11. BEDA DARI BIASANYA

16.7K 1.3K 10
                                    

Aksen menatap dengan heran cewek yang tengah duduk berseberangan dengannya. Memang tidak ada yang aneh dengan cara makan cewek itu. Tapi keterdiaman cewek itu sejak tadi sedikit mengganggunya.

Ia jadi berpikir, apakah ia terlalu berlebihan memperlakukannya?

"Lo kenapa?" Tanyanya yang sudah tidak tahan dengan diamnya Tania.

Tania mendongak, ia tak menjawab. Sebagai gantinya, ia mengangkat kedua bahunya dan kembali menyuapkan nasi goreng yang tadi dipesannya menggunakan uang Aksen.

Aksen sedikit mengacak rambutnya. Sungguh, ia tidah tahu apa yang harus ia lakukan saat menghadapi cewek yang sedang dalam mode kesal?.

Ia bahkan tak bisa mengartikan keterdiaman Tania. "Gue ada buat salah sama lo?" Tanyanya lagi. Ia bahkan tak mempedulikan nasi gorengnya yang sudah dingin.

"Gak, kalau lo udah selesai---" Tania menunjuk piring Aksen yang masih tidak tersentuh dengan dagunya, "Gue mau balik ke kelas" sambungnya.

Aksen diam menatap Tania. Apa mungkin cewek ini sedang pms?

"Oke, gue ke kelas sekarang" Tania bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu kantin.

Aksen ikut berdiri dan mengikuti Tania dari belakang. Entahlah, hatinya merasa tidak senang dengan Tania yang mendiaminya seperti ini. Ia meraih pergelangan tangan Tania dan membuat gadis itu menghadapnya.

"Pliss, gue gak tau gue salah apa. Tapi tolong jangan diemin gue kayak gini." Katanya.

Tania dibuat bingung dengan tingkah Aksen. Kemarin cowok itu yang bilang supaya tidak terlalu berharap dengannya, tapi sekarang tingkah cowok itu membuatnya kembali berharap.

Jujur, dia masih ingat perkataan Aksen kemarin yang ternyata membuat hatinya sedikit tersentil.

Ia melepaskan tangan Aksen dari tangannya, "Lo nggak ada salah apa-apa. Dan gue gak kenapa-kenapa." Jawabnya.

Lalu ia berbalik untuk melanjutkan tujuannya yang ingin pergi ke kelasnya yang masih ada di ujung. Baru lima langkah, suara Aksen menghentikannya.

"Pulang bareng gue"

Ia sedikit menoleh tanpa berbalik badan sepenuhnya. "Gue pulang sama Kirana" Jawabnya.

"Kalau nanti sore, lo bisa temenin gue ke rumah sakit?" Lagi, Pertanyaan Aksen menghentikannya sebelum ia kembali melangkah.

"Gak bisa, gue ada urusan" setelah menjawab Aksen. Ia pergi meninggalkan cowok itu tanpa menunggu jawaban dari Aksen.

Melihat respon yang diberikan Tania, membuatnya reflek memukul dinding di sampingnya. "Sial! Kenapa gue sekesal ini?!" Katanya dengan penuh emosi.

-o0o-

"Gue rasa lo ada buat salah deh sama dia." Vonis Satria. Cowok itu masih terbaring di ranjang rumah sakit. Dokter mengatakan kalau Satria perlu dirawat selama tiga hari. Dan hal itu membuatnya merasa sedih. Bukan, bukan karena ia harus dirawat, melainkan karena kurun waktu yang dianjurkan sangat singkat. Coba kalau seminggu, ia tidak perlu repot-repot mengikuti pembelajaran yang menurutnya membosankan.

"Coba lo tanya sih, repot amat" sahut Teo yang sedang mengupas jeruk.

"Udah gue tanya. Dia bilang nggak ada masalah apa-apa."

AKSENIOWhere stories live. Discover now