62. DIA KEMBALI?

6.1K 285 1.4K
                                    

Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain😊

🎶Park Jang Hyun - Two people

Aku takut ada perempuan lain yang datang dan dia lebih mahir membuatmu merasa nyaman.
_Sinar Senja Kirana
****

Kegelapan menaungi sesosok perempuan yang terus berjalan ke depan. Menuju seberkas cahaya terang yang menyilaukan. Ia tidak tahu berada di mana. Hanya saja cahaya berbentuk pintu dengan kepulan asap di bawahnya itu seperti memberinya aba-aba. Seperti mengajaknya kesana.

Jika bibirnya menyunggingkan senyum ikhlas, maka sama halnya dengan langkah kakinya yang bergerak bebas. Ia merasa tidak mengatur organ tubuhnya. Semua terjadi begitu saja. Layaknya pintu yang terlihat putih dari jauh itu menariknya masuk ke dalam. Ibarat tempat terakhir yang harus segera ia masuki sebelum benar-benar tenggelam.

Semakin dekat, dan semakin dekat. Hanya beberapa langkah lagi saja untuk memasukinya.

"Rindu!"

Sontak ia membelalak. Kemudian menghentikan langkahnya. Lalu membalikkan badan, demi bisa melihat seseorang yang menahan perjalanannya dari arah belakang. "Langit?" kagetnya.

Dari jarak satu meter jauhnya itu, seorang cowok berdiri tegap memandangnya dengan ratapan sendu. Hati Rindu terenyuh. Itu Langitnya. Dengan balutan pakaian berwarna putih yang sama dengannya. "Rindu, kamu mau kemana?"

"Aku mau pergi, Langit," jawab Rindu lapang.

Akan tetapi Rindu melihat ketidakrelaan di kedua iris hitam legam yang memandangnya sangat dalam. "Kamu mau pergi kemana? Kamu mau ninggalin aku sendirian?"

Seolah hal tersebut sudah lama Rindu nantikan, gadis itu menjawab ini hampir tanpa beban. "Aku mau bertemu Kakek. Aku kangen dia. Aku pengen bercerita banyak padanya."

"Terus aku gimana?" tanya Langit nanar. "Jangan tinggalin aku Rindu... Aku masih butuh kamu."

Hati Rindu menghangat beberapa saat. Namun dengan kehadiran Langit juga membuatnya jadi bimbang sekarang. Gadis itu menunduk. Lalu bungkam.

Sementara Langit tiba-tiba mengulurkan telapak tangan kanannya ke depan. Menatap Rindu penuh harapan. "Kembalilah, Sayang... Kan kita belum selesai."

"Aku nggak bisa, Ngit," tolak Rindu bergetar. "Aku- aku harus pergi."

"Bisa. Kamu pasti bisa. Ayo pelan-pelan," ujar Langit masih mengusahakan Rindu untuk datang. "Aku udah nunggu kamu lama. Masih pengen kita terus bersama persis kayak dulu lagi. Ayo kembali. Aku nggak kuat berjuang sendiri. Aku butuh kamu. Selalu. Selamanya."

Perkataan Langit sukses membuat Rindu tertegun di tempat. Sekarang pilihannya ada dua. Ikut Langit dan merancang masa depan bersama, atau pergi untuk selama-lamanya.

Rindu menarik napas panjang. Gadis itu kemudian menunduk sejenak memandangi kaki jenjangnya, lalu kembali mendongakkan kepala. Lewat tatapan penuh keyakinan yang Langit layangkan, ia akhirnya memutuskan untuk kembali berjalan. Ke arah Langit.

Melihat Rindu berjalan ke arahnya perlahan, membuat senyum Langit semakin mengembang. Cowok itu setia mengulurkan tangan. Seraya memerhatikan langkahnya penuh dengan perhatian. "Ayo Rindu, genggam tanganku."

Sampai akhirnya hanya sedikit jarak yang tersisa, Rindu berhasil menyambut uluran tangan Langit. Yang dibalas cowok itu dengan menggenggamnya erat-erat. Seolah tidak akan membiarkan Rindu pergi lagi dan meninggalkannya sendiri. "Ayo Langit, aku ikut kamu pergi."

Langit mengangguk seraya mengulas senyum. "Iya, Rindu. Aku nggak akan biarin kamu hilang lagi, ngerasain sakit lagi. Hingga sampai nanti, kamu akan tetap menjadi pemeran utama di hatiku dan nggak akan bisa terganti."

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now