chapter 53

13.8K 1.5K 269
                                    

"Udah?" Tanya Nanda saat melihat Nesya keluar dari salah satu bilik kamar mandi.

Nesya menganggukan kepalanya.

"Balik ke kelas yuk!" Ajak Nesya. Nanda mengangguk.

Akhirnya Nesya melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi di ikuti Nanda di belakangnya.

Baru saja keluar dari kamar mandi tiba-tiba rasa panas menjalar di pipi Nesya.

Plakk

Sebuah tamparan mendarat di pipi sebelah kanan dengan sangat kuat sampai-sampai sudut bibir Nesya mengeluarkan darah dan pipi yang memerah.

"LO! GAK USAH NYAKITIN FOXIE BISA GAK SIH? HAH!" Teriak Jefran setelah menampar Nesya.

Nesya yang masih menoleh ke kiri tersenyum miring sambil mengusap darah yang ada di sudut bibirnya. Ia lalu menatap Jefran yang tengah emosi dengan wajah merah padamnya.

"Kenapa lo bisa nuduh gue seolah-olah gue yang nyakitin Foxie? Ada  buktinya lo?!" Tanya Nesya dengan melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap datar Jefran.

"Lo gak usah ngelak! Gue lebih percaya Foxie daripada lo! Buktinya Foxie bilang kalo tadi lo yang ngebully dia dan tangan dia berdarah. Gak cukup itu jadi bukti?!" Ucap Jefran sambil menunjuk Nesya.

"Heh! Murid baru! Goblok banget lo mau di manfaatin sama cewek jadi-jadian kek gitu! Itu salah cewek lo sendiri tadi. Bukan salah Nesya gue saksinya di sini. Jadi jangan asal nuduh temen gue dong!" Ucap Nanda sambil menghempaskan tangan Jefran yang menunjuk Nesya.

Jefran menatap perempuan yang berada di samping Nesya.

"Siapa lo?! Gak usah ikut campur deh lo!" Sinis Jefran sambil menatap Nanda.

"Ya gak bisa gitu dong! Gue paling gak suka ngeliat cowok brengsek cuma gara-gara ceweknya yang salah!" Ucap Nanda sambil menatap sinis Jefran.

"Lo!" Geram Jefran sambil menunjuk Nanda.

"Apa!" Tantang Nanda.

"Udah-udah Nan tenangin diri lo ini masalah gue jadi lo tenang aja!" Bisik Nesya sambil mengalangi Nanda.

Nesya lalu memandang Jefran.

"Lo nuduh gue nyakitin Foxie kan? Gue jawab bukan gue! Disini gue juga korban. Dia numpahin jus di kepala gue entah itu sengaja atau enggak gue gak tau. Dan buat masalah tangan cewek lo yang berdarah itu salahnya sendiri dia kesandung dan tangannya kena pecahan gelas!" Jelas Nesya dengan tenang dan menatap datar ke arah Jefran yang terdiam.

"Udah kan! Dan itu tadi penjelasan dari gue! Terserah lo mau percaya cewek lo atau gue, gue gak peduli. Tapi, lain kali kalo mau tau kebenarannya tanya dulu penjelasan kedua belah pihak agar gak terjadi salah paham!" Pesan Nesya.

"Gue duluan!" Pamit Nesya sambil berlalu menuju ke kelas.

Nanda yang di belakang Nesya menatap Jefran sengit.

"Jadi cowok jangan gampang di bodohi cewek!" Sindir Nanda ikut melangkahkan kakinya menuju ke kelas mengikuti Nesya.

Sedangkan Jefran terdiam di sana. Ia tengah bingung dengan perasaannya. Di satu sisi ia mempercayai Foxie dan di sisi lain ia juga sedikit percaya akan penjelasan Nesya.

♥♥♥♥♥

Setelah sampai di kelas, Nesya segera mendudukan dirinya di bangku miliknya. Untung saja Arga tidak sedang ada di kelas. Laki-laki tersebut tengah di panggil oleh guru pembimbing untuk olimpiade nanti.

Ia segera menutupi pipi kanannya yang sedikit membengkak akibat tamparan Jefran. Jika saja perempuan mungkin tidak akan  se bengkak ini. Tapi, ini laki-laki yang menampar dirinya. Bagaimanapun juga kekuatan perempuan dan laki-laki berbeda. Sampai akhirnya Nesya menggerai rambut miliknya dan menutupi pipi sebelah kanannya.

NesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang