40. I FOR YOU (END)

27.7K 1.3K 164
                                    

Kayaknya ini part terpanjang yang aku tulis...

Jangan lupa vote dan comment untuk last part ini.....





Tania memasang sabuk pengaman setelah tubuhnya duduk di kursi penumpang di samping kursi kemudi. Ia tidak tau Aksen mau membawanya ke mana malam ini. Yang jelas, cowok itu tadi menyuruhnya bersiap-siap.

Dress berwarna biru muda melekat apik di tubuhnya. Rambut lurusnya ia biarkan tergerai.

Aksen juga terlihat memakai kemeja hitam yang digulung sampai siku. Dengan celana bahan yang berwarna senada. Biar Tania katakan, Aksen ini menyukai warna-warna gelap seperti warna hitam. Ia juga jarang melihat Aksen memakai baju berwarna terang.

"Coba jawab, kita mau ke mana?" Tanya Tania pada Aksen yang sedang fokus menyetir.

Aksen menoleh sekilas pada Tania, "Hari ini Mama ulang tahun, jadi kita ngadain pesta kecil-kecilan di rumah." Jawabnya lalu kembali fokus pada jalanan di depannya. Untuk merayakan bertambah usianya wanita yang sudah melahirkannya, ia dan Rigel membuat pesta kecil-kecilan. Meskipun awalnya Arkan tidak setuju, tapi ia dan Rigel memaksa pria itu.

Bukan, bukannya Arkan tidak mencintai atau tidak peduli dengan Risa. Melainkan Arkan ingin merayakan ulang tahun Risa dengan menghabiskan waktu berdua--honeymoon untuk yang kesekian kalinya. Yang dengan terang-terangan ditentang oleh Aksen dan Rigel. Ingat umur, kata mereka.

Tania memukul ringan lengan Aksen. "Kok kamu gak bilang? Mana aku gak bawa hadiah apa-apa lagi. Kamu tuhh..." Omelnya. Tidak enak jika dia tidak membawa apa-apa untuk Risa.

"Gak usah bawa apa-apa. Kamu datang aja Mama udah seneng Tan."

"Tetap aja Sen, aku gak enak kalau datang cuma dengan tangan kosong." Tania menggigiti kukunya. "Kita mampir dulu ya? Beli sesuatu buat tante Risa."

Aksen meraih tangan kanan Tania--menggenggamnya erat. Satu tangannya ia gunakan untuk mengemudi. "Percaya deh, Mama bakal ngira kalau dia malah ngerepotin kamu. Gak usah Tania."

"Tapi kan....."

"Kalau mau kasih hadiah ke Mama, gimana kalau kamu jadi menantunya aja? Nikah sama aku gitu. Pasti seneng Mama mah."

"Dih, itu mah maunya kamu!"

Tawa Aksen memenuhi mobil mendapat balasan seperti itu dari Tania. Memang sih itu maunya, tapi ia yakin kok, Mamanya juga pasti suka.

"Akhir-akhir ini aku lihat, kamu sering ketawa ya?" Tania memperhatikan Aksen yang jauh berkali-kali lipat lebih tampan saat tertawa seperti ini.

"Memang dulu aku jarang ketawa?"

"Jarang aja gitu liat kamu ketawa. Seringnya lihat muka kamu yang kayak patung."

"Patung? Mana ada patung setampan aku?"

Tania melirik Aksen sinis, "Ternyata bisa narsis juga ya?"

Aksen mengangkat kedua alisnya merespon Tania.

-o0o-

Setelah menghabiskan beberapa menit di jalanan. Mobil Aksen memasuki pekarangan rumahnya yang ternyata juga dihias sedemikian rupa. Banyak mobil berjejer di sana.

Dari mereknya, bisa Tania tebak harga mobil-mobil itu berkisaran diangka 1 miliar.
Otak Tania blank seketika memikirkan seberapa kayanya keluarga Aksen.

Mereka berdua berjalan memasuki rumah Aksen. Saat sudah melewati pintu, Tania mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah Aksen.

AKSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang