🌺

1.1K 664 45
                                    

Sadar kalau teman-temannya belum pada balik juga padahal jam pelajaran udah mulai dan tadi kata Putra mereka secepatnya akan kembali, Syifa jadi kelimpungan sendiri.

Taruhan, kalau gak ketahuan ya asik nongkrong di Warung.

"Put, Put." Syifa menoel tangan Putri Ashilah, satu-satunya cewek pendiam dan tak ikut bolos.

Putri menoleh. "Kenapa?"

"Yang lain mana ya?" tanya Syifa.

Putri mengangkat bahu. "Aku nggak tau, Syif."

Syifa mengangguk saja. Kembali memperhatikan Bu Anisa yang sedang menerangkan.

Syifa mengeluarkan buku latihan soal dan mencatat soal di papan tulis dengan malas.

Usai mengerjakan soal yang sudah pasti dikerjakan asal, Syifa menyerahkan bukunya.

"Kan udah selesai nih Bu. Saya izin pamit keluar ya." ujar Syifa.

Bu Anisa menatap Syifa tajam. "Mau bolos kayak yang lain? Gak, duduk kamu!"

"Sebentar doang kok Bu. Suwer! Urgent Bu urgent! Dadah Bu Anisa!"

Syifa berlari menuruni anak tangga. Benar saja, saat ke lapangan ia melihat teman-temannya sedang dihukum hormat ke tiang bendera.

"Woi Syif! Anjir lo gak solid!" ketus Rafi yang menyadari kehadiran Syifa.

Syifa tidak menjawab, ia hanya terkekeh.

"Kok lo gak di kelas?" kali ini Zidan nanya.

"Cabut," balas Syifa. "Lo pada gak ada di kelas ya udah gue kabur aja."

Semua teman-temannya menggeleng. Berani benar!

"Anjing pasti ada yang cepu." ujar Sakha, marah.

Zidan mengangguk. "Pak Ncep mana mau nangkring kalau gak disuruh. Pasti ada yang cepu ini mah."

"Belum tau siapa kita dia," ucap Sakha.

"BELOM KENA BOGEM GUE TUH SI CEPU." tambah Zidan.

"Jangan teriak-teriak babi!" kesal Sakha. Zidan nyengir.

Lima belas menit kemudian, matahari kian terik. Aulia yang tak kuat merasa dadanya sesak. Asma nya kambuh.

"Fi, Syif..inhaler," ujar Aulia pelan.

Rafi menengok. Betapa terkejutnya dia melihat Aulia yang sudah seperti orang sekarat.

"Fim..lo ambilin ilhaler Aul di kelas," tukas Syifa. Satu kelas di lapangan langsung ramai. Untung masih jam pelajaran.

Afima dengan cepat berlari ke arah kelas. Sementara Rafi dan Syifa sibuk membopong tubuh Aulia.

Yang lain mau ikut, tapi gak mungkin 36 anak masuk ke UKS kan?

Pak Ncep yang melihat itu segera menghadang.

"MAU KE MANA KALIAN?" beo Pak Ncep.

Rafi tersenyum, miring. "Bapak gak lihat teman saya udah mau meninggal?"

"Kalau Bapak masih ngelarang, berarti Bapak gak punya hati!" lanjut Rafi, berapi-api.

Pak Ncep terdiam, kena mental.

"O..oh ya silakan." ucap Pak Ncep.

Rafi tak mengindahkan Pak Ncep. Saat ini pikirannya hanya Aulia.

Mereka berdua pun menaruh Aulia diatas brankar saat tiba di UKS. Petugas PMR langsung turun tangan. Memberi Aulia teh hangat dan minyak kayu putih untuk dihirup.

Afima yang sudah mengambil inhaler langsung menyodorkan benda itu ke Aulia.

Syifa mengepalkan tangan. Siapa pun yang sudah cepu dan membuat asma sahabatnya kumat. Akan berurusan dengannya.

Dan satu nama muncul di pikiran perempuan itu.

Bian.

✅✅✅

Syifa berhenti di depan kelas 7-7, kelas Bian. Ia berdecih pelan. Tanpa ba bi bu, dia membuka pintu kelasnya.

Syifa berjalan dan menghampiri Bian. Perempuan itu menampar Bian. Sontak satu kelas dibuat gempar. Seorang most wanted ditampar! Wah!

"Tega lo." ucap Syifa sinis.

Bian menatap Syifa tak mengerti. Bingung kenapa tiba-tiba perempuan itu marah.

"Tega?" ucap Bian, menaikkan alis. Sama sekali tak mengerti.

"Lo udah bikin asma Aulia kumat!" bentak Syifa.

"Lo kan yang aduin kalau kelas gue bolos Bi? Kelas gue dihukum, dan Aulia sesak karenanya. Dia gak kuat!" lanjut Syifa emosi.

Bian cukup terkejut mendengar perkataan Syifa.

Bolos? Mengadu? Sumpah, Bian tak tau menahu.

"Gue sama sekali gak ngadu, Syip." ujar Bian.

Syifa berdecih. "Apa susahnya si tinggal ngaku dan minta maaf? Lo mau nyangkal apalagi Bi?"

"Cuma lo yang tau kelas gue bolos!" Syifa menekan kata 'lo'.

"Lo nuduh gue?" tanya Bian. "Jadi lo gak percaya kalau gue bukan pelakunya?"

"Bukannya gue gak percaya sama lo. Tapi logika aja. Yang tau kan cuma lo! Terus gue harus nuduh siapa? Pak Ncep?!"

"Gue kecewa sama lo Bi." ujar Syifa lalu berlalu pergi. Bahkan guru yang sedang mengajar hanya bisa cengo.

Bian mengacak rambut frustasi. Masalah apa ini?

TBC

A/N

SERIUS ANEH GAK SII BAHASANYAA??

BANTU PROMOSIIN KE TEMEN2 YAA

LOVEE <3

Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END] Where stories live. Discover now