Hate You To Death

159 22 21
                                    

Hampir pukul sebelas malam, Sam baru saja turun dari mobilnya ketika melihat Yu terlihat sedang duduk diteras rumahnya, menunduk dan tertidur?

"Apa yang dilakukan si bodoh itu disana?!"

Tidakkah dia berpikir bahwa Zihong tidak akan pernah menemuinya lagi?

Sam mencengkram erat kunci mobil hingga buku tangannya memutih.

"Hey!"

"Ngh..." Yu terjaga, menggosok matanya dan mendongak. Sosok Sam terlihat sangat tinggi menjulang dan gelap dibawah cahaya lampu.

"Pergi dari sini" Sam berkata tanpa menatap Yu.

"Zihong... Aku-" Yu berdiri, sedikit terhuyung karena gerakan tiba tiba yang dilakukannya.

"Sudah larut malam, pulanglah." Sam mundur beberapa langkah.

"Aku ingin bicara. Aku punya alasan mengapa aku menghilang selama satu tahun ini " Yu mencoba mendekat. Tatapannya memelas penuh rasa sakit.

"Banyak hal telah terjadi. Dan kehadiranmu disini sekarang tidak akan pernah merubah apapun." Sam menggertakkan giginya dengan penuh emosi.

"Bagaimana dengan janji kita?" Yu mencoba menatap kedalam mata Sam, tetapi mata itu terlihat sangat sangat asing.

"Janji apa? Aku tidak pernah mengatakan janji apapun." Sam meledak. Membuat Yu terlonjak kaget mendengar nada kasar Sam.

"Aku-" wajah Yu menunduk lemah. Air mata nyaris menetes membuat Sam semakin frustasi.

"MARUYAMA YUSUKE!" Sam mencengkram bahu Yu dan mendorongnya hingga membentur dinding. Menahan Yu dengan sekuat tenaga.

Gemetar, Yu mencoba membalas tatapan mata Sam.

"Biarkan aku menjelaskan..please..." Yu meringis kesakitan, bukan karena bahunya yang dicengkram terlalu kuat, tapi rasa sakit itu berada jauh dilubuk hatinya.

"Tidak ada yang ingin mendengar penjelasan mu. Sebaiknya kau pergi selagi aku masih menghormati mu." Kata Sam tajam.

"Aku tidak akan pergi sebelum kau mendengarkan penjelasan ku." Jawab Yu penuh tekad.

"Kau benar benar keras kepala!"

"Ya, aku memang ke-"

Membeku. Waktu seakan berhenti berdetak ketika tiba tiba saja Sam membungkam kalimat Yu dengan sebuah ciuman kasar.

"Aku membenci mu sampai mati." Sam mendorong Yu menjauh, lalu meninggalkan Yu yang masih shock diluar rumah.

Jatuh. Seperti air hujan yang deras, air mata Yu mengalir tanpa terkendali.
Sakit. Yu meremas dadanya dengan tangan gemetar.
Kelu. Lidahnya terasa kaku bahkan untuk sebuah isakan.

Menangis tanpa suara, menggigit bibirnya dengan sangat kuat hingga bahunya terguncang dan perlahan tubuhnya jatuh merosot dilantai yang dingin.

Memasuki kamarnya, Sam membanting pintu kamar dengan sangat kuat.
Melepas kancing jas-nya dengan kasar, melepaskan dan melemparkannya dengan sekuat tenaga ke arah soffa. Dengan langkah panjang berjalan memasuki kamar mandi lalu mengguyur tubuhnya dibawah shower.

"AAARRGGHHH!!!?"

Sam berteriak frustasi. Memukul dinding kamar mandi dengan tangannya yang terkepal erat.
Marah. Sakit hati. Dendam.
Sam benar benar dalam mood ingin membunuh seseorang saat ini juga.
Dibawah guyuran shower, Sam berusaha mendinginkan kepalanya yang terasa mendidih menahan emosi.

🦀🦀🦀🦀🦀🦀🦀🦀🦀🦀🦀🦀🦀

Hari masih sedikit gelap, Sam membuka pintu dan bersiap untuk melakukan lari pagi seperti biasanya. Tetapi matanya lagi lagi menatap sosok Yu yang ternyata masih ada disana.

"Apakah semalaman dia terus berada disini?" Sam mendekat perlahan. Memperhatikan tubuh kurus Yu yang duduk memeluk lutut dan kepala terbenam diantara kedua tangannya.

"Hey! Bangun." Sam menyenggol lutut Yu dengan kakinya, oleng, tubuh Yu jatuh diatas lantai.

"BAJINGAN GILA INI!" Sam menarik lengan jaket hoodie-nya dengan tidak sabar hingga nyaris mencapai siku. Berjongkok dan dengan sekali gerakan mengangkat tubuh pingsan Yu dalam gendongannya.

Meletakkan Yu diatas soffa panjang diruang tamu, melepaskan ransel Yu dan melemparkannya ke sudut soffa pendek disebrangnya.
Sam berdiri mondar mandir sambil berpikir keras.

"Aku sudah gila!" Sam mengusap wajahnya dengan kasar. Berjalan cepat kekamarnya untuk mengambil selimut. Kembali lagi hanya dalam hitungan detik lalu menutupi tubuh Yu dengan selimut.

Sam menggigit lidahnya tidak sabar. Yu belum juga sadar dari pingsannya.

Sam kembali meninggalkan Yu, berjalan ke dapur dan mengambil beberapa potong roti dan bergegas kembali, menaruh roti itu diatas meja dengan kasar.

"Sebaiknya kau segera pergi sebelum aku kembali!"

Sam menggeram kasar sebelum meninggalkan Yu sendirian didalam rumahnya. Sam melangkah keluar, mulai berlari, semakin jauh semakin kencang dia berlari.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Sam mendapati ruangtamu-nya kosong. Selimut terlipat rapi diatas bantal soffa.
Pandangannya menyapu kesetiap sudut ruangan, tidak ada jejak apapun disana. Sam menarik nafas lega, lalu berjalan gontai menuju kekamarnya untuk mandi.

Setelah merasa cukup rapi, Sam berjalan ke dapur, untuk membuat secangkir kopi sebelum dia berangkat ke kantor. Tetapi matanya terbelalak tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Meja makan-nya penuh dengan makanan yang masih mengepulkan asap. Sam mendekat dan mencoba mencium aromanya. Baunya sangat mengundang selera. Sudah lama sekali dia tidak makan makanan rumahan. Sejak dia pindah ke Korea tepatnya setelah orang tuanya bercerai.

Sam duduk dengan tegang, memegang sumpit dan mulai mencoba beberapa hidangan. Lidahnya terasa dimanjakan. Makanan yang sangat enak!

Hampir semua hidangan dia coba dan hampir habis. Sangat menikmati waktu makan-nya hingga tidak terasa Sam hampir terlambat untuk berangkat ke kantor. Tidak ada waktu untuk merapikan piring kotor. Sam meninggalkannya begitu saja berserakan diatas meja.

Jauh disebrang jalan, didalam mini market, Yu menatap kepergian Sam dengan tatapan was was. Setelah yakin Sam dan mobilnya sudah pergi jauh, perlahan Yu kembali kedalam rumah. Hatinya merasa hangat melihat hidangan sarapan yang dia masak nyaris tak bersisa.

Yu duduk dan memegang sumpit yang telah Sam gunakan. Perlahan mulai makan sisa makanan yang tidak Sam habiskan. Air mata Yu kembali menetes. Bahunya terguncang tetapi dia tetap menghabiskan makanannya. Kemudian merapikan meja dan mencuci piring. Setelah memastikan semuanya rapih dan bersih, Yu tersenyum dan pulang kembali ke apartemennya.

Begitu tiba diapartement, Yu menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur. Sangat lelah, dan kepalanya berdenyut denyut. Yu memejamkan matanya, tertidur tanpa perduli untuk melepaskan sepatu.

To be continued 🌾

Ide dadakan sedikit acak acakan karena kepala dipaksa nyiptain ide. Maaf kalo enggak enak alurnya 🙏

Ngetik dengan kecepatan super duper kluper, berpacu sama waktu soalnya...

Semua gara gara wifi nebeng sama adek yg lagi maen game 😅

Duh... Derita jomblo pengangguran nggak punya titel ya kayak gini. Hahaha 😂

Maaf yeorobeun... Chapter ini mungkin agak aneh 🤭
Sedikit enggak nyambung sama chap sebelumnya kali ya 🤔😌

Hehe...
Maaf ya...
Maklum wifi nebenghtszz 😶
Makasih udah baca 🌹
Minta koment-nya dong 😁😘

Salam cinta Yui 🌻

AQUA BLUE LOVERWhere stories live. Discover now