37 - Sebuah Janji?

35 6 0
                                    

Lelaki ini menangis karena-ku?

"Ini lah bukti betapa cintanya aku padamu" - Farel Reyhandra Giantara

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Ini lah bukti betapa cintanya aku padamu" - Farel Reyhandra Giantara

"Jangan mencintaiku. Karena, sebuah janji" - Rezky Putri Diningraid

*****

Cinta itu tidak harus di tepati tapi dibuktikan.

- R E Z Z A -

Farel menarik tubuh Rezky ketika hampir terhuyung. Gadis itu, berjalan tapi tak memperhatikan sekeliling. Untung saja Farel menangkapnya. Kalau tidak, Rezky akan jatuh dari beberapa anakan tangga itu.

"Hey...lo kenapa nangis?" tanya Farel dengan nada khawatir.

Rezky langsung tersadar. Mengelap kasar air yang membasahi pipinya.

"Ah nggak kok," elaknya.

"Daripada lo sedih. Ayo ikut gue"

Farel menarik tangan Rezky ke suatu tempat. Mereka duduk di kursi yang disediakan oleh sekolah di halaman hijau itu. Rezky memberi tatapan bertanya. Farel tersenyum tipis.

"Lo inget sesuatu nggak?"

"Apa?"

"Ingat nggak dulu kita pernah buat janji sama-sama. Gue masih inget, waktu itu kayanya kita kelas 3 deh"

"Hm?"

"Lo ingat kita waktu itu? Lo selalu marah sama gue. Lo marah karna, gue main sama sepupu cewek gue"

Farel mulai melanjutkan kalimat per kalimat.

"Lo bakal ngehukum gue kalo gue nggak nurutin segala permintaan lo. Termasuk gue harus jadi pangeran lo pas besar nanti"

"Sewaktu gue pindah. Lo buat sebuah janji sama gue."

"Kiki janji Farel adalah orang yang bakal jadi pacar dan suami Kiki pas besar nanti. Farel itu pangeran dan Kiki adalah putrinya"

"Sewaktu besar pasti Farel ganteng, dan Farel bakal punya banyak temen perempuan. Farel pasti punya banyak pacar dan lupa sama Kiki....hiks"

"Kiki janji pas Farel liat Kiki pas besar nanti. Farel bakal langsung suka sama Kiki. Kiki akan jadi cantik buat Farel!"

"Farel cuma punya Kiki seorang! titik"

Farel tersenyum, "Satu kalimat pun nggak gue lupa dari bibir Kiki kecil."

Rezky melamun. Pikirannya terasa deja-vu. Ketika Farel menceritakan cerita masa kecil itu barusan. Waktu terasa kembali ke masa lalu. Rezky tersenyum. Benar. Ternyata cinta pertamanya yang sebenarnya adalah cinta masa kecilnya. Bukan sekarang.

Kepalanya menoleh ke arah cowok yang terlihat tenang itu.

Rezky melempar senyum lembut, "Farel, gue ingat semuanya. Gara-gara kepergian lo, hidup gue berubah. Kepergian lo, membuat gue harus terbaring di ranjang rumah sakit. Saat itu gue ngelupain semua hal yang pernah gue lakuin sebelum sakit"

"Farel....ternyata lo beneran seorang Farel yang pernah gue cintai?"

Farel mengangguk samar.

"Lo nepatin salah satu janji itu. Lo beneran buat gue terpukau waktu pertama kali ketemu lagi sama lo. Dan, gue juga nepatin salah satu janji itu. Gue masih setia nunggu Kiki jadi Puteri pangeran Farel."

"Sampai saat dimana. Ada seseorang yang memiliki kepribadian persis sama lo, di situlah gue mulai tertarik sama seorang cewek. Gue selalu ngaggep kalau cewek itu adalah lo"

Rezky menyimak dengan teliti segala penuturan Farel. Kemudian ia menyela, "Aneth?"

Farel mengangguk.

"Hingga suatu hari dia pergi. Kedatangan lo menandakan bahwa yang asli telah kembali"

"Dia orang yang berhasil buat gue dan sahabat gue merasakan jatuh cinta luar biasa. Jujur dia begitu menjadi tipe kami waktu itu. Hingga, cinta membelah persahabatan kita"

"Ketika dia pergi kami saling menyalahkan satu sama lain. Dan, kedatangan lo membuat tembok permusuhan semakin menjadi" Farel memelankan suaranya.

"Jika itu hancur. Tanda bahwa salah satu dari kami telah mengalah"

Rezky tak mampu menggambarkan perasaannya ketika mendengar itu.

"Lo tahu? Gue siap untuk itu"

Rezky menatap dengan penuh tanda tanya. Farel menatap dalam-dalam gadis pujaannya. Lensa indah pemuda itu terlihat mulai berkaca-kaca. Ini pertama kalinya bagi Rezky. Melihat sosok lelaki dibuat lemah oleh cinta.

"Gue siap ngalah untuk sahabat gue dan kebahagiaan orang yang amat gue cintai"

Detik itu juga, air mata Rezky menetes. "Rel..."

"Jangan buat gue berubah pikiran. Gue nggak mau, gue dan Zain jadi antagonis hanya karna seorang cewek." Pemuda itu terdengar sedang menahan sesak di dadanya. Farel berdiri dari duduknya. Kakinya mulai melangkah pelan.

"Gue duluan"

Farel meninggalkan Rezky. Kepergian pemuda itu. Membuat jantung Rezky terasa sesak. Rasa bersalah tertanam di hatinya. Ia telah menyakiti hati yang begitu tulus. Kenapa dirinya membawa pengaruh jahat buat Farel. Seharusnya janji itu tak pernah ada. Dan, seharusnya Farel tidak menyukai dan mencintainya.

"Gue sayang sama lo Rel...."

"Tapi, ntah kenapa hati gue lebih milih sahabat lo....hiks"

batinnya menangis.

"Gue jahat! Karena gue lebih milih Zain"

"Hiks....gue minta maaf Rel"

-REZZA-



Hi semua. Gimana kesannya di chapter ini?

Mencium bau-bau mau end. Siap?

Kira-kira happy end nggak Thor?

Jawabannya,

Ndatau hehe. pastinya ngga ngecewain reader dong

Voment yaw ntar juga tahu.

Sip, see u next part!

REZZA | ENDNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ