Part 39 ~ Lamaran Mendadak

65 10 2
                                    

Sebelum membaca jangan lupa vote dulu yah, sempat kan untuk berkomentar juga yu!!





Sudah berhari-hari sejak pertemuannya dengan Aeri saat ia sakit, Daehyun tidak menemuinya lagi. Ia sudah beberapa kali meminta Aeri untuk bertemu dan mengajaknya hunting, tapi wanita itu terus menolaknya. Bahkan dalam sehari, Aeri Moon hanya membalas dua kali saja dengan kalimat yang sangat pendek. Daehyun tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya. Apakah ia melakukan kesalahan? 

Daehyun mengingat-ingat perbuatannya selama ia bertemu dengan Aeri. Mencari sesuatu yang sekiranya salah. Apakah karena ia lama membalas pesannya saat ia dalam perjalanan pulang dari menemuinya? Atau hal lain?

Daehyun sungguh frustasi. Dia sangat gusar, tak mengerti dengan keadaan ini. Chaemin, temannya itu tengah berkutik di depan laptopnya, ia sesekali memperhatikan kecemasan pria yang berada di depan jendela kamar sembari menggenggam ponselnya.

"Bagaimana jika kau menghampiri dia saja agar kamu bisa tau situasi dia sekarang?" tanya Chaemin.

Dae tertegun, lalu ia langsung menoleh pada Chaemin dengan tatapan berbinar. "Ahh iyah kau benar juga. Chaemin aku pinjam mobilmu," ucap Dae, ia langsung merampas kunci mobil temannya dan pergi begitu saja.

Chaemin hanya menggeleng heran dengan sikapnya yang beberapa hari ini merenung galau.

********

Aeri berbaring di atas ranjangnya sambil mengenakan masker kecantikan yang memenuhi wajahnya. Sembar memainkan ponselnya ia bersenandung kecil. Tak hanya dia saja yang berada disini, Adel yang tengah menjalankan pekerjaannya. Tak lama dari itu dering ponselnya berbunyi. Aeri terkejut dengan siapa yang meneleponnya. Ia melepaskan masker wajahnya dan beralih duduk untuk menerima panggilan tersebut.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam," ucap Nola. "Eehhh abah udah pulang?" tanya Nola.

"Alhamdulillah sudah. Padahal abah berharap kamu bisa menyambut kepulangan abah," ucap Idham, ayahnya yang beberapa hari kemarin baru saja pulang dari tanah suci Makkah.

Nola terkekeh kecil, "hehe, abah kan tau anaknya sedang apa di sini,"

"Ya sudah kalau begitu besok kamu pulang ke Indonesia," ucap Idham.

"Dihh abah mah bercanda aja. Yah gak bisa dong, kan kudu pesen tiket dulu dari jauh-jauh hari," ucal Nola.

"Ya sudah beli tiket secepatnya. Abah pengen kamu pulang dalam waktu dekat," ucap Idham.

Nola berdecak, ayahnya kembali memaksa untuk kepulangannya, "emang kenapa sih, bah. Nola banyak pekerjaan."

"Pokoknya dalam waktu dekat kamu pulang. Abah sudah siapin semua keperluan buat lamaran kamu sama Adnan. Abah kan sudah bilang, pulang dari Haji kita melangsungkan lamaran," ucap Idham.

Seketika Nola terbelalak kaget, Adel yang sedari tadi memperhatikannya ikut terkejut dengan raut wajahnya itu.

"Kenapa Nol?" tanya Adel.

Nola membungkam mulutnya dengan tangan kanan, lalu melepaskannya lagi. "Abah, Nola belum siap! Abah kenapa sih maksa Nola terus?"

Adel langsung menghampiri Nola untuk mendengar apa yang terjadi.

"Siap gak siap harus siap. Abah udah bicara sama kedua belah pihak. Jadi hari jumat akan dilangsungkan lamaran," ucap Idahm.

"Abah!!!! Abah lupa sama ucapan aku dengan perjanjian kontrak pekerjaan. Kalau masalah ini sampai ke publik bisa berantakan, bah. Nola bisa kena sanksi karena melanggar aturan," ucap Nola. Gadis ini sudah menumpahkan tangisannya. Biasanya ia selalu bisa menahan tangisannya, mungkin karena akhir-akhir ini suasana hatinya sedang tidak enak, Nola seringkali menangis tanpa sebab.

My Journey In Korea (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang