❤️ Part 8

1.8K 965 168
                                    

"Sampai saat ini pun, gue masih jatuh cinta sama lo."

##

Syifa memberikan cerpen buatannya kepada tim mading. Kemudian ia duduk di depan ruang TU atau Tata Usaha.

Para guru sedang mengadakan rapat entah rapat apa juga Syifa tidak tahu.

Tiba-tiba segerombolan murid-murid berlari ke lantai dua, tepatnya ke arah kelas 88.

Syifa menahan salah satu tangan adik kelas yang lewat.

"Ada apa?" tanya Syifa.

Adik kelas yang ditahan tangannya itu menatap Syifa takut-takut. "Kelas 88 sama 89 berantem, Kak."

Syifa manggut-manggut. "Oke lo boleh pergi." adik kelas itu pun langsung cabut.

Syifa berjalan cepat menuju kelasnya. Heran kenapa kelas 88 dan 89 bisa ricuh.

Dari tangga sampe koridor kelasnya jangan ditanya, rame banget. Untung badan Syifa kecil jadi bisa nyelip.

"Maksud lo pacarin Aisyah apa?!" ujar Demon pada Putra. "Lo udah ngerebut dia dari gue!".

Putra tersenyum miring. "Aisyah maunya sama gue bukan sama lo. Apa yang rebut?"

Merasa di remehin, Demon menarik kerah seragam Putra. "Putusin dia anjing!"

Putra terkekeh. "Kalau gue gak mau?"

Bugh

Demon meninju Putra. Putra yang tidak terima menendang perut Demon hingga membuat mantan temannya itu tersungkur.

Putra tersenyum sinis. Pinter akademik doang. Masalah berantem cupu abis.

Demon bangun hendak melayangkan pukulan lagi. Tapi..

Bugh

Kali ini bukan Putra yang terkena bogeman Demon. Melainkan Syifa yang sudah jatuh dengan sudut bibir luka.

Sontak semua yang ada disitu kaget.

"Lo ngapain disitu?!" sentak Demon.

Melihat itu Arya menghampiri Syifa dan menatap Demon. "Dem lo gila?"

Demon berdecak. "Salah dia lah! Tiba-tiba nongol di depan gue!"

Arya menghiraukan Demon. Arya menatap sudut bibir Syifa. Tangan Arya mengelap darah di bibir Syifa membuat jantung perempuan itu tak bisa diajak kompromi.

Jika dibiarkan Syifa bisa mati ditempat dengan perasaan bunga-bunga.

"Makasih Arya." ujar Syifa.

Kalem jantung!

"Ok." balas Arya datar.

"Woi Ar kesambet apaan lo?" Abel terkekeh melihat Arya.

Seorang Arya perhatian dengan cewek? Perlu dipertanyakan.

Teman-teman sekelasnya pun baik 88 maupun 89 menganga tidak percaya.

Seketika Syifa menjadi pusat perhatian. Sungguh, perempuan itu sangat malu.

"Berisik lo." jawab Arya berdiri dan pergi menuju kelas.

Sedangkan Demon melanjutkan omongannya yang sempat tertunda.

"Dengar ya kalian semua. Gue selaku ketua kelas 89 memutuskan mulai hari ini 88 dan 89 musuhan!"

"Lah siapa elo?" ucap Afima.

"Baru jadi ketua kelas aja bangga." sindir Tiara. "Belum juga jadi presiden."

Putra tersenyum sinis. "Kalau itu mau lo. Gue jabanin."

Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END] Where stories live. Discover now