06.

604 92 9
                                    

Minho benar mengabulkan keinginan Jisung agar dunia tunduk kepadanya. Segera setelah Jisung lulus SMA, Minho menyusun segalanya untuk Jisung sampai di tahap yang sekarang. Tidak butuh waktu lama, Jisung juga tidak paham bagaimana Minho melakukannya, Jisung hanya mengikuti apa yang Minho katakan.

Ketika Minho menyuruh Jisung menemui rekan bisnis, Jisung lakukan. Pelajari musuh, Jisung lakukan. Menjadi licik, Jisung lakukan. Mungkin ini memang bakat Jisung sesungguhnya.

Karna itu ketika Minho menyuruh Jisung untuk melakukan kerja sama dengan salah satu mafia pebisnis di korea, Jisung lakukan. Meskipun pergi ke Seoul mengingatkan Jisung pada luka lama.

Jisung percaya Minho tau apa yang dia lakukan. Selama ini pun berkat Minho Jisung menjadi pemimpin klan mafia yang paling ditakuti. Segalanya seperti ada di genggaman Jisung, tidak ada yang berani membantahnya.

Siang ini panas cukup terik begitu Jisung turun dari pesawat pribadinya dan menginjakkan kaki di bandara Seoul. Dengan membawa tas hewan berisi kucing kesayangannya, Jisung langsung memakai kacamata hitamnya, sengaja untuk menutup sebagian wajahnya karna orang orang pasti penasaran siapa yang turun dari jet pribadi.

Minho dari belakang menyusul turun, kemudian berjalan lebih dulu mendahului Jisung menuju ke luar bandara. Helaan nafas keluar dari Jisung, entah kenapa firasatnya tidak begitu bagus tentang perjalanan bisnis ini.

°°°

Jisung langsung merebahkan diri di kasur begitu mereka sampai di hotel. Bahkan ia tidak merasa terganggu oleh bodyguard nya yang mengantarkan koper dan menyusun pakaian Jisung di lemari hotel, Jisung tetap memejam, berharap bisa tidur sejenak karna sebenarnya ia tidak bisa.

"Jisung, kau ingin Juny di kamarmu atau di kamarku saja?"

Jisung langsung membuka matanya mendengar suara itu. Tanpa menggerakkan tubuhnya, Jisung menjawab pertanyaan Felix, asisten kepercayaan Jisung yang paling dekat dengan Jisung.

"Biarkan dia di sini saja."

"Hmm apa kau yakin? Aku takut Minho akan mengusir Juny lagi seperti waktu itu–"

"Minho?"

Jisung bingung. Kenapa Felix harus memikirkan Minho? Ini kan ruangan Jisung? Dan Juny adalah kucing milik Jisung, buat apa peduli dengan iblis satu itu?

"Iya, aku tau kau sekamar dengan Minho bukan? Karna dia tidak memesan kamar lebih untuk dirinya sendiri."

Oh, tentu saja. Harusnya Jisung tau kebiasaan 'tidak meminta persetujuan' milik Minho itu.

"Biarkan Juny di sini saja."

"Baiklah~"

Akhirnya felix menurunkan si kucing dari gendongannya, membiarkannya naik ke kasur menghampiri Jisung sebelum Felix sendiri undur diri.

Jisung yang tadinya memejam kini membuka matanya untuk melihat Juny yang sudah menyamankan diri di kasur. Tangan Jisung terulur untuk mengelus si kucing berwarna abu².

Untuk ukuran kucing, Junny sudah cukup tua. Umurnya kurang lebih 7 tahun. Jisung juga tidak tau akan menyimpan makhluk ini selama itu padahal niat awalnya hanya ingin memberinya tumpangan sebentar. Juny selalu mengingatkan Jisung pada pengorbanan terakhirnya, Juyeon. Dan hal itu mampu membuat Jisung menjaga dirinya sendiri agar tidak jatuh cinta atau memiliki hubungan spesial dengan siapapun. Jisung tidak ingin merasakan perasaan itu lagi.

Sudah 7 tahun Jisung berhasil menahan itu, tapi Jisung sendiri tidak yakin berapa lama lagi menuju pengorbanan berikutnya.

°°°

Leviathan | MinsungWhere stories live. Discover now