31. KESALAHAN AKSEN

16.3K 991 2
                                    

Jangan lupa bayar parkir dulu sebelum baca...
Pencet tombol bintang di pojok kiri bawah....
Penuhi part ini dengan komen kalian....

Satria mencomot gorengan yang ada di meja. Gorengan Gavin yang tadi dipesannya menggunakan uang Aksen.

Aksen duduk bersama Devan di bangku panjang disebelah mereka.

"Bang, gue lihat akhir-akhir ini Laura kalem banget. Lo apain?" Tanya Teo setelah meneguk minuman kaleng yang baru ia ambil dari kulkas. Setelah tragedi kebakaran malam itu, Wabisem kini tampak berbeda. Ada kulkas mini di sana. Tak hanya kulkas mini, kini Wabisem juga dilengkapi dengan Wi-fi yang bisa digunakan oleh semua orang. tentu saja itu semua sponsor dari Aksen.

Devan mengangkat kedua bahunya. "Gue kasih pelajaran dikit." Jawabnya.

"Halah, sok-sok an ngasih pelajaran. Nilai matematika aja masih telur ayam." Sahut Satria.

Bibir Devan menipis, "Bukan itu maksudnya pe'a!."

"Gue larung juga lama-lama nih anak. Dah lah, ngomong sama teman lo emang mancing. Ngajak gelud vibe-nya." Pasrah Devan.

"Bang Bayu mana, Bang? Kok gak sama lo? Kan lo berdua kembara kembar jenglot."

"Kayak gak tau aja lo, biasah orang bucin. Udah beberapa hari ini dia nungguin Jeyna latihan karate."

Memang Bayu selalu menemani Jeyna saat cewek itu latihan karate. Meskipun Jeyna tak memintanya  Bayu dengan senang hati menunggu sampai mengantarkan Jeyna pulang. Ya walau kadang kena sepak.

"Gue dennger-denger lo ribut sama Tania? Kenapa sih?" Tanya Devan pada adik kelasnya itu. Aksen bungkam, tidak menjawab Devan. Bahkan untuk meresponnya saja enggan. Mengingat nama Tania memutar ingatannya pada pertengkaran mereka akhir-akhir ini.

"Ekhemm... Bi Semi, Satria pesen mi rebus ya, satu. Jangan lupa pakai telur ceplok juga." Teriak Satria dari luar Wabisem. Ia berusaha mengalihkan topik pembicaraan menyadari kalau bukan saatnya untuk menyinggung masalah itu.

"Hutang kamu yang kemarin belum dibayar Tria!."

Gavin hampir menyemburkan air yang barusan diminumnya. "Anjirrr....! Tria! HAHAHAHA"

"Bi Semi jangan panggil Tria dong! Kesannya letoy banget." Teriak Satria lagi. Ia kesal karena semua orang kini menertawakannya karena panggilan dari Bi Semi barusan.

Baru sepersekian detik mereka tertawa, mereka dikejutkan dengan orang yang tiba-tiba menarik dan memukul Aksen. Aksen yang tak siap pun dibuat mundur beberapa langkah karenanya.

"ANJING! ADA MASALAH APA LO?!" Teriak Aksen.

Devan, Gavin, Satria, dan Teo pun ikut bangkit menghampiri Aksen.

Aksen menatap marah pada orang yang tadi memukulnya. Tak berbeda dengan Kevin yang juga mentap Aksen dengan marah.

"Mau ngajak ribut lagi?" Tanya Satria seraya melipat ujung lengannya.

"Tanyain sama ketua lo itu! Dimana dia sembunyiin Tania!."

Devan mengernyit bingung, "Maksud lo apa?"

"Nggak usah banyak bacot! Lo kan yang nyembunyiin Tania?!"

"Gua gak tau sama sekali apa maksud lo Bangsat! Dia gak ada sama gue!."

Gavin menatap Aksen dengan pandangan bertanya, "Sen?"

Aksen menggeleng dengan tegas, "Gue gak tau. Lo semua juga lihat sendiri kan, gue langsung ke sini pulang sekolah. Gue bahkan gak ketemu sama Tania."

AKSENIOWhere stories live. Discover now