05.

670 99 6
                                    

Minho tidak sepenuhnya salah ketika mengira Jisung tidak memiliki empati atau perasaan sejenisnya. Nyatanya, setelah 7 tahun berlalu sejak pengorbanan terakhirnya, Minho yg membuat Jisung mati rasa. Tidak memiliki rasa takut, rasa bersalah, rasa kasihan, bahkan selera humornya jadi sangat buruk. Ya, Jisung sering kali menertawakan hal hal yang tidak lucu.

Orang orang yang tersisa di dalam ruangan mewah itu kebingungan ketika mendapati Jisung satu satunya orang yang tertawa diantara mereka.

Barusan, mereka mengadakan pertemuan yang dijadwalkan oleh petinggi mereka, sang pemimpin keluarga. Namun tiga puluh menit berlalu, petinggi mereka tidak datang. Pertemuan hanya dipimpin oleh salah seorang utusan yang merupakan tangan kanan pemimpin mereka, sosok yang untuk pertama kalinya mereka ketahui, namun tidak begitu mereka pedulikan juga. Mungkin hanya semacam anak magang yang menyampaikan pesan dari bos.

Namun nyatanya, mereka tidak sadar, utusan dari pemimpin mereka ini adalah seseorang yang tengah mengacaukan pertemuan di ruangan ini. Dengan menggunakan informasi yang ia mereka pikir merupakan pesan dari pemimpin mereka, iblis kecil di depan sana mempermainkan kesetiaan mereka, juga kebusukan mereka.

Tersisa 5 orang dari total 18 orang yang hadir kecuali Jisung. Sisanya? Mereka mati karna saling membunuh. Kelima orang itupun dalam keadaan kacau, tangan penuh darah, wajah lebam, bahkan ada yang tulangnya sudah patah. Kelima orang itu juga sadar, sosok lelaki mungil yang datang entah dari mana ini, tengah mempermainkan mereka setelah mereka tau Jisung sedang tertawa menyaksikan mereka saling membunuh.

"Ahh, semakin sepi di sini jadi tawaku menggema. Padahal tadi suaraku tidak terdengar karna amarah kalian," Jisung kembali tersenyum.

"Aku tau kau bukan utusan logan, kau datang ke sini untuk menghancurkan klan white bukan?" Ucap salah satu orang, sedangkan beberapa lainnya tampak terkejut.

Jisung tampak tersenyum, "sepertinya kau yang paling pintar diantara para babi ini, harusnya kau tidak setia kepada pria menjijikan itu, kau membuang buang bakatmu saja."

"Dimana logan? Apa yang kau lakukan padanya?" Tanya seorang yang lainnya.

"Penjahat kelamin itu? Hnggg, sebenarnya aku berterima kasih kepadanya karna berkatnya aku bisa masuk ke sini, tapi dia sangat mesum. Tenang saja, partner ku sudah membereskannya sebelum dia berhasil menyentuhku, jadi-"

Ceklek.

Rolover itu diarahkan tepat kepada kepala Jisung.

"Katakan nama belakangmu. Sehingga aku bisa mengirimkan mayatmu kepada keluargamu."

Jisung tertawa, ia cukup terkikik geli dengan kalimat itu. Air matanya bahkan sampai keluar.

"Kalian pasti akan sangat senang mengetahuinya-

Perkenalkan, aku Nauve."

Kelima orang itu tampak terkejut.

"Omong kosong-"

Tentu mereka akan berpikir begitu. Yang mereka tau, Nauve adalah lambang dari kekuasaan, kekuatan, kejahatan, dan segala kekelaman dunia mafia. Namanya terkenal baru baru ini di kalangan pebisnis gelap maupun legal, namun tidak ada yang tau pasti wajahnya. Satu satunya identitas yang orang orang tau tentang Nauve adalah, ia dari klan celine dan ia adalah perempuan.

"Kalian kecewa huh? Maaf karna aku bukan wanita seksi tanpa ekspresi yang seperti fantasi kalian, tapi-"

Dor dor dor

Tanpa aba aba, Jisung mengeluarkan pistolnya dan menembak mengenai dua orang sekaligus. Tembakan Jisung tidak bisa berlangsung lama, setelahnya ia langsung mendapat tembakan balasan yang untungnya tidak melukai Jisung karna Jisung lebih cepat bersembunyi di balik meja yang dijatuhkan.

Jisung dapat melihat satu orang sudah ambruk karna tembakan telak, tersisa 4 orang lagi dengan satu orang yang terluka.

Ini tidak begitu sulit sebenarnya, Jisung bahkan pernah dikepung oleh puluhan musuh dan masih bisa melarikan diri.

Jisung kembali menembakkan peluru, menembak ke tempat persembunyian keempat orang itu dengan bruntal, ia juga perlahan keluar dari persembunyiannya untuk mendapatkan angel yang tepat.

Dengan menembak tanpa henti, Jisung berhasil membunuh satu orang lagi. Sedangkan tiga lainnya masih berusaha melwan meski dihujani oleh peluru.

"Berhenti! Berhenti! Biarkan aku hidup!!"

Suara teriakan itu membuat Jisung menghentikan tembakannya sejenak. Lelaki yang berteriak itu mengangkat tangannya lalu keluar dari persembunyian.

Pistol Jisung masih mengarah ke kepala lelaki itu. Meskipun Jisung memang menghentikan tembakannya ketika lelaki itu memohon, tapi Jisung tidak berniat membiarkannya hidup.

Dor dor

Tepat setelah Jisung menarik pelatuk dan mengenai kepala lelaki itu, Jisung mendapatkan tembakan di bahu kanannya yang membuat genggamannya pada pistol terlepas.

Dor dor

Dua tembakan itu mengenai dada Jisung telak, darah keluar dari mulut Jisung, sepertinya peluru itu melukai paru parunya.

Dor

Dan tembakan terakhir mengenai kepala Jisung, sukses membuat Jisung ambruk dengan darah di mana mana.

"K-kau membunuh Nauve-"

Dua orang yang tersisa itu cemas. Mereka baru saja membunuh pemimpin dari salah satu klan terkuat di dunia ini, dan tentu nyawa mereka dalam bahaya sekarang. Atau mungkin tidak hanya mereka, keluarga mereka jiga bisa terkena imbasnya.

"Kita harus melenyapkannya."

°°°

Kedua orang terakhir yang selamat dari kekacauan istana keluarga White itu mungkin akan mengasingkan diri setelah ini, bahkan bunuh diri juga terlintas dalam pikiran mereka. Setelah semua kekacauan yang terjadi dalam semalam, serta beberapa kebusukan yang terungkap, dan fakta mereka membunuh seorang Nauve, hidup mereka sudah berakhir sejak beberapa menit lalu.

Klan White benar benar hancur tanpa sisa. Bahkan istana keluarga mereka juga dibakar oleh anggotanya sendiri, untuk menghilangkan jejak. Bersama dengan tubuh salah satu mafia kejam, serta mayat pemimpin mereka sendiri, mansion mewah itu dilalap api.

Dan dua orang yang seharusnya menjaga istana itu justru melarikan diri, menatap kobaran api melalui kaca spion mobil.

Mereka tidak menyadari, di dalam mansion itu masih ada satu orang yang tinggal. Bahkan dalam kobaran api, ia tidak pernah terganggu dengan itu. Dia adalah makhluk yang diciptakan dengan campuran api.

Dengan mudah, Minho membawa tubuh penuh darah Jisung keluar dari sana. Beberapa menit kemudian, Jisung sadar. Ia langsung memegangi kepalanya yang sakit luar biasa, mungkin karna efek tertembak.

"Walaupun kau tidak bisa mati setidaknya cobalah untuk menghindari kematian."

Ya, fakta lain yang baru Jisung ketahui 2 tahun terakhir ini, ia tidak bisa mati, juga tidak bertambah tua.

Jisung hanya berdeham sebagai balasan, "cepat angkat aku ke mobil, aku butuh tidur."

Minho menurut, segera menggendong Jisung dan menaruhnya di kursi belakang, lalu Minho kembali menjadi supir. Cukup aneh sebenarnya, mengingat sebenarnya Minho yang punya kendali terhadap Jisung tapi Minho justru membiarkan Jisung memperbudaknya.

Masih dalam kondisi mengenaskannya, Jisung menyamankan diri di kursi belakang, menatap mansion yang dilalap api melalui pantulan kaca spion.

"Istirahatlah, besok kita akan langsung terbang ke Seoul."

Jisung berdeham sebagai jawaban. Matanya memejam merasakan angin malam sejuk yang jauh dari perkotaan sedangkan pikirannya jauh menerawang 7 tahun yang lalu sejak terakhir ia meninggalkan kota kelahirannya.

Seoul menyimpan banyak luka. Semua penderitaannya ia tinggalkan di sana, namun fakta bahwa ia akan kembali ke sana dalam hati membuat Jisung gelisah. Ia merasa sesuatu akan terjadi. 








Apakah ada saran nama untuk mengganti Nauve? Atau gpp Nauve aja? Jujur binggung pengucapannya kek mana🤧

Anyway, mulai chapter depan dimulailah drama yg sesungguhnya alias konflik yeay

Leviathan | MinsungWhere stories live. Discover now