17

1.8K 200 68
                                    

Mata setajam elang yang masih terpejam rapat itu kini meneteskan air matanya. Pertahannya sudah runtuh sejak berjam-jam yang lalu, namun air mata yang ia tahan kini berhasil lolos.

Haruto menggigit bagian dalam bibirnya. Berusaha agar suara tangisnya tak terdengar meski hanya ada dirinya seorang diri di rumah besar tersebut.

Selimut putih yang menutupi sebagian tubuhnya kini ia tarik hingga menutupi kepala. Di dalam kegelapan itu, Haruto memukul-mukul dadanya yang terasa begitu sesak.

"Kak, kenapa? Kenapa harus pergi?" ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"ARGH!!!" dengan kasar Haruto menyikap selimutnya, berteriak dengan penuh emosi yang meluap, tangannya tak henti menariki rambutnya sendiri.

Mata elangnya terbuka, menatap ke bagian lain dari ranjangnya yang sudah kosong. Kakaknya telah pergi sejak berjam-jam yang lalu, ia tau itu. Namun ia sama sekali tak berusaha menahan kepergian kakaknya.

Di luar sana langit sudah begitu gelap. Tanpa bintang, hanya bulan yang begitu terang dan embusan angin yang lebih kencang dari biasanya.

"Brengsek! Haruto bodoh!" ia mencaci maki dirinya sendiri, merutuki semua kebodohan yang ia lakukan selama ini.

Ada banyak penyesalan yang hinggap di dadanya. Seharusnya ia tak ikut campur atas hubungan kakaknya dengan Sunghoon, harusnya ia mampu melindungi Jaeyun cukup sebagai seorang adik dan juga seharusnya ia tak bermain dengan Guanlin.

Kini semuanya hanya tersisa 'seandainya'. Jaeyun telah pergi, entah kemana dan dengan siapa. Ia tak tau, otak cerdiknya mendadak bodoh dan tak bisa berfikir dengan jernih.

Kamar dengan pencahayan redup itu di isi tangis hebat seorang Watanabe Haruto. Tangis pilu sarat akan kehilangan dan penyesalan.








M I S T A K E








6 Bulan kemudian...





Sore hari, embusan angin menerpa anak rambut milik laki-laki manis yang tengah terduduk di bangku teras sebuah rumah sederhana bercat putih gading. Dengan tubuh berlapis kemeja biru juga celana pendek sebatas betis ia menikmati sore harinya dengan tenang.

Maniknya bergerak menatapi tanaman dengan seksama. Kemudian saat ia berdiri, hendak masuk ke dalam rumah langkahnya terhenti ketika mendengar namanya di sebut.

"Jake."

Senyumnya merekah, laki-laki berambut pirang dengan jaket kulit berjalan mendekatinya. Mendekapnya dengan erat.

"Miss you so bad." bisiknya pelan, kemudian keduanya masuk kedalam rumah.

Eric duduk dengan tenang di sofa ruang tengah. Tanpa tv yang menyala, tanpa alunan musik, ia menikmati keheningan rumah yang sudah di huni oleh Jaeyun selama setengah tahun. Rasanya hangat, dan hal ini adalah berkat Lai Guanlin.

"Gimana di sana?" tanya Jaeyun seraya meletakan segelas susu coklat dingin ke atas meja bundar di antara mereka.

Kini maniknya bergerak gelisah. Dan Eric cukup tau maksud dari pertanyaan Jaeyun. Dengan cukup tenang ia tersenyum, lalu mengusap surai cokelat Jaeyun yang kini di cat pirang.

"Baik, kamu nanyain kabar Haruto kan?" Eric terkekeh saat melihat Jaeyun menundukan kepalanya.

"Dia berubah drastis, dan kamu tau? Dia peringkat 10 dari satu angkatan!"

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Feb 20, 2022 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

mistake •harujake ft. sungjakeWo Geschichten leben. Entdecke jetzt