1/4

854 157 31
                                    

BAB 1 - Bagian Keempat : Lebih Ramah dan Lembut

***

setelah mendapat ajakan makan malam haruto menetap di unit apartemen jeongwoo. duduk nyaman di sofa ditemani kue kering gandum yang baru jeongwoo beli, sementara pemiliknya sedang sibuk menaruh barang belanjaannya.

unit apartemen ini tidak begitu besar, manakala kepala dimiringkan sedikit ke kiri haruto bisa melihat sosok jeongwoo. dia tidak nyaman duduk seorang diri, kurang lebih merasa tidak enak membiarkan tuan rumah sibuk sementara dia berdiam diri, tidak menyukai juga kesendirian yang ada dan tidak melakukan apa pun yang menyenangkan, maka dari itu dia berdiri dan memilih untuk membantu jeongwoo, menghampiri si tetangga yang tengah dalam pekerjaan itu.

"butuh bantuan?"

yang ditanya segera berhenti dari kegiatannya dan menoleh. dia tersenyum simpul.

"usahlah. kamu duduk saja disana, akan ku siapkan." jawab jeongwoo.

diam sesaat.

"kamu yakin?"

"yaa, nyamankan saja dirimu"

pada akhirnya haruto mengalah dan mengangguk. dia mengeluarkan ponsel dan mulai bermain dengan itu.

"kamu bisa makan hidangan laut kan?"

menoleh lalu mengangguk. "ya."

"baiklah."

setelah percakapan singkat itu jeongwoo kembali menyiapkan hidangannya. ini sudah hampir malam. akan lebih baik jika dia bisa menyelesaikannya dengan segera dan tidak membuat tamunya menunggu lama. juga, jeongwoo ingin meninggalkan kesan yang baik kepada haruto, jangan sampai tetangga barunya itu memandang dirinya sebagai pribadi yang geraknya lamban dan tak gesit.

di waktu bersamaan, watanabe haruto yang tengah menggulir layar ponsel, memainkannya tak acuh, lama-kelamaan merasakan kebosanan menginvasi. sampailah ponselnya diletakkan di atas meja yang letaknya di depan sofa. dia berdiri, berjalan ke arah jeongwoo, dan mengintip.

"apa yang kamu buat?"

suara itu sangat dekat, berasal dari arah belakang, membuat jeongwoo merinding. dia menoleh dan seketika melotot kala menemukan haruto dengan jarak sangat dekat dibelakangnya─benar-benar tepat berhadapan dengan wajah pria itu. terkejut, jeongwoo secara refleks mendorong haruto hingga membuat pria itu termundur beberapa langkah.

"kamu mengagetkanku!" seru jeongwoo.

haruto tidak merasa marah justru terkekeh. "maaf... maaf..." dia lalu berjalan mendekat dan berdiri di sebelah jeongwoo dengan posisi yang menghadap pria yang tengah memasak itu. bersandar pada kabinet dapur "apa yang akan kamu masak?" tanyanya lagi.

jeongwoo mengerjap dua kali baru menjawab. "bilangmu bisa makan seafood, jadi aku akan membuat paella." balas jeongwoo. "tapi kamu jangan berharap ini akan seenak buatan resto terkenal!" jeongwoo dengan cepat menambahkan.

haruto segera tertawa. kedua lengannya dia tumpukan pada kabinet di belakangnya. "aku pasti memakan semua masakanmu."

jeongwoo mendengus ringan. dia kembali menghadap kerang dan udang yang akan diolahnya. "kamu bisa berkata yakin begitu karna belum pernah merasakan makanan buatanku."

"aku sudah tahu bahwa masakanmu enak." katanya jahil membuat jeongwoo langsung merengut.

"jangan kecewa saat lidahmu merasakan makananku, tuan haruto."

tawa tanpa bisa ditahan segera keluar dari mulut haruto akibat peringatan barusan. namun begitu dia menyadari ucapan jeongwoo, ketika otaknya benar-benar telah mencerna ucapan barusan, wajahnya langsung tercengang.

𝐍𝐈𝐂𝐄 𝐍𝐄𝐈𝐆𝐇𝐁𝐎𝐑 ; 𝐇𝐀𝐉𝐄𝐎𝐍𝐆𝐖𝐎𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang