10. Suami Sehangat Microwave

61.2K 5.7K 324
                                    

Kemarin ada beberapa yang salfok sama Dio dan Vio. Fyi, mereka debut lho di novel Just Wina versi cetaknya nanti. Lumayan tuh ada beberapa part kebucinan Dio selama dua puluh tahun sama Vio, sampai berantem sama Papinya segala yang sebelas dua belas. Wkwkwk🤭

Buat yang penasaran, tapi emang harus penasaran sih, jangan ketinggalan info PO-nya ya, coz novel Just Wina cuma sedia pas PO saja, nggak bakal ada stok🥰🥰🥰

Happy reading.....




❤❤❤❤❤







Mendengar deru mobil yang sudah sangat dihafal, Aira beranjak dari duduknya lalu merapikan rambutnya sembari mengadap cermin di ruang tamunya.

Lalu Daffa masuk, Aira menghampirinya hendak menciun tangan suaminya, namun Daffa malah menarik tangan Aira dan memeluknya sembari berucap, "Aira, sayangku, cintaku, kasihku, bidadari surgaku..."

Aira langsung melepaskan diri dari pelukan Daffa dan menatap pria di depannya ini penuh curiga, seolah Daffa menenteng harta hasil Ghanimah padahal tidak ikut berperang.

Demi apapun, Daffa tidak pernah berlaku seperti ini. Biasanya setiap pulang kerja, ia hanya masuk, mengucap salam, dan mengulurkan tangannya untuk dicium Aira. Tidak ada peluk-pelukan, manja-manjaan, manis-manisan. Ini apa-apaan coba?!

"Kamu masih marah ya soal tadi siang?"

Iya, Aira masih kesal karena Daffa menjawabnya singkat-singkat saat di panggilan video siang tadi. Tapi kalau kelakuan Daffa menadadak berubah gini, Aira malah bertanya, "Mas habis selingkuh ya?"

"Selingkuh apaan!" elak Daffa langsung tampak tidak terima dituduh.

Aira berdeham saja. "Aneh banget, tiba-tiba bilang sayang, bilang cinta, biasanya juga enggak. Kan siapa tahu Mas Daffa sembunyiin selingkuhan dari aku, dan rayu-rayu aku buat nutup-nutupinnya biar aku nggak curiga."

"Kamu ini." Daffa menyentil dahi Aira sekali lalu menciumnya dalam. Ia juga melingkarkan tangannya di pinggang Aira, lalu memeluknya sempurna setelah melepas ciumannya di dahi Aira. "Saya cuek, kamu marah. Saya sayang-sayang malah curiga, Ra.... Ra."

Aira terkekeh sebelum membalas pelukan Daffa dan menjawab, "ya habisnya Mas Daffa aneh. Kayak orang mabuk tiba-tiba, ya aku kagetlah!"

"Sanin." Daffa langsung melerai pelukannya malu melihat adik bungsunya berdiri di belakang Aira.

Aira berbalik, tangannya masih melingkar di pinggang Daffa, itu mengundang umpatan Arsanin, "tega ya kalian mesra-mesraan depan jomblo!"

Daffa berdeham kecil. "Mas Nggak tahu kamu masih di sini."

"Salah lo jomblo, Nin. Makanya lain kali kalau mau ke sini itu minimal bawa calon suami, jadi nggak iri," balas Aira pongah merasa nasibnya lebih baik dari Arsanin.

Arsanin mencebik, lalu mengambil tasnya di sofa dekat Aira dan Daffa berdiri. Tidak sedikit pun ia bersuara selain saat pamit pada Daffa, "Sanin pulang dulu."

"Sama siapa?" tanya Daffa.

"Sendiri." Arsanin menjawab, lalu keluar rumah. Tidak lama, ia balik lagi menghadap Daffa dan menengadahkan tangannya. "Pinjam mobil Mas aja."

Daffa menghela napas, namun tak urung memberikan kunci mobilnya pada Arsanin. "Hati-hati. Mobilnya belum lunas. Langsung pulang ke rumah, jangan keluyuran. Kabarin Aira kalau udah sampai rumah."

Arsanin mengangguki setiap perintah Daffa, tak terkecuali Aira yang juga ikut-ikutan mengangguk latah. Lalu Aira menggelengkan kepala, menyadarkan dirinya sendiri supaya tidak ikut-ikutan Arsanin.

Lovely Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang