat Langit membungkam. Ia kehilangan kata-kata. Bahunya berangsur turun, digantikan dengan tatapan putus asa pada Senja. "Ka-ka-karna.... gue...."

Senja semakin mengerutkan kening. Menatap dalam manik mata cowok itu menunggu kelanjutan.

Langit berdeham sesaat. Memikirkan jawaban. Sedang Senja semakin dibuat penasaran. "Ya karena gue cemas, kenapa emangnya kalau cemas?" hardik Langit terkesan tak terima.

Kenyataan jika degupan yang terasa begitu nyata saat mereka berpelukan, keringat yang menghiasi keningnya bersamaan dengan napas yang tidak beraturan, ditambah dengan satu kata yang menggambarkan tindakan Langit yaitu 'Kecemasan' semakin membuat Senja cepat menarik senyuman. Menatap Langit berniat menggoda. "Cemas dengan aku? Wahh..."

Mungkin Langit berpikir gadis di hadapannya saat ini merasa istimewa karena perlakuannya, untuk itu ia mencoba kembali menghardik dengan berkata, "Jangan percaya diri dulu. Siapa yang bilang gue di sini buat lo?"

"Terus buat siapa? kenapa cuma nama aku yang kamu teriakin tadi? kalau kamu mau bantu yang lain, kenapa nggak sekalian masuk nerebos supermarket itu? kamu mau nolong aku tapi takut terbakar?" tanya Senja beruntun, sekaligus menahan tawa. Mendekap mulutnya dengan satu tangan.

Sialnya, itu justru terlihat menggemaskan di mata Langit. Beralih, tangan cowok itu terangkat menunjuk-nunjuk supermarket yang tak jauh darinya berdiri masih berusaha dipadami dari api.

"Gue nggak masuk karena melihat orang-orang yang udah dibawa keluar sama damkar. Saat itu gue memang bingung harus apa saking kalutnya." Langit menunduk sebelum kembali melanjutkan. "Maka dari itu gue teriakin nama lo dan syukurlah lo aman. Bukannya bersyukur malah nanya yang enggak-enggak. Emang lo mau ikut terbakar di sana dan rambut cokelat lo itu jadi gosong? apa sih yang lo pikirkan?"

Siapa lagi yang akan berhasil membuat Langit bicara sebanyak itu jika bukan Senja?. Urat-urat dilehernya bahkan sampai kelihatan selagi menepis segala kekhawatiran. "Tapi-"

Langit gelagapan."Lo masih mikir gue kesini buat lo?" potong Langit cepat. Berdecak sebal sambil membuang pandangan ke sembarang arah. "Lo liat ini baik-baik."

Padahal bukan itu yang Senja ingin tanyakan, namun belum sempat mengatakan, Langit justru sudah lebih dulu membalikkan badan lalu berjalan.
Membuat Senja mengerutkan kening bingung. Mau apa dia? pikirnya.

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now