chapter 15

44K 2.9K 56
                                    

Arga mengernyitkan dahinya mendengar ucapan nesya. Bagaimana dirinya bisa meninggalkan gadis itu sendirian di sini? Dirinya bukanlah orang seperti itu. Yang meninggalkan seorang gadis yang sedang sakit.

"Dan ninggali lo sendirian disini?" Tanya arga kembali dengan wajah datarnya.

"Gak papa kali kak kalo aku disini sendirian. Mending kakak pulang deh" ucap nesya membujuk arga untuk pulang.

"Lo hubungi orang tua lo baru gue balik" ucap arga yang membuat nesya tersenyum kecut.

"Buat apa ngehubungin mereka. Mereka aja gak peduli sama aku" ucap nesya lirih yang masih dapat di dengar oleh arga.

Arga yang melihat wajah nesya berubah menjadi sendu langsung mendekat dan duduk di samping brangkar nesya. Ia melihat nesya mengelap air matanya yang menetes.

"Kenapa? Kalo ada masalah lo boleh cerita sama gue kok" ucap arga dengan lembut. Jika anggota feros dan teman-teman arga melihat arga berucap lembut maka semua kan tertawa. Teman terlaknat emang*

Sedangkan arga yang melihat nesya bersedih pun arga juga ikut merasakannya. Nesya yang mendengar ucapan lembut arga seketika hatinya menghangat. Selain seseorang yang dapat membuat nesya nyaman, ia mulai merasakan juga rasa nyaman di dekat arga.

"Gak papa kalo aku cerita sama kakak?" Tanya nesya tak enak. Arga menggeleng dan tersenyum tulus. Nesya yang melihat senyum arga entah kenapa jantungnya berdebar tak karuan.

Jantung gue kok bisa deg-degan gini ya-batin nesya.

Nesya mengakui kalo arga sedang tersenyum seperti itu kadar ketampanannya bisa bertambah. arga yang melihat nesya melamun sambil melihatnya pun mengernyitkan dahinya heran.

"Gue tau gue ganteng. Tapi, ngeliatinnya gak usah gitu juga kali" ucap arga yang membuat nesya kembali tersadar apa yang ia lakukan. Seketika rasa panas menjalar dipipinya.

"Apaan sih kak, kakak kepedean deh" ucap nesya sambil melempar wajahnya ke samping agar arga tidak tau rona merah di pipinya. Tapi sayangnya arga telah melihat itu.

"Trus itu pipi lo kenapa? Habis ditampar orang" tanya arga sambil menjahili nesya.

"Gak kenapa-napa kok, cuma panas aja disini" sanggah nesya sambil mengibaskan tangannya pura-pura kepanasan. Sedangkan arga menahan tawanya agar tidak ngakak. Ia tahu bahwa nesya hanya mengelak.

"Kakak nggak pulang?" Tanya nesya mengalihkan topik pembicaraan.

"Nanti" jelas arga singkat.

"Kalo nanti-nanti kakak dicariin sama orang tua kakak lho!"

"Ini baru mau ngabarin biar gak dicariin juga" ucap arga sambil mengambil handphonenya dan menghubungi no bundanya. Pada sambungan pertama ariyani juga belum menjawab telfon dari arga. Dan pada sambungan kedua.

"Assalamualaikum, halo bang. ada apa?. Maaf tadi bunda baru di dapur"

"Waalaikumsalam, oh iya bun gak papa, arga cuma ngasih tau mungkin arga pulangnya agak malem"

"Emang mau kemana bang"

"Gak kemana-mana sih bun, ini cuma mau nunggu nesya di rumah sakit"

"Nesya yang waktu itu kita jenguk itu?"

"Iya bun"

"Lho kok masuk rumah sakit lagi? Katamu kemarin udah pulang"

"Iya kemarin udah pulang, tapi tadi jahitannya kebuka lagi bun. Jadi rawat inap lagi deh"

"Ohhh...gitu. handphonenya kasih nesya dong. Bunda mau ngomong" pinta ariyani. Arga langsung menyodorkan handphone kepada nesya. Nesya mengernyitkan dahinya sambil melihat handphone arga bingung.

"Bunda mau ngomong sama lo" ucap arga yang mengerti kebingungan nesya. Nesya yang paham langsung menerima handphone arga.

"Halo tante" sapa nesya

"Loh kok masih tante sih. Kan udah dibilangin bunda aja" ujar ariyani di seberang.

"Hehehe...nesya lupa bun"

"Kamu ini ya!. Oh iya gimana keadaannya sayang. Gak papa kan? Kalo masih sakit tuh jangan berangkat dulu. Harusnya istirahat yang cukup dirumah jangan berangkat sekolah dulu" omel ariyani.

"Nesya gak papa kok bun. Tadi tuh nesya beneran udah sehat ya, tapi karena nesya ceroboh jadi kebuka lagi jahitannya"

"Ya udah sekarang mending nesya istirahat dulu. Besok kalo udah sembuh total main ke rumahnya bunda ya cantik"

"Siap bun"

"Kalo gitu kamu istirahat dulu ya sayang. Bunda tutup telfonnya dulu. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah telfon ditutup nesya mengembalikan handpone arga kepemiliknya. arga segera menyimpan handphonenya di saku celana.

"Lo gak mau ngabarin orang tua lo dulu?" Tanya arga.

"Hah, buat apa? Peduli aja enggak" ucap nesya sambil tertawa sumbang.

"Gak mungkin, bagaimanapun mereka orang tua lo. Jadi mereka harus tahu kedaan lo nes" ucap arga. Nesya hanya diam dan memalingkan wajahnya.

"Kakak nggak tahu gimana rasanya diabaikan demi pekerjaan!! Setiap hari ditinggal dirumah. Gak ada waktu untuk ngobrol. Yang mereka pikirkan cuma uang, uang, dan uang. Gak mikir dimana anaknya yang butuh kasih sayang hiks......" jelas nesya sambil menggebu-gebu.

Arga berdiri dan langsung memeluk gadis di depannya. Arga mencoba menenangkan nesya yang sedang menangis. Ia paham bagaimana perasaan nesya walaupun dirinya tidak pernah merasakan yang namanya kekurangan kasih sayang dari orang tua.

"Gue paham gimana jadi lo. Sekarang lo gak boleh egois, coba tanya dulu gimana perasaan mereka. Mereka juga sedih pastinya. Disaat mereka pulang kerja lo malah nyuekin mereka. Coba dari sekarang lo mulai berdamai sama mereka deh" ucap arga memberi penjelasan terhadap nesya.

"A..aku-"nesya ingin mengiyakan tapi dirinya masih ragu.

"Coba dulu. Kalo lo gak bisa lo boleh lakuin sesuka lo" ucap arga memandang wajah nesya. Nesya mau tak mau melihat mata arga yang jernih. Sampai-sampai ia tak sadar jika kepalanya mengangguk.

Arga juga ikut menatap mata nesya yang masih berair. Entah kenapa ia merasa terpana dengan mata nesya. Jantungnya juga ikut berdebar dengan kencang.

Jantung gue kok cepet banget ya-batin arga.

Nesya juga merasakan hal yang sama, yaitu jantungnya berdebar dengan kencang.

Jantung gue kok sering deg-degan gini ya? Mana cepet banget lagi. Gue harus cek ke dokter deh. Siapa tahu ada kelainnan jantung gue-batin nesya.

Seketika kesadaran mereka telah kembali. Arga langsung berdiri menjauh dari nesya dan berdeham kecil untuk menghilangkan suasana canggung. Sedangkan nesya menjadi salah tingkah.

Apa yang gue lakuin barusan-rutuk arga.

Arga meruntuki sikapnya yang ia perlihatkan kepada nesya. Hilang sudah sikap cool dan dinginnya di hadapan nesya. Namun, entah kenapa arga kalau sikapnya berbeda terhadap nesya.

"Em..aku mau tidur dulu kak. Kalo kakak mau pulang silahkan" ucap nesya mencoba menghilangkan salah tingkahnya dengan tidur. Arga yang sedang melamun kembali tersadar dan berdeham membalas ucapan nesya.

♥●♥●♥●♥●♥●

Hai, hai, hai....
Saya up lagi nih:D

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak berupa bintang ya setelah membaca.

Dan jangan lupa untuk FOLLOW, BINTANG DAN KOMEN YA.

TERIMA KASIH

SELAMAT MEMBACA SEMUA

NEXT~

NesyaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora