Under The Rain

501 29 20
                                    

Sudah hampir satu minggu Sam mendapatkan kiriman video dan photo Yu yang dikirimkan oleh Ray setiap hari. Dan selama waktu itu juga, Sam belum permah lagi bertemu dengan Yu secara langsung.
Setiap kali Ray mengirimkan photo dan video Yu, Sam mulai merasakan dampaknya. Benci, marah, kecewa. Rasa itu masih tetap ada, sangat sulit untuk menghilangkannya begitu saja. Akan tetapi setiap kali dia melihat wajah cantik Yu, mendengar suara lembutnya, menatap senyumnya, debar itu terasa sangat jelas.

Rasanya dia sangat ingin sekali melihat Yu. Melihatnya secara langsung. Haruskah dia datang ke kafe?

💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗

Yu terlihat sedang menelepon ayahnya, mengabarkan bahwa dia baik baik saja.

Maruyama Keisuke, ayah Yu tentu saja ingin mempercayainya, tetapi untuk memastikan keadaan Yu, secara khusus Maruyama Keisuke membayar seorang mata mata untuk selalu memantau kegiatan Yu.

Setelah menutup telepon, Yu melirik jam tangannya. Hampir pukul sebelas malam. Dia baru saja selesai bernyanyi dan berencana untuk langsung pulang.

Entah mengapa, Yu sangat suka berjalan kaki, meskipun jarak kafe dan apartemennya tidak bisa dikatakan dekat, Yu lebih memilih untuk tidak menaiki taxi maupun bus.

Berjalan kaki selalu membuatnya merasa lebih santai, lebih nyaman dan Yu bisa merasakan udara malam yang tenang.
Selama ini, sejujurnya Yu sedang menahan diri untuk tidak menemui Sam dirumahnya. Yu juga tidak lagi pernah mengirimi Sam makan malam. Selain karena malam hari Yu harus bernyanyi di kafe, dia juga sedang berusaha menenangkan perasaannya.
Setiap kali melihat Sam, Yu selalu terbawa emosi, bertindak dan berpikir diluar akal sehatnya. Yu tidak ingin Sam semakin membencinya. Selain sedikit menjaga jarak, Yu juga ingin memberikan kesempatan untuk dirinya sendiri untuk bisa berpikir jernih dan menentukan langkah apa yang harus dia ambil kedepannya.
Jika Yu terus menerus menemui Sam, dia takut Sam akan benar benar memutuskan ikatan persahabatan mereka.

Desir angin malam terasa sedikit berbeda, Yu merapatkan jaketnya mencoba menahan rasa hangat tubuhnya. Sepertinya hujan akan segera turun. Padahal tadi cuaca lumayan cerah.

Sam, dari balik kaca mobilnya, terus menatap punggung Yu yang berjalan pelan. Sam mengatur jarak supaya tidak terlalu dekat.
Sam melihat Yu berjalan sambil memeluk lengannya, Sam merasa kesal mengapa Yu tidak naik bus atau taxi? Apakah Yu benar benar kehabisan uang???

Sam terus menggerutu, tetapi dia tetap bertahan didalam mobilnya.

Hingga Yu nyaris tiba di apartemennya, hujan pun turun.
Bukannya berlari, Yu malah mendongakkan wajahnya dan membiarkan tetes air hujan membasahinya.

Sam tercekat.

Dibawah cahaya lampu jalan, wajah Yu tersenyum ditimpa tetesan air hujan. Sungguh.
Pemandangan yang sangat indah.
Sam merasakan ada desiran halus didalam hatinya... Tanpa sadar Sam tersenyum.

Tak berapa jauh dari tempat Sam dan Yu berdiri, seorang pria berpakaian serba hitam mengambil beberapa photo. Lalu mengirimkannya kepada seseorang. Tak berapa lama kemudian ponsel lelaki itu bergetar.

"Bos?"

"Awasi terus mereka"

"Siap, bos!"

"Ternyata dugaanku selama ini benar. Bajingan Lin Zihong itu ternyata belum mati!"

💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝

Hampir setiap malam Sam mengikuti Yu secara diam diam. Seolah olah menemani Yu pulang ke apartemennya. Sam juga merasa heran mengapa dia melakukan itu, tetapi hati kecilnya merasa puas setiap kali dia bisa melihat Yu meskipun dari kejauhan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 10, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AQUA BLUE LOVERWhere stories live. Discover now