Anata ga inakute sabishīdesu

185 22 14
                                    

Taxi berhenti tepat didepan toko roti Lín bǐng jiā. Yu berdiri menatap papan nama didepannya dengan tatapan sendu. Pintunya tertutup, padahal jam menunjukan angka dua siang. Belum saatnya toko untuk tutup. Apakah toko hari ini tidak dibuka?

Menatap pintu kayu yang terkunci, hati Yu terasa sesak. Seandainya saja Yu mengabaikan kewarasannya, ingin sekali dia mendobrak pintu itu dan berseru.

"Zihong! Anata ga inakute sabishīdesu!!!"

Tapi lalu apa?
Para tetangga pasti akan segera menyerbu dan meneriakkan pengusiran.

Menatap ujung kakinya yang mulai mati rasa, Yu menghembuskan nafas berat. Berbagai dugaan berkecamuk dihatinya.

Apakah mereka sudah pindah? Tapi papan nama itu masih ada disana.

Apakah Zihong berada di kafe? Haruskah aku pergi kesana?

Mengapa pintunya dikunci? Dimana ibu?

Menyentuh layar ponselnya, dengan ragu mendial nomor Zihong.

"Aku ingin memberikan kejutan. Tapi akhirnya aku harus meneleponmu..." Yu mendesah putus asa.

"Kejutan yang luar biasa... Yusuke."

Terkejut. Yu memutar tubuhnya begitu mendengar suara yang sangat dia rindukan itu terdengar.

"Zi-hong" Nama itu terucap pelan, bahkan bibir Yu tanpa sadar enggan untuk mengatup kembali.

Hanya berjarak dua langkah kaki, disana, Sam berdiri dengan kedua tangan bersembunyi didalam kantung celananya.

Yu mengamati Sam dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Terlihat sangat berbeda. Zihong yang hidup didalam ingatannya adalah pemuda bergaya santai dan hangat, selalu kaus, kemeja, dan jeans. Tapi apa yang dia lihat hari ini adalah, seorang pemuda yang terlihat cool mengenakan setelan jas yang rapi berwarna navy, tanpa dasi, sepatu kulit hitam yang matching, dan rambut tersisir rapi dengan gaya ditarik kebelakang. Sangat gagah dan kharismatik.
Tapi tatapan itu terasa.... Mengintimidasi. Sangat membuat tidak nyaman.

"Apa kau sudah lama menunggu diluar?" Dengan cuek Sam melewati Yu yang masih membeku.

Bahkan suaranya terdengar lebih dalam dan dingin. Zihong... Kita hanya terpisah selama kurang lebih satu tahun saja. Mengapa semuanya terasa asing seperti ini.
Aku membayangkan wajah mu yang akan terlihat sedikit terkejut karena aku datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu, lalu kita akan berpelukan melepas rindu, lalu kita...

"Apa kau tidak berniat untuk masuk?"

"Ah?"

Sam, sebenarnya sudah melihat Yu sejak pemuda itu baru turun dari Taxi. Sedikit merasa terkejut karena sebuah Taxi bandara berhenti tepat didepan rumahnya, Sam menghentikan mobilnya sedikit agak jauh lalu turun dan berjalan mendekat dengan perlahan.
Benar seperti yang dia duga, itu adalah Maruyama Yusuke. Seseorang yang sangat ingin dia hancurkan. Hanya dengan menyebutkan namanya saja, raut wajah Sam perlahan berubah menjadi sedingin es. Sedikit melupakan bahwa saat ini dia adalah Zihong. Saudara kembarnya yang meninggal hampir setahun yang lalu.

"Duduk saja dimanapun kau merasa nyaman." Sam melambaikan tangannya begitu saja pada sofa diruang tamu rumahnya. Tatapannya sama sekali mengabaikan Yu yang masih terlihat linglung.

"Hai." Yu menjawab dengan bahasa jepang-nya tanpa dia sadari. Lalu duduk di sofa berwarna abu abu didekatnya.
Matanya melihat ke kiri dan kekanan dengan canggung.

"Langsung saja. Apa yang membawamu ke sini?" Bahkan Sam memilih untuk tetap berdiri sedikit lebih jauh, bersandar didekat lemari buku dan melepaskan dua kancing jas-nya.

AQUA BLUE LOVERWhere stories live. Discover now