12

2.2K 353 171
                                    

Bertemunya Haruto dan Guanlin tentu bukanlah hal yang bagus, apalagi jika itu menyangkut laki-laki manis bersurai coklat yang mereka perebutkan.

Contohnya sekarang, Haruto dan Guanlin sama-sama berdiri dengan nafas yang terengah-engah dan wajah yang juga sama babak belurnya. Mata mereka saling melempar tatapan membunuh.

Bahkan teman-teman mereka tak ada yang mampu melerai mereka berdua. Ben yang sudah lari-lari dari kantin-pun tadi terkena pukulan tak sengaja dari Haruto.

"Sialan, gara-gara perasaan lo yang ngelewatin batas Jaeyun harus kena cacian dari banyak orang!" teriak Guanlin emosi, laki-laki itu kembali menarik kerah seragam Haruto.

"Ngga usah sok oke lo, cuma modal ngasih susu kotak doang." sahut Haruto dengan senyum miringnya.

Bugh!

Lagi, Haruto terkapar di lapangan. Perutnya di tendang Guanlin, tendangan yang jelas tak main-main rasa sakitnya.

Bugh!

Bugh!

"Lo bahkan lebih sampah di banding Sunghoon!"

Mendengar itu Haruto bangkit berdiri, mendorong bahu Guanlin, lalu satu pukulan kembali ia berikan pada wajah musuhnya itu.

"Ngga usah ngebandingin gue sama si brengsek Sunghoon! Harusnya lo ngaca anjing!"

Bugh!

"?!"

Bukan. Bukan Guanlin yang terkena pukulan dari Haruto, melainkan Jaeyun yang baru saja berlari dan berdiri di tengah-tengah Haruto dan Guanlin.

"K-Kak?!"

"Diem!" sentak Jaeyun. Ia menepis tangan Haruto yang terulur ingin membantunya.

Jaeyun berdiri sendiri, menatap Haruto dan Guanlin bergantian. Matanya kembali mengeluarkan cairan bening.

"Puas kalian ngehancurin hidup aku? Emang dengan cara kalian yang kekanakan kaya gini bisa bikin semuanya balik kaya semula? Bisa?!"

Keduanya terdiam, bukan hanya keduanya, bahkan murid-murid yang berada di sana juga terdiam, tak ada lagi yang menggunjing.






M I S T A K E





Kenapa dunia terasa tak pernah adil padanya? Mulai dari orang tua yang membuangnya, ia yang disiksa saat masih kecil, dan sekarang ia di kucilkan oleh banyak orang.

Dan salah satu yang paling menyakitkan adalah Sunghoon yang meninggalkannya.

Angin yang berhembus malam ini terasa sangat dingin menusuk kulit. Cahaya lampu taman di sebelah kolam renang dan bulanlah yang menjadi penerangan Jaeyun malam ini.

Ia terduduk di ayunan, tangan kanan nya bergerak memijat pergelangan tangan kirinya sendiri. Memar di sudut bibirnya berdenyut nyeri, namun Jaeyun sama sekali tak berniat untuk mengobatinya.

Otaknya kembali memikirkan tawaran yang tadi siang Eric berikan padanya. Tawaran untuk memulai hidup baru yang lebih baik.

"Ayo, kita pindah ke LA kalau kamu mau."

Ada rasa ingin mengikuti ajakan Eric, namun bersamaan dengan itu bagian dari dirinya yang lain tak ingin pergi. Ia bimbang.

Matanya memandang kosong ke langit-langit. Hatinya berdenyut nyeri mengingat kejadian hari ini. Kenapa ia sulit sekali untuk mendapat kebahagian? Atau kebahagiaan hanya di takdirkan untuk sebagian orang?

mistake •harujake ft. sungjakeWhere stories live. Discover now