Tracks 29_

58 25 45
                                    

"Ah, oppa! Kenapa pula kau harus berkata seperti itu!"

Aku pun langsung menggadahkan kepalaku melihat ke arah suara itu berasal. Ternyata benar, itu suara Hyerim! Sedari tadi aku menunggunya di depan kantor dengan gelisah. Bagaimana tidak?! Aku menemukan missed callnya sebanyak 5 kali. Bisa-bisanya baterai ponselku habis disaat Hyerim membutuhkanku.


Tapi.. bukankah itu Jeonghan?! Kenapa mereka bisa kembali bersama? Aku pun segera menghampiri mereka.


"Hyerim-a!" teriakku dari kejauhan dengan khawatir. Gadis dengan jaket flannelnya itu langsung melihat padaku, begitu juga dengan Jeonghan. Aku menambah kecepatan langkahku ke arah mereka.

"Hyerim gwenchana? Ada apa? Kenapa kau menghubungiku?" tanyaku bertubi-tubi karena khawatir tapi Hyerim menatapku dengan kesal. Ya, aku tau aku salah karena tidak bisa dihubungi.

"Yak! Oppa kenapa kau tidak dapat dihubungi?! Aku- aku.." kata Hyerim terlihat marah padaku, tapi itu tidak terjadi lama. Tiba-tiba matanya terlihat berkaca-kaca dan tubuhnya melemas. Bahkan ia tidak mampu melanjutkan kalimatnya. Aku segera meraih pundaknya dan memeluknya erat, mengabaikan Jeonghan yang menatap kami dalam diam.



"Aku takut sekali oppa..."



Aku memeluknya semakin erat dan menepuk-nepuk pundaknya lembut. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi, tapi aku yakin pasti hal buruk telah terjadi. Aku tidak pernah melihat Hyerim serapuh ini, terkadang beberapa orang yang terlihat kuat hanya untuk menunggu bom waktu yang dipegangnya meledak.

Karena pada dasarnya tidak ada manusia yang sepenuhnya kuat, mereka hanya tidak mau terlihat lemah.

Kami bertiga pun akhirnya menuju cafetaria kantor kami, untuk menenangkan Hyerim. Jeonghan membeli beberapa minuman untuk kami, sedangkan aku dan Hyerim memilih untuk duduk terlebih dahulu menunggu Jeonghan.

Tak sampai 3 menit Jeonghan sudah kembali dengan membawa 3 latte hangat. Aku pun menyerahkan salah satu latte itu pada Hyerim dan dia pun meminumnya selagi menenangkan diri. Jeonghan juga daritadi belum membuka suara sama sekali, aku pikir memang ada sesuatu yang buruk terjadi.


"Maaf,"


"Maaf karena aku terlihat seperti ini," kata Hyerim menundukkan kepalanya tak ingin terlihat olehku dan Jeonghan. Aku mengerti, pasti sesuatu sangat mengganggunya hingga membuatnya frustasi seperti itu. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan itu, dia tidak perlu meminta maaf.

"Kau tidak perlu meminta maaf. Tidak ada yang salah soal itu, tapi bolehkah aku tahu apa yang terjadi?" tanyaku penasaran. Karena jujur aku tidak bisa menerka-nerka apa yang terjadi, ditambah dengan hadirnya Jeonghan. Jeonghan tampak menatap Hyerim sebentar, memastikan ia dapat bercerita atau tidak.

"Tadi Hyerim bertemu dengan pria yang bernama Min Jae Ha," kata Jeonghan setelah mendapatkan ijin dari Hyerim tadi. Ia pun mulai bercerita mulai dari pria bernama Jaeha itu terlihat berdebat dengan Hyerim, mencengkramnya dengan kasar, hingga Jeonghan yang berpura-pura menjadi pacar Hyerim.

"Aku tak tahu mereka ada masalah apa, tapi pria itu mencengkram Hyerim kuat jadi aku menghampiri mereka dan mengatakan Hyerim adalah pacarku,"kata Jeonghan menutup ceritanya. Sudah kuduga pria itu akan bertindak lebih jauh lagi, feelingku tepat sasaran. Tapi sepertinya mereka bukan hanya meninggalkan kesan yang buruk satu sama lain, bisa dikatakan lebih buruk dari itu. Karena Hyerim bisa sampai ketakutan seperti itu, walau aku yakin di hadapan pria itu ia akan berpura-pura berani.

Parallel Tracks_ [END]Where stories live. Discover now