2/7

882 135 83
                                    

BAB 2 - Bagian Kedua : Sesuatu yang Lembut

***

pukul delapan malam. jeongwoo datang di apartemen essie memenuhi undangan menonton dan makan malam yang essie tawarkan padanya tadi pagi. ketika dia datang sudah ada mark yang essie kenalkan sebagai pacarnya. jeongwoo diam-diam mendengus. sedikit mengutuk pada haruto yang belum datang juga. sungguh jeongwoo tidak sudi menjadi third wheel di antara pasangan di hadapannya ini.

haruto datang sekitar dua puluh menit kemudian. pria itu langsung menghampiri ketiga orang lainnya di ruang tamu. dia duduk di sebelah jeongwoo dan langsung mendapat pukulan agak keras di lengannya dari jeongwoo ketika dia baru saja duduk.

"kenapa lama sekali! aku menderita disini."

jangan heran mengapa jeongwoo bisa memukul haruto dengan mudah begitu. kesalahpahaman yang terjadi telah diluruskan tadi siang. sekarang keduanya sudah berdamai, dan entah mengapa sepertinya mulai menjadi teman sekarang.

haruto meringis sambil memegang lengan kanannya yang mendapat pukulan. wajahnya memang nampak kesakitan tapi sejujurnya hatinya sarat akan kebahagiaan melihat wajah mengeluh jeongwoo yang lucu.

"karena semuanya sudah di sini, mari kita makan malam dulu."

lalu setelah ucapan essie, keempat dari mereka mengambil makan malam bersama. baru setelahnya kembali ke ruang tengah dengan pandangan lurus ke benda kotak yang tengah menayangkan sebuah film.

agenda menonton film itu sedikit berjalan tidak lancar ketika mencapai bagian pertengahan. itu ketika adegan yang diperlihatkan ialah sebuah adegan ciuman panas antara pria dan wanita yang kentara sekali merujuk pada aktivitas ranjang. jeongwoo lama-kelamaan menjadi risih. bukan karna adegan filmnya, tetapi karna pasangan di sampingnya ini juga turut melakukan hal serupa seperti yang ditayangkan di televisi.

dia mengumpat dengan suara yang pelan. jeongwoo segera menoleh ketika dia mendapat sebuah tepukan dari arah samping pada pahanya.

"ayo keluar."

jeongwoo tanpa banyak bicara langsung mengiyakan dan berdiri, berjalan keluar disusul oleh haruto di belakangnya. begitu mereka keluar dari apartemen essie jeongwoo langsung mengeluarkan gerutuan yang ditahannya sejak tadi.

"essie sialan bisa-bisanya begituan tidak tahu tempat. ah telingaku yang suci, telingaku yang malang.... maaf membiarkanmu mendengar suara jorok barusan."

haruto tertawa ringan hingga kedua matanya menyipit dan langsung mendapat pelototan dari pria lainnya.

"apa yang kamu tertawakan?" tanya jeongwoo dengan ketus. kedua matanya menatap tajam pada haruto dengan kedua tangan yang dalam posisi memegang telinga.

haruto tersenyum lembut.

"tidak, hanya saja kamu terlalu lucu."

mengumpati haruto dalam hati. suara haruto entah mengapa terngiang-ngiang di benak seperti kaset film. dia menundukkan kepalanya,menyembunyikan wajahnya yang telah memerah.

haruto ini, sadarkah efek yang dia timbulkan pada jeongwoo?

"ayo, kita cari udara segar."

kemudian dia segera pergi dengan memegang pergelangan tangan jeongwoo bersamanya─yang detakan jantungnya kian meliar.

.

.

.

"kita akan kemana?"

jeongwoo tanya ketika mereka berdua sudah berada dalam mobil haruto. entah yang lebih tua ingin membawanya kemana. jeongwoo tidak mendapat petunjuk tentang itu.

𝐍𝐈𝐂𝐄 𝐍𝐄𝐈𝐆𝐇𝐁𝐎𝐑 ; 𝐇𝐀𝐉𝐄𝐎𝐍𝐆𝐖𝐎𝐎Where stories live. Discover now