Chapter 70-Permintaan Maaf

185 184 6
                                    

Syifa, Tiara dan Putri sudah naik ke mobil jeep lagi. Mereka bertiga kembali menyusuri perjalanan, sambil melihat-lihat batu besar yang dikenal juga sebagai batu alien serta menyusuri bekas erupsi gunung. Syifa, Tiara dan Putri turun dari jeep, melihat museum merapi lava tour.

Di museum, banyak kerangka dinosaurus zaman purba dan beberapa benda seperti sepeda ontel.

Syifa dan anak-anak Victorious 8-8 beserta Bu Lies-wali kelas mereka berfoto di depan kerangka. Setelah foto, mereka semua sibuk berpencar. Syifa diacak Rafi dan Aulia untuk melihat foto-foto yang ada di sana. Foto saat terjadinya erupsi gunung merapi, Mbah Marijan, dan lain-lain.

"Syif, ke sana yuk, banyak tempat estetik buat foto-foto," ucap Aulia menarik pergelangan tangan Syifa dan Rafi.

Syifa menggembungkan mulut, masih marah karena Aulia tidak mengajaknya bareng.

"Bodo, males gue sama lo berdua naik jeep berdua aja gak ngajak-ngajak. Cih."

"Ya maap, kayak lo gak pernah bucin aje." kekeh Aulia menyengir.

Rafi mengangguk setuju. "Iya, kan kita kali-kali mau jalan berdua tanpa lo."

"Suwek!" Syifa menoyor Rafi.

Akhirnya dengan muka yang ditekuk Syifa mengikuti Aulia dan Rafi, berfoto bertiga, minta salah satu murid kelas lain untuk memfotokan.

"Andai Bian seangkatan sama kita, pasti lo bisa foto sepuasnya sama bucin sepuasnya sama dia," ujar Aulia.

Rafi mengangguk. "Nah iya tuh betul, lo berdua nempel banget, mana muka lo berdua mirip, apalagi kalau senyum. Biasanya kalau mirip jodoh tau."

Syifa terkekeh, yang dikatakan Aulia dan Rafi ada benarnya juga. Pasti akan jauh lebih seru jika ada Bian di sini. Sayangnya Bian adik kelas, jadi tidak bisa merasakan keseruan di Jogja pada tahun 2018.

Ditambah lagi udah tiga hari Syifa tak bertemu Bian, rasa kangen pada cowok itu membuncah.

"Udahan yok fotonya, udah pada selesai tuh, ntar kita paling akhir lagi." ucap Aulia sambil melihat jam tangan, menunjuk pukul empat sore.

"Ayok, kita juga ketiga paling akhir nih, yang lain udah pada nyampe ke tempat tadi, kita doang yang tertinggal. Masih ada guru juga sih, dibelakang." sahut Rafi.

Mereka bertiga pun kembali pada jeep nya masing-masing, Tiara dan Putri juga sudah meneriakkan Syifa buat balik.

Syifa naik kembali ke jeep, menyusuri wisata gunung merapi, tentu saja sesuai rute yang sudah ditetapkan. Namun naasnya pas ingin nanjak, mesin jeep mati. Pemandu ikut bingung, kalau berlama-lama yang ada mereka tertinggal bis, terus nanti ditinggal gak bisa pulang. Ogah!

"Waduh maaf neng-neng sekalian, ini jeep nya mati. Mau nunggu satu jam atau gimana?" tanya si pemandu.

"Mereka biar naik jeep kita aja Pak." ucap suara seseorang, tepatnya dibelakang mobil jeep yang ditumpangi Syifa. Dia, Arya.

"Eh apaan, gak bisa gak bisa. Itu sih maunya lo sama Syifa, biar bisa nyakitin dia lagi? Ya, kan? Basi!" tolak Tiara.

"Tiara, kamu jangan asal tuduh." Putri menasehati Tiara.

"Bukan nuduh Put, emang kenyataan. Fakta!" balas Tiara.

"Emangnya kalian mau nunggu di sini selama satu jam? Yang ada lo semua ditinggal para guru gara-gara kelamaan." ucap Arya yang membuat Tiara, Syifa dan Putri menelan ludah. Tidak bisa membayangkan jika mereka benar-benar ditinggal.

"Oke, fix, gue ikut." Tiara akhirnya setuju.

"Siapa yang bolehin lo ikut? Gue cuma nyuruh Syifa yang naik ke jeep gue." ujar Arya yang membuat Tiara dan Putri spontan melongo.

Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END] Where stories live. Discover now