chapter 14

43.3K 2.9K 32
                                    

Perdebatan nesya dan giska sudah menjadi tontonan sejak awal. Dan sekarang semua terkejut melihat nesya terdorong dan perutnya mengeluarkan darah.

Arga bersama temannya juga ikut menyaksikan kejadian tersebut. Dan saat nesya terdorong dan perutnya mengeluarkan darah. Arga segera maju menerobos kerumunan didepannya. Lalu, ia menghampiri nesya.

"Ayo gue anter ke rumah sakit" ucap arga dengan muka khawatirnya dan membuat semua orang terkejut dengan ekspresi arga saat ini.

"Bentar. Akh.." ucap nesya sambil meringis.

"Ini kok bisa berdarah, seharusnya lo tuh istirahat dirumah kalo belum pulih. Lah ini malah udah berangkat kebukan jahitan lo" ucap arga dengan nada sewot.

"Ck, kalo mau bantuin yang ikhlas dong ga usah pake sewot gitu" decak nesya sambil menahan rasa sakitnya yang ada di perut.

"Ya lo sih dibilangin ngeyel" ucap arga. Nyesel gue ngira udah baik-baik aja nih cewek-batin arga

Giska yang melihat dua sejoli sedang berbincang pun menjadi geram. Ia dengan segera menghampiri mereka.

"Sayang, ih...ngapain ngebantuin cewek udik sih. Biarin aja lah" ucap giska manja sambil memeluk arga dari samping. Arga yang dipeluk tersebitblangsung menyentak tangan giskan.

"Minggir deh lo, sampai kapan pun gue gak akan jadi pacar lo. Jadi stop manggil gue sayang. JIJIK tau gak dan lo ngapain sih pake ngedorong nesya" ucap arga sinis. Giska yang ditolak seperti itu tidak menyerah.

"Kok kamu gitu sih yang, aku kan pacar kamu dan ngapain juga kamu malah ngebela dia daripada aku yang jelas-jelas pacar kamu" ucap giska dengan nada centilnya dan masih tetap memeluk arga. Arga yang sudah sangat marah karena kelakuan giska mendorong gadis tersebut sampai giska terduduk di tanah.

"GUE BILANG MINGGIR TU YA MINGGIR!!. LO ITU PAHAM BAHASA MANUSIA GAK SIH, GUE ITU BUKAN PACAR LO DAN SAMPAI KAPAN PUN GUE BUKAN PACAR LO. ORANG KAYA LO ITU MENJIJIKAN TAU GAK!! APALAGI TINGKAH LO YANG KAYA JALANG" bentak arga yang membuat seluruh penghuni kantin bergidik ngeri mendengar bentakan arga yang dianggap sangat menakitkan. Sedangkan wajah giska sudah pucat pasi, ia tidak menyangka arga akan semarah itu terhadapnya.

Giska sudah menangis tersedu-sedu dan keluar dari kantin yang diikuti oleh fresta dan lainnya. Ia merasa malu karena perkataan arga. Nesya yang mendengar hal tersebut malah tersenyum kecil. Ia tersenyum senang melihat adegan didepannya.

Arga berbalik dan melihat keadaan nesya. Ia melihat perut nesya yang masih mengeluarkan darah. Tanpa basa-basi arga menggendong nesya tanpa permisi. Nesya yang digendong arga pun tekejut dan sempat memberontak.

"Kak turunin! Aku bisa jalan sendiri kok. Turunin deh kak!" Ucap nesya sambil memukul dada arga.

"Diem aja daripada luka lo makin parah" ucap arga sambil memandang nesya dengan tatapan tajamnya. Nesya yang ditatap seperti itu langsung terdiam.

Biasa aja kali tatapannya, kaya mau ngebunuh orang aja-batin nesya sambil mendengus kesal. Akhirnya gadis tersebut hanya terdiam pasrah di gendongan arga dan menahan rasah perih yang masih menjalar diperutnya.

♥♥♥♥♥

"Gimana dok sama teman saya?" Tanya arga setelah dokter keluar dari ruangan.

"Teman anda tidak apa-apa. Mungkin karena terkena benda tumpul tepat dijahitannya membuat jahitannya terbuka kembali. Tapi, anda tenang saja. Saya sudah menjahit kembali dan jangan sampai teman anda melakukan kegiatan yang bisa membuka kembali jahitannya" jelas dokter yang langsung diangguki oleh arga.

"Terima kasih dok" ucap arga yang dibalas senyuman dokter. Setelah dokter pergi dan arga hendak memasuki ruangan. Seseorang memanggil arga.

"Arga" arga yang merasa dipanggil pun menolehkan kepalanya ke samping dan melihat refa, deka, dan nanda yang sedang berlari menuju arahnya.

"Gimana keadaannya nesya?" Tanya nanda yang khawatir dengan temannya tersebut. Ia tadi pergi ke toilet sebentar dan ketika hendak kembali ke mejanya, ia melihat arga yang menggendong nesya dan perutnya mengeluarkan darah. Ia melihat refa dan deka yang hendak menyusul arga tapi langsung dihentikan oleh nanda dan bertanya apa yang terjadi. Dan akhirnya pun refa dan deka menjelaskan kepada nanda. Dan akhirnya gadis tersebut ikut menyusul arga dan nesya ke rumah sakit.

Arga menghela nafas sebentar dan menceritakan keadaan nesya yang baru saja selesai ditangani oleh dokter. Akhirnya mereka semua ikut masuk kedalam ruangan nesya dan melihat nesya yang sedang menatap mereka.

"Heh! Kok lo gak ngasih tau gue sih kalo lo sakit sampe harus di jahit segala" marah nanda yang merasa dibohongi oleh nesya. Nesya yang dimarahi oleh nanda hanya diam menunduk.

"Maaf. Aku gak mau ngebuat nanda khawatir sama aku" ucap nesya sambil memandang nanda menyesal. Nanda yang awalnya marah menghela nafas dengan kasar.

"Gue maafin. Tapi, lain kali kalo lo nyembunyiin kaya gini lagi gue bakal marah sama lo" ucap nanda yang diangguki oleh nesya sambil tersenyum manis. Sedangkan arga, refa, dan deka hanya menonton apa yang dilakukan oleh dua perempuan di depannya.

"Halahh sok perhatian lo nan" cibir deka yang dihadiahi tatapan sinis deka.

"Sewot banget sih lo. Lagian gue juga gak ngajak ngomong sama orang jelek kaya lo" balas nanda.

Deka yang mendengar balasan nanda tak terima langsung menyahut" sekate-kate lo bilang gue jelek. Heh! Asal lo tau ya. Gue itu pangeran tertampan di dunia ini" ucap deka penuh percaya diri sambil menyibak jambulnya kebelakang.

Nanda ingin muntah rasanya mendengar ucapan deka dan tetap membalas ucapan deka. Sedangkan arga asik bermain ponsel dan menghiraukan dua orang yang terus beradu argumen tersebut. Sedangkan refa dan nesya asik mengobrol tanpa mengindahkan perdebatan orang aneh.

Tak terasa jam menunjukan pukul 17.30 wib. Refa, deka, dan nanda telah pulang sejak sejam yang lalu dengan deka dan nanda yang diseret oleh refa keluar karena masih tetap beradu argumen selama 2 jam. Gak pegel tuh mulut? wkwkwkw:v*

Saat ini arga tengah menunggu nesya bangun dari tidurnya. Saat ini nesya masih harus rawat inap karena jahitannya masih baru. Awalnya ia hendak menghubungi orang tua nesya tapi ia tidak mengetahui no orang tua nesya. Arga tadi lupa tidak meminta no orang tua nesya kepada refa karena ketika nesya mengalami insiden penusukan waktu itu, refa lah yang menghubungi orang tua nesya. Entah dari mana refa mendapatkan no orang tua nesya arga pun tidak tau.

Arga menolehkan padangannya dari handphone ketika mendengar suara lenguhan. Ia melihat nesya yang sudah bangun. Nesya menyapukan pandangannya ke samping ketika dirinya merasa ditatap oleh seseorang. Nesya terkejut melihat arga yang masih menunggunya.

"Kakak ngapain gak pulang?" Tanya nesya heran melihat arga masih duduk di sofa.

♥●♥●♥●♥●♥●

Uhuyyy saya up dua kali nih hari ini.

Jangan lupa untuk selalu follow, bintang, dan komennya ya guys.

Terima kasih

Selamat membaca semua

Next~

NesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang