07.

549 93 8
                                    

Semua ini sungguh konyol. Jisung tidak tau kenapa ia setuju dengan ide Minho untuk membuat karakter Nauve sebagai perempuan jika ujungnya itu hanya menyusahkan Jisung. Hal ini memang terjadi beberapa kali sebelumnya, tapi tetap saja Jisung benci ketika ia harus melakukannya lagi.

Berdandan seperti perempuan sebagai karakter Nauve untuk menguatkan bergaining potition nya. Tapi kini Jisung sungguh tidak habis pikir dengan Minho. Kenapa Minho memilih pakaian yang terlalu beresiko?

Jisung tau kakinya indah tp mengekspos nya dengan menggunakan pakaian sexy begini jelas bukan keinginan Jisung.

"Minho, kau tau Nauve akan bertemu dengan rekan bisnisnya bukan?"

Minho mengangguk acuh sambil menyantap kudapannya.

"Lalu kenapa kau justru menyuruhku memakai pakaian seolah aku akan menggoda suami orang?"

Bentak Jisung sambil mengacak set pakaian yang sudah disiapkan di atad kasur. Jisung sungguh menahan diri untuk tidak menyobeknya.

"Karna kurang lebih itu yang akan kau lakukan."

Jisung melotot. Namun detik kemudian ia tertawa kecil.

"Bocah itu? Aku tidak merayu anak kecil, akan lebih masuk akal jika kau menyuruhku menggoda ayahnya."

"Suka tidak suka dia adalah target kita kali ini. Anak seusianya suka bertindak implusif," Minho mendekat pada Jisung, merendahkan suaranya seolah orang lain akan mendengar percakapan mereka,

"Seperti kau dulu–"

Jisung balik menatap Minho nanar.

"–mudah penasaran, jatuh cinta, hilang arah– dan dimanfaatkan. Dia bisa melakukan segalanya, memberikan apa saja, jika kau bisa membuatnya jatuh cinta."

Jisung diam memikirkan ucapan Minho. Itu memang benar, namun Jisung tidak akan sudi berurusan dengan 'cinta' lagi. Akan lebih baik Jika semua kerja sama dan hubungan baik ini gagal nantinya daripada Jisung harus menghadapi Hyunjin yang benar jatuh cinta dengannya nanti.

Jisung tidak bisa, ia sudah pernah berpura pura namun sang iblis tetap merengut segalanya. Jisung takut justru ia yang akan jatuh nantinya.

"Baik, aku mengerti."

Minho tersenyum, ia begitu menyukai Jisung yang menurut.

•••



Jisung merasa sangat canggung. Restoran ini memang besar, namun ia tidak menyangka Hyunjin akan menyewa satu restoran ini sehingga keheningan terasa begitu mencekam karna hanya ada mereka berdua di ruangan ini.

Ya, berdua. Minho tiba tiba pamit undur diri tanpa memberi tahu Jisung dan tidak mungkin Jisung membatalkan acara ini.

Ketika Nauve harus sekali menemui klien, ia tidak akan datang sendiri. Selalu ada Minho selaku tangan kanannya yang akan berdiskusi dengan klien bahkan seringnya Nauve tidak akan banyak bicara.

Kini Jisung benar benar tidak mengerti maksud Minho.

"Kau cantik"

Sial.

"Benarkah? Orang orang bilang aku mengerikan." Demi apapun Jisung menahan diri untuk tidak menampar wajah Hyunjin yang sejak tadi menggodanya.

"Makhluk seindah kau? Siapa yang berkata begitu?"

Dasar bajingan bermulut manis.

"Mereka yang kupatahkan lehernya."

Berikutnya Hyunjin tertawa. Jisung bahkan tidak tau dimana letak lucunya.

Leviathan | MinsungWhere stories live. Discover now