Chapter 49

116 109 0
                                    

SMP Nebula kembali dihebohkan oleh berita pacarannya Bian dengan Vanya. Most Wanted yang pacaran sama Kakak Kelas?

"Woi Syif, udah tau kabar terbaru belum? Si Vanya katanya jadian sama sahabat lo. Si Bian-Bian itu!" beo Aulia.

Syifa mengangguk semringah. "Bagus dong! Gue gak masalah selama Vanya tulus sama Bian, gak main-main. Jadi gue bisa double date!"

"Lah iya ya bukannya si Bian suka sama lo Syif? Napa jadi pacaran sama si Vanya?" tanya Jhon yang tiba-tiba muncul.

Syifa berdecak. "Harus berapa kali gue bilang kalau gue sama Bian tuh cuma sahabat! CU.MA.SA.HA.BAT! Lagian Bian mana mungkin suka sama gue, dia udah kek adek gue tau! Ya walaupun cuma beda lima bulan sih."

Jhon ikut berdecak. "Terserahlah, capek juga gue jelasinnya. BODOAMAT!"

"Biarin ajalah, batu emang anaknya kalau dibilangin Jhon." sahut Rafi.

"Ohiya emang beneran ya kalau Vanya jadian sama Bian? Kapan pedekatenya?" tanya Rafi heran. Rafi emang agak kurang update akhir-akhir ini, jadi dia tidak tahu menahu.

"Udah agak lama kali, Fi. Makanya jangan bucin sama Aulia mulu!" tukas Jhon.

"Dih, kok jadi ke gue?" omel Aulia.

"Napa lo iri Jhon? Makanya punya pacar! Noh si Vimla lo anggurin!" ujar Rafi menohok.

"Jangan kehasut Afima deh lo Fi. Gue sama Vimla cuma temenan." dengus Jhon.

"Oh gitu." Syifa mengangguk-anggukan kepala saja.

"Gue belum apal verb masa." curhat Jhon.

"Hah emang disuruh? Kapan deh gue nggak tau." bingung Aulia.

"Gue juga gak tau." sahut Rafi. "Jhon ngaco ah!"

"Anjir minggu lalu sebelum ulang tahun sekolah Miss Sufni nyuruh. Ya kan Syif?" ujar Jhon sangat ingat betul kala Miss Sufni menyuruh untuk menghafal verb satu sampai tiga dan akan dipanggil secara acak untuk maju ke depan.

"Iya disuruh. Kalian molor sama bucin mulu sih gak liat tempat!" jawab Syifa. Ya walaupun masih ngadet-ngadet.

"WOI MISS SUFNI DATANG!!" teriak Aca sambil naik ke meja karena letak jendela yang tinggi. Padahal lihatnya bisa lewat pintu.

Hampir semua anak 8-8 panik. Pasalnya sedikit diantara mereka yang sudah menghafal verb.

Pasya terlihat mondar-mandir. Berusaha memikirkan jalan agar tidak jadi hafalan. Tidak sampai lima detik, sebuah ide muncul di otaknya. Brillian!

"Aca berantakin tong sampah Ca!" suruh Pasya yang diangguki Aca. Dengan cepat diberantakinnya tong sampah sehingga menimbulkan bau tak sedap. Biar sajalah dihukum, dari pada mesti hafalan. Sama persis seperti kejadian Syifa saat dibully dulu.

Melanggar aturan sudah menjadi kebiasaan anak 8-8. Jadi yang lain tak memprotes saat tong sampah diberantakan. Malah pada ngacungin jempol. Sangat tidak patut untuk ditiru.

Miss Sufni langsung nutup hidung dan bernafas lewat mulut. Berusaha sabar dengan tong sampah yang berantakan itu. Guru itu sudah menduga hal ini akan terjadi hanya karena mereka menghindari hafalan.

"Semuanya masuk kelas, cepat!" suruh Miss Sufni galak. "Kita hafalan!"

"Yah Miss itu gimana Bu tong sampahnya masa dibiarin sih Miss? Miss tidak berperiketongsampahan banget!" ucap Pasya.

"Tau nih Miss, masa kita hafalan dengan bau tidak sedap begini?" Aulia menimpali.

"Iya nih Miss, beresin dulu biar lebih afdol belajarnya." pinta Rafi.

Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END] Where stories live. Discover now