Part 47 ~ Kehidupan Baru

67 12 2
                                    

Sebelum membaca jangan lupa vote dulu yah, sempat kan untuk berkomentar juga yu!!





Hari-harinya sudah tak seindah dulu. Ia kembali menjadi pria pendiam yang memendam sejuta perasaan di hatinya. Kesehariannya selalu melukis pemandangan yang ia lihat di depannya. Hampir seharian penuh ia selalu berada di kamar mendiang ibunya. Sekarang ia jadi gemar melukis, membaca buku, dan juga bermain musik. Ia akan keluar dari kamar tersebut jika waktu makan tiba dan ketika malam hari tiba ia akan kembali ke kamarnya.

Kedua orang tua ibunya merasa prihatin dengan perubahan sikap cucunya. Ia menyayangkan hubungan mereka yang ternyata sia-sia karena suatu alasan. Mereka tak menyalahkan Nola, wanita itu sangat bijak mengambil keputusan yang ia pilih. Wanita itu ingin cucunya menjadi seorang muslim yang ia inginkan.

Hanami menatap cucunya yang tengah melukis di kamar mendiang ibunya. Semua peralatan melukis mendiang anaknya, Dae gunakan lagi untuk menghibur dirinya. Hanami duduk di samping Dae dan tersenyum menatap lukisannya. Tak menyangka ia memiliki bakat yang sama seperti ibunya.

"Aahhh, indah sekali. Aku ingin lukisan ini di panjang diruang keluarga bersebelahan dengan lukisan ibumu," ucap Hanami.

Dae tersenyum, "jangan, aku tidak ingin ibu tersaingi olehku," ucap Dae.

Hanami tertawa mendengarnya, ternyata Dae masih bisa membuat lelucon untuknya. "Nak, apa kamu sudah membaca buku yang Nola pinjam itu?" tanya Hanami.

Dae melirik sekilas ke arah buku itu didepannya, "belum."

"Kenapa, itu kan buku yang ditulis oleh ibumu," ucap Hanami.

"Aku merasa sia-sia saja jika harus melanjutkan mempelajari semua itu," ucap Dae.

Hanami tersenyum miris mendengarnya, "berarti Nola tak salah jika ia tak memilihmu. Kau saja mengatakan bahwa semua itu sia-sia jika sekarang dilanjutkan. Berarti kamu mempelajari Islam karena Nola, bukan karena Allah," ucap Hanami. Daehyun hanya diam sambil melanjutkan kegiatan melukisnya.

"Dae, ketika seseorang timbul rasa cinta pada seseorang. Cintanya akan abadi selamanya walau ia tak bersama orang itu lagi. Mungkin Nola sudah menikah dengan pria pilihannya, tapi ia masih mencintaimu sampai kapanpun. Perpisahan kalian bukan karena suatu pertengkaran atau pengkhianatan, tapi kalian berpisah untuk memperbaiki diri masing-masing,"

"Kamu mencintai Nola kan? Kamu juga mencintai ibumu kan? Mereka memiliki keinginan yang sama agar kamu belajar menjadi seorang muslim," ucap Hanami. Dae menghentikkan kegiatannya, ia merenungi ucapan neneknya.

"Nola tak salah memilih pria muslim walau tidak ia cintai. Karena seseorang yang berpegang teguh pada suatu agama dan mencintai Allah dengan sepenuh hati, maka ia juga akan mencintai ciptaannya. Jika kamu saat itu masuk Islam karena Nola, jika suatu hari kalin bertengkar, maka kau akan meninggalkan Allah dan juga ciptaannya. Cinta jika tidak didasari oleh iman, biasanya tidak akan lama,"

Hanami meraih kuas di tangan Dae dan meletakkannya di atas palet. Ia meraih tangan Dae dan mengelus lembut telapak tangannya. "Perbaikilah diri kamu, kalian berpisah mungkin karena Allah ingin menguji keimananmu. Jika kalian memang ditakdirkan untuk bersama, Insya Allah akan dipertemukan kembali," ucap Hanami.

"Mungkin menurutmu sekarang semuanya sia-sia jika melanjutkan mempelajari Islam, karena Nola sudah tidak bersamamu lagi. Tapi ingatlah, ada mendiang ibumu yang memiliki keinginan yang sama seperti Nola agar kamu menjadi seorang muslim. Keinginannya abadi, karena ia sudah tiada tetapi ia meninggalkan catatan untukmu supaya kamu bisa mendengarkan keinginannya," ucap Hanami.

My Journey In Korea (COMPLETED)✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora