1/2

1.1K 172 30
                                    

BAB 1 - Bagian Kedua : Bagaimana Itu Bermula

***

hari-hari selanjutnya tidak ada drama antar tetangga. sebaliknya, kejadian yang tak terduga justru terjadi. hari itu aku pergi berbelanja dan secara konyol melupakan dompetku.

lalu, di tengah momen memalukan itu, tahu siapa yang menolongku?

si tetangga baru yang tertutup! aku terkejut, aku sungguh sangat terkejut. sama sekali tak berpikir bahwa dia akan membantuku, yang istilahnya adalah orang asing. mungkin tuan haruto itu tidak semenyebalkan itu.

baik, setidaknya tidak menyebalkan sampai-sampai aku menolak menyebut namanya.

tetapi hanya karna satu hal baik darinya tidak berarti aku langsung ingin dekat dengan dia dan menghilangkan semua daftar hal buruk tentangnya yang telah kubuat. kedekatan tidak terjalin secara instan di antara kami berdua.

aku sibuk bekerja begitu juga dengan essie. sementara tuan haruto itu kembali seperti di awal: menjadi tertutup.

kadang ketika aku pulang kerja atau akan berangkat bekerja, aku akan mengintip pada celah bawah pintunya. bukan dalam artian mengintip yang sebenarnya. unit apartemenku dan unitnya itu bersebelahan, jadi yang kulakukan hanya melihat celah yang ada di bawah pintunya dengan posisiku yang berdiri di depan pintu unit apartemenku. jadi aku tidak sampai berjongkok ke depan pintu unit apartemennya lalu mengintip. ah! mana sudi aku begitu.

tujuanku ini benar-benar hanya untuk melihat apakah lampu kamarnya menyala atau tidak. apa dia ada di apartemennya atau sedang pergi keluar. ini kulakukan setiap kali aku keluar dari unitku. aku secara spontan langsung melihat pada celah pintu haruto.

seperti kataku, kami bertetangga tetapi kami sangat asing. aku bukannya berharap kami akan menjadi dekat sebagaimana aku dengan essie, tetapi aku ingin bersikap sopan.

namun pria itu menghalangi niatku. sosoknya begitu misterius dan tertutup. seakan dia itu menyimpan banyak rahasia. mungkin, dugaanku di awal tentang tuan haruto adalah keturunan vampir itu benar. rupanya dingin, kulitnya sedikit pucat dengan mata setajam elang, badannya juga sangat tinggi meski hanya berbeda beberapa sentimeter dariku. terlebih unit kamar miliknya entah kenapa selalu seperti dilingkupi aura hitam yang membuat kesannya semakin misterius.

mungkin deduksi dia vampir adalah benar. hahaha, baik aku terdengar seperti bocah aneh sekarang.

tuan haruto itu juga jarang sekali terlihat. benar-benar, dia seperti tidak tinggal disana. aku bahkan tidak pernah lagi melihatnya setelah makan malam tempo hari. hal ini sesekali kerap mengganggu pikiranku hingga aku dibuat khawatir. sebagai tetangga yang baik, aku merasa cemas tentangnya. meskipun dia orang yang menyebalkan, tapi itu memang membuat khawatir jika dia menghilang.

apa mungkin dia diculik? atau, jika dia adalah vampir, mungkinkah dia dan klannya tengah melakukan upacara sakral?

lupakan. aku menjadi aneh lagi.

aku putuskan untuk makan siang di luar hari ini. rencananya aku akan mencari novel dengan banyak halaman. sudah lama sejak aku menambah koleksi bukuku.

aku pergi ke sebuah restoran yang berada di pusat kota. restoran itu baru dibuka, aku melihat promosinya di instagram sekitar seminggu lalu. aku cukup aktif jika itu tentang makanan, terlebih bila menyangkut paris.

tidak perlu menghabiskan waktu yang lama buatku untuk menghabiskan tiga menu sendirian, jika dihitung dengan makanan pencuci mulut. jika diberi nilai, aku dengan ramah akan memberi 8,7 untuk makanan tadi. makanannya enak meski sedikit asin. tapi kurasa itu hanya karna lidahku.

untuk pergi ke toko buku yang akan kukunjungi, perlu menaiki bus dan berhenti di dua pemberhentian. jaraknya lumayan dekat dari restoran tempatku makan siang.

𝐍𝐈𝐂𝐄 𝐍𝐄𝐈𝐆𝐇𝐁𝐎𝐑 ; 𝐇𝐀𝐉𝐄𝐎𝐍𝐆𝐖𝐎𝐎Where stories live. Discover now