Bab 8 (Di Tempat Djanga)

67 14 2
                                    

DENGAN mata menyala-nyala, Ndula mengacungkan laras pistolnya lurus-lurus ke arah Jupiter.

"Hanya ada satu kemungkinan kenapa kau bisa mengetahui segala hal itu," kata orang Nanda itu dengan geram. "Hanya ada satu kemungkinan kenapa kau bisa tahu siapa kami. Kau bekerja sama dengan penculik- penculik itu! Kau mata-mata mereka!"

"Tenang, Adam," kata orang yang bernama MacKenzie. Suaranya tenang, tapi sorotan matanya menusuk. "Nah, Anak muda, bagaimana keteranganmu? Dari mana kau sampai bisa tahu begitu banyak tentang kami?"

"Sebenarnya gampang saja, Mr. MacKenzie," kata Jupiter dengan gaya yang sangat tenang. "Saya bukan mata-mata, dan juga tidak tolol. Jika saya bekerja sama dengan para penculik itu, saya takkan begitu tolol dan membuka rahasia sendiri."

"Teruskan." Ndula menatapnya dengan pandangan menyelidik. "Jelaskan maksudmu dengan kata gampang tadi," ujar MacKenzie.

"Baiklah," kata Jupiter. "Pertama-tama, ketika berada dalam kekuasaan para penculik itu, saya mendengarkan percakapan mereka. Logat mereka asing, dan nampaknya mereka menyangka saya ini seorang remaja bernama Ian, anak salah seorang tokoh penting bernama Sir Roger. Setelah saya berhasil meloloskan diri, kemudian kami kembali ke tempat di mana saya tadi ditawan oleh para penculik. Di sana kami menemukan ini-" Jupiter mengacungkan taring kecil yang terbuat dari gading dan dengan ikatan dari emas. "Worthington, supir kami, merasa yakin bahwa benda ini berasal dari Afrika. Ia juga merasa pasti bahwa para penculik itu berbicara dengan logat orang-orang yang berasal dari salah satu daerah jajahan Inggris di Afrika."

MacKenzie mengambil perhiasan dari gading itu lalu mengamat-amatinya. Setelah itu disodorkannya kepada Ndula. Orang itu menggeleng.

"Kami memiliki perpustakaan yang sangat bermutu di Rocky Beach sini," kata Jupiter melanjutkan penjelasannya. "Saya tidak memerlukan waktu yang terlalu lama untuk mengetahui bahwa Nanda, suatu daerah jajahan Inggris, perdana menterinya bernama Sir Roger Carew, dan saat ini negeri itu sedang mengalami perjuangan kemerdekaan. Para penculik itu jelas merupakan lawan Sir Roger yang berniat menyandera Ian untuk dijadikan alat agar perdana menteri itu terpaksa mengikuti kemauan mereka. Dengan begitu mereka mestinya anggota kelompok kulit putih radikal yang menentang rencana Sir Roger mengenai masa depan negeri itu. Lalu karena Anda berdua juga berbahasa Inggris dengan logat asing, dan karena Anda berdua berlainan warna kulit tapi bekerja sama, maka mudah saja bagi saya untuk menarik kesimpulan bahwa Anda berdua ini pengikut Sir Roger Carew!"

"Wah, ternyata memang gampang sekali," kata Pete kagum.

"Betul, jika yang memberi penjelasan Jones ini," kata MacKenzie sambil tersenyum, lalu melirik Ndula. "Puas, Adam?"

"Ya," kata Ndula. Ia mengembalikan pistol ke sarungnya yang terselip di bawah ketiak. "Ketiga remaja ini nampaknya jujur."

"Dan detektif yang baik," kata MacKenzie menimpali. "Kurasa itulah yang hendak dipamerkan pemuda Jones ini dengan penjelasannya, ya?" Jupiter nyengir, sementara mukanya menjadi merah.

"Menurut perasaan saya, peragaan kemampuan untuk melakukan penyelidikan mungkin ada gunanya."

"Ya, bahkan sangat berguna," kata MacKenzie. "Kami baru kemarin tiba di Rocky Beach, dan membaca tentang kasus penculikan itu dalam surat kabar petang. Ketika kami melihat fotomu, kami langsung tahu apa yang terjadi. Surat kabar itu menyebutkan hubunganmu dengan Trio Detektif. Karenanya pagi ini kami lantas melakukan penyelidikan sedikit. Ternyata kalian bertiga ini benar-benar detektif. Tapi peragaan kemampuan secara langsung masih lebih baik daripada hanya kata-kata, ya?"

Jupiter mengangguk, lalu dengan bergaya disodorkannya kartu nama Trio Detektif. Kedua warga Nanda itu membaca tulisan yang tertera pada kartu itu:

TRIO DETEKTIF

(28) TRIO DETEKTIF: MISTERI KEMELUT KEMBARWhere stories live. Discover now