💙 Part 5

2.6K 1.2K 250
                                    

Ketika kamu harus memilih antara bertahan dan melepaskan, dengarkan logikamu.

-

Rafi menopang dagunya sambil menatap manik mata Aul.

"Jadi maksud lo Bian sama Syifa pacaran, gitu?" Rafi berseru.

"Nolongin bukan pacaran," Aul menoyor kepala Rafi.

"Gimana-gimana, belum paham gue."

"Males ah lo motong cerita mulu,"

"Iya iya maap, ya udah ceritaa,"

Aul menghela napas. "Ya."

Dia kemudian mengambil tali dan paku yang ditemukan di jalan tadi sebagai contoh.

"Lo tau ini kan?"

Rafi mengangguk. "Tau lah dodol."

Aul menarik napasnya. "Jadi tadi pas di toilet, gue sama Bian bingung Syifa ada di mana. Soalnya nggak nampak. Tapi Bian tiba-tiba ke salah satu bilik toilet yang ketutup, dia manggil-manggil. Si Syifa dipanggil tiga kali baru nyaut pake lirihan, yaudah Bian panik. Tuh cowok langsung buka tali yang dikaitin di paku yang nancep di tembok. Abis itu masuk deh ke bilik. Gue sama Bian kaget dong liat Syifa udah nangis-nangis di dalem."

"Kurang ajar banget yang ngunciin temen gue." ucap Rafi.

"Eh tapi gue baru tau Syifa deket sama Bian?" bingung Rafi.

Aul mengangguk setuju. "Kalau gue gak ketemu Bian di jalan, gak bakal tau juga."

"Cerita lah Sip yeh mentang-mentang dia cogan."

Syifa memutar bola mata. Napa jadi dia?

Setelah minum teajus nya, Syifa bercerita. Kalau kata Aul gak kepo gak puas.

"Gue sama dia emang udah deket dari bulan Juli lalu karena satu jemputan. Lo berdua aja yang nggak tau."

Rafi mendengus. "Pulang sekolah gue sama Aul ikut nongki sama anak 88 yang lain, alias Victorious. Lo satu kali pun belum pernah."

Bukannya tidak mau ikutan, tapi Syifa tidak punya waktu untuk itu. Sepulang sekolah ia langsung ganti seragam dengan pakaian santai dan pergi ke tempat les.

"Tau sendiri gue mana bisa." Rafi dan Aul saling pandang. Memang sih orang tuanya Syifa sangat keras dalam bidang akademik semenjak tahun lalu ranking Syifa menurun drastis. Mau tau?

Ranking 27 dari 40 anak..

Maka dari itu waktu Syifa untuk main sangat dibatasi.

"Gini deh. Nanti pas pulang. Lo ikut aja," saran Aul. "Gue traktir, gimana?"

Tawaran yang menggiurkan..

Rafi mencomot kue dorayaki Aul. "Otak lo ngebug kalau belajar terus. Mending main."

Mata Syifa berbinar. "Serius ditraktir nih?"

"Yoi, Rafi yang bayar!" Rafi melotot.

"Dih kok gue? Kan lo yang nawarin!" ucap Rafi kesal.

"Patungan, lo abisin semua kue gue." ujar Aul.

Rafi cemberut.

-

Semua murid berhambur keluar ketika bel pulang berbunyi. Syifa menenteng ranselnya menuju ke jemputan dengan segerombolan anak 88 yang lain.

"Pak aku gak ikut ya?" ucap Syifa. Pak Teguh menoleh.

"Mau kerja kelompok?"

Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END] Where stories live. Discover now