Bagian 14 : Chat Tak Terbalas

7.2K 918 32
                                    

Salena mengernyit heran, sekaligus penasaran saat Rehan memanggilnya ke ruangan pria itu, padahal masih pagi. Ada perlu apa pria itu memanggilnya?

Mengetuk pelan pintu di depannya, ia mendengar suara Rehan yang menyuruhnya masuk.

Masuk ke dalam dan duduk di kursi hadapan Rehan. "Ada apa, Pak?"

Rehan menegakkan kepala balas menatap Salena. Hanya diam dengan tatapannya yang intens membuat Salena tersenyum kikuk.

"Em... gimana kerjaan kamu di bagian administrasi? Oke, kan?"

Meski heran, Salena tetap menjawab Rehan. "Iya Pak."

"Karyawan di bagian sana bikin kamu nyaman, kan?"

"Iya Pak." Lalu Rehan diam lagi. Kembali menatap Salena dengan intens. "Ke-kenapa ya, Pak?"

"Gak pa-pa kok. Saya cuma nanya aja." Rehan mengukir senyum tipis. Sementara itu Salena mengerjap lambat. Semakin heran menatap bosnya.

"Oh itu aja Pak? Saya boleh balik bekerja?"

"Iya. Silahkan." Rehan mempersilahkan Salena keluar. Salena pun pamit. Berdiri dari duduknya. Sebelum mencapai pintu  ia dipanggil membuatnya menoleh.

"Kenapa Pak?"

"Kenapa chat saya kemarin gak dibalas? Kamu marah?" Malam saat Salena lebih memilih pulang dengan mantan suami, membuat Rehan gelisah hingga tidak bisa tidur. Bahkan mengirim chat ke  Salena beberapa kali, juga menelepon, tapi sama sekali tidak ada balasan dan teleponnya tidak dijawab. Hingga akhirnya ia menyerah. Mengira Salena marah. Tapi, ia pun tidak tau jika memang Salena marah, apa penyebab wanita itu marah. Ia tidak melakukan kesalahan apapun.

Sementara itu Salena di tempatnya berdiri, mengernyit heran. Chat dari Rehan?

Tidak ada yang masuk.

Apa Rasya yang menghapusnya? Karena saat berada di club, ia ke toilet menitipkan tasnya pada Rasya. Karena memang ponselnya tidak memakai sandi ataupun pola untuk membuka kuncinya.

"Kalau kamu gak mau jawab gak pa-pa kok. Kamu bisa kembali bekerja."

Pada akhirnya Salena hanya mampu mengangguk pelan, kembali lagi melangkah dan saat hendak membuka pintu, Rehan kembali memanggilnya.

"Kamu mau makan malam di rumah saya, Len?"

***

Meski Rehan ingin menjemput, tapi Salena menolak. Jadi, Salena sendiri yang pergi ke rumah Rehan. Heran karena rumah tersebut kelihatan sepi.

Saat pintu terbuka, Rehan terlihat. Mengukir senyum manis padanya. Yang ia balas dengan hal serupa.

Masuk ke dalam rumah tersebut. "Pak, kok rumah Bapak sepi? Yang lain ke mana?"

Langkah Rehan berhenti, otomatis Salena juga. Pria itu mengernyit heran menatap Salena. "Yang lain? Siapa maksud kamu?"

"Karyawan yang lain, Pak." Rehan semakin heran sekaligus bingung.

"Bapak gak undang mereka?"

Barulah Rehan mengerti dan tawanya keluar. Kenapa Salena begitu menggemaskan dengan sikap tidak peka wanita itu?

Memang, Rehan kerap mengundang para karyawan untuk makan bersama. Baik itu di restoran atau di rumahnya. Tentu lewat grup chat, ia mengundang mereka. Harusnya Salena tau akan hal itu.

Padahal ia mengundang Salena makan malam di rumahnya secara langsung. Tidak kah wanita itu peka?

"Saya cuma ngundang kamu," ujar Rehan menatap intens Salena.

Bittersweet DivorceWhere stories live. Discover now