The secret of a heart

232 28 14
                                    

Seperti mendapat dukungan dari semua pihak, pagi itu matahari bersinar cerah, langit sangat cerah, membuat hati siapapun akan merasa damai. Semilir angin pagi mengibarkan rambut semi gondrong Yu, melambai dengan elegan dan menambah nilai plus yang dimilikinya soal penampilan.

Zihong menatapnya dari kejauhan, tak bisa menyembunyikan senyum diwajahnya. Seperti biasanya, Yu selalu tampil luar biasa. Hari ini Yu mengenakan kaus lengan pendek warna hitam, celana jeans warna khaki dipadukan jaket kulit tidak terlalu tebal berwarna hitam metalik. Sepatu bootsnya berwarna coklat tua. Sangat tampan dan fashionable. Dengan ransel hitam tersampir malas dipundaknya, menambah kesan cool dan tampannya.

"Selamat pagi." Yu menyapa dengan pelan. Zihong benar benar terhipnotis untuk beberapa saat, berdecak kesal, Yu menepuk lengan Zihong.

"Oh!" Zihong tersadar, tersenyum malu dan menggaruk tengkuknya. "Kau terlihat luar biasa, sempurna seperti biasanya." Puji Zihong jujur. Yu memelototkan matanya dengan ekspresi lucu, apa dia salah dengar?

"Kau bercanda." Yu mengibaskan tangannya dan melangkah memasuki perpustakaan mendahului Zihong.

"Aku berkata jujur..." Desah Zihong sangat pelan lalu setengah berlari mengejar Yu.

Keduanya duduk berhadapan, pagi ini mereka tidak ada jadwal, padahal mereka berada dijurusan yang berbeda. Karena mereka tidak tahu harus pergi kemana, jadi mereka memilih untuk mengobrol di perpustakaan.

Awalnya mereka hanya membahas beberapa mata kuliah, dosen mana yang mereka sukai dan olahraga apa yang sering mereka lakukan.

Suasana yang santai membuat Yu merasa nyaman. Secara tidak sadar, pagi itu Yu menjadi sangat cerewet dan banyak bicara. Cara Zihong membimbing topik pembicaraan sangat natural dan santai, bahkan mereka tertawa beberapa kali.

Hampir pukul sembilan pagi, keduanya segera berpisah. Dan berjanji untuk makan siang bersama.

Sepanjang jalan menuju kelasnya, wajah tampan Zihong terlihat berseri seri. Suasana hatinya benar benar sedang sangat baik hari ini.
Satu satunya hal yang dia keluhkan adalah "mengapa hari ini jam berputar sangat lambat?"

Kelas selesai hampir pukul dua belas siang. Yu yang lebih dulu tiba dikantin segera memilih tempat duduk. Agak menyudut dan menghadap ke taman belakang kampus. Angin semilir masuk melewati celah jendela, sangat nyaman dan tenang.
Menatap tanaman hijau diluar jendela membuat pikirannya sedikit melamun.

"Aku ingin pulang ke Taiwan."

"Sudah kukatakan, ibumu sudah mati!"

"Aku tidak berniat untuk mencari ibu."

"Tetap saja! Meskipun ibu mu adalah orang Taiwan, tapi kau mewarisi darah Jepang. Yusuke, ingat itu!"

Pertengkaran tiada akhir. Bertahun tahun, tiada hari tanpa bertengkar. Yu benar benar tidak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya. Mengapa ayahnya sangat membenci ibunya terutama sesuatu yang berhubungan dengan 'Taiwan'
Setiap kali Yu membahas masalah ibunya, Ayahnya selalu mengamuk, mengeluarkan berbagai macam ancaman. Tapi Yu tidak pernah takut menghadapi ayahnya. Seperti kata pepatah "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya"
Semakin Ayahnya marah, semakin bulat pula tekad dihati Yu.

Yu menunggu menyelesaikan pendidikan tingkat menengahnya dengan tidak sabar, setiap hari fokusnya hanya belajar dan belajar. Tujuannya adalah mendapatkan beasiswa untuk belajar di universitas di Taiwan. Apapun jurusannya dia tidak perduli. Tekad sudah sangat bulat.
Yu tidak benar benar memperdulikan dunia sosialnya, Yu terlalu sibuk dengan urusan kehidupannya sendiri. Perlahan Yu tumbuh menjadi pribadi yang pendiam, tertutup dan acuh tak acuh.

Yu berbohong. Tujuannya pergi ke Taiwan memang adalah untuk mencari ibunya. Dia ingin bertemu walaupun hanya sekali, ingin menanyakan tentang mengapa ayahnya sangat membenci ibu, mengapa ibunya memilih pergi meninggalkannya sendirian dibawah asuhan keras ayahnya.

AQUA BLUE LOVERWhere stories live. Discover now