Bagian 5 : Gadis Kecil

10.8K 1.1K 38
                                    

Salena baru saja tiba di tempat kerjanya setelah mengantar Odit ke bandara. Sahabatnya itu telah kembali setelah lima hari berada di kota ini.

Tersenyum tipis menyapa para karyawan yang ia lewati.

Lalu menyimpan barang-barangnya di loker yang tersedia.

Saat masuk ke ruangan yang khusus untuk para karyawan yang bekerja sebagai pemandu wisata, ia mendengar suara jeritan tangis anak kecil.

Mita yang sudah berada lebih dulu di ruangan tersebut langsung memberinya kode untuk duduk.

"Siapa?" tanyanya pada Mita.

Mita tidak langsung menjawab, lebih dulu melirik ruangan asal suara anak kecil menangis tersebut. Ruangan atasannya. Lalu menatap Salena.

"Anaknya Pak Rehan. Dari tadi nangis gak mau berhenti."

Salena mengangguk pelan merespon perkataan Mita.

"Kasihan aku dengar tangisannya.".

"Duh, Pak Bos kayaknya butuh bantuan buat tenangin anaknya," sahut salah seorang yang berada di antara mereka.

"Kalau berhasil siapa tau saja bisa jadi ibunya," sambung yang lain yang mendapat sorakan dari yang lainnya, apalagi Mita.

Salena hanya tertawa pelan.

Memang atasan mereka seorang single parent. Istrinya meninggal lima tahun yang lalu akibat pendarahan. Hingga saat ini belum menikah lagi dan tidak pernah melihat atasan mereka dekat dengan wanita lain.

Atau mungkin karena friendly, jadinya mereka tidak tau wanita mana yang saat ini dekat dengan atasan mereka itu.

Pintu berkaca buram tersebut terbuka membuat sekumpulan penggosip memisahkan diri.

Rehan keluar tidak sendirian. Di gendongannya terdapat seorang gadis kecil yang sesenggukan. Menyembunyikan wajahnya di pundak sang ayah.

Para wanita yang melihat itu, menjerit dalam hati melihat pemandangan hot Daddy.

Rehan yang mengenakan celana bahan berwarna hitam dipadukan kemeja putih yang melekat di tubuhnya yang atletis. Tentunya dengan otot yang tidak berlebihan.

"Saya bisa minta tolong?" Suaranya yang berat membuat para karyawati semakin berhalusinasi. Berfantasi tentang Pak bos mereka.

"Minta tolong apa Pak?" Di antara mereka, Keisha langsung menyahut membuat Mita mendelik tidak suka pada wanita centil itu.

"Jaga Kiara dulu. Saya mau rapat sebentar."

Mendapat peluang, Keisha langsung mengangguk. Beringsut maju mendekati Rehan dan Kiara membuat yang lainnya menghela nafas iri.

"Ayo Dek cantik sama Kakak, kita main sama-sama." Bujuk Keisha dengan suara dimaniskan dan dilembutkan.

Mita yang melihat itu memutar bola mata malas lalu berbisik pada Salena, "Len, kamu punya kantok plastik?"

Bersahabat dengan Nasha, Viora dan June yang tukang julid membuat Salena paham maksud Mita. Ia terkikik. Pasti Mita ingin muntah karena sikap sok lembut dan manis Keisha yang terkenal sinis.

"Gak!!!" Suara Kiara melengking, enggan melepaskan leher Rehan. Memeluk Ayahnya dengan erat.

"Bentar aja Nak. Ayah mau kerja dulu," ujar Rehan lembut.

"Gak mau!! Gak mau!!"

Kali ini Mita tertawa hingga beberapa pasang mata menatapnya. Menertawakan Keisha yang kikuk. Pun Rehan menatapnya membuatnya menyengir kaku lalu mengangkat tangan kanan Salena membuat wanita itu mengernyit heran.

Bittersweet DivorceDonde viven las historias. Descúbrelo ahora