Part 13 ~ Dijodohkan

128 15 0
                                    

Sebelum membaca jangan lupa vote dulu yah, sempat kan untuk berkomentar juga yu!!





Pagi yang begitu cerah, dengan suara burung yang berterbangan di atas persawahan. Sejak pagi buta, ia telah siap mempercantik diri untuk bertamu ke rumah seseorang. Dengan hati terpaksa, ia mau tak mau harus menuruti kemauan ayahandanya. Ia memakai dress panjang yang cantik yang membuat seluruh tubuhnya tertutup dengan rapi. Penampilan yang tak biasa dengan pakaian panjang dan longgar, berbeda dengan pakaian biasanya yang selalu membentuk tubuhnya. Ia merias wajahnya dengan polesan make up yang tipis, lalu menutupi rambutnya dengan kain berwarna hitam.

Nola menatap wajahnya di depan cermin, ia terharu dengan penampilan dirinya. Ini sungguh bukan Aeri Moon. Ini benar-benar Nola Fazihan. Nola menarik nafasnya begitu panjang, ia menahan air matanya yang harus terbendung. Nola sungguh ingin kembali ke masa dulu.

"Bagaimana penampilan ku? Ada yang kurang?" tanya Nola.

Ni'ma tersenyum melihat kakaknya yang sangat cantik, ia bahkan sempat berpikir bahwa ka Adnan akan kepincut dengan kecantikan kakaknya ini.

"Masya Allah," ucap Nima.

Nola membalikkan tubuhnya dan menatap cermin. Ia terperangah melihat dirinya yang sangat berbeda, sudah bertahun-tahun ia tidak memakai hijab. Dan di hari ini untuk pertama kalinya lagi ia mengenakan hijab. Nola mengelus kain hitam yang menutupi rambutnya dan mengusap bajunya. Dia berpikir di benaknya, apakah ini dirinya?

"Apakah ini aku dek?"

"Iyah teh. Cantik banget kan, apalagi wajahmu sekarang bertambah cantik. Pasti kalau kamu istiqomah dengan hal ini, pasti akan lebih cantik lagi," ucap Ni'ma.

Nola tersenyum, lalu menatap adiknya, "emak sama abah sudah rapi?"

"Sudah, ayo turun."

Mereka berdua keluar dari kamar dan turun ke ruang tamu. Idham dan juga Ismi menatap putrinya yang terlihat lebih bersinar dengan pakaian tertutup serta menutupi auratnya. Mereka tersenyum berseri menatap kecantikan putrinya. Andai Jihan bisa berhijrah dan menutupi auratnya.

"Masya Allah, cantik banget anak abah," ucap Idham. Nola tersenyum menanggapinya.

"Berarti aku enggak dong?" tanya Ni'ma.

"Geulis juga dong, semua anak-anak abah geulis dan kasep pisan pokoknya mah,"

"Abah, pokoknya mah Jihan gak mau yah kalo nanti ada yang bikin Jihan jadi gak mood," ucap Nola

Idham terkekeh, "sudah ayo ah jalan."

"Isshh janji dulu," rengek Nola.

"Nola, cepet ayo," ucap Ismi.

Nola berdecak kesal, perasaan nya tidak enak. Ia yakin ada sesuatu yang akan terjadi. Mereka semua sekeluarga pergi dengan mobil yang dikendarai oleh kedua asistennya. Jarak rumahnya tidak begitu jauh, karena masih satu desa.

Sekitar 10 menit mereka sampai di pekarangan rumah pak Fuad. Mereka semua turun dan langsung di sambut oleh keluarga pak Fuad. Keluarga Nola membawa beberapa buah tangan untuk mereka. Nola hanya berdiri paling belakang bersama dengan Ni'ma.

"Wey, gue takut ada orang yang kenalin gue. Bisa jadi fans atau sekedar kenal," bisik Nola.

"Atuh emang kenapa? Biarin mereka mau ketemu idolanya," ucap Ni'ma

"Atuhh, kamu mah. Itu bakalan gawat lah. Udah ayo cepet ah masuk, takut ada paparazi doang," ucap Nola.

Idham menghampiri pak Fuad dan bersalaman, "Assalamu'alaikum, udah lama gak ketemu," ucap Idham.

My Journey In Korea (COMPLETED)✔️Where stories live. Discover now