di ambyarin

164 20 21
                                    

Pacaran terus potek itu biasa kan, terus balesnya paling cuma pamer kalau lo udah move on. Beda cerita sama Aluna, cewek 20 tahun itu minggu lalu abis dipotekin sama pacar dan sahabatnya sendiri. Berasa nyesel ngenalin mereka berdua.

Flashback

"sayang kamu udah dijalan jemput aku belum sih? Telat nih ada photoshoot aku nya." rengek Aluna pada seseorang di seberang line telfonnya.

"iya ini lagi dijalan, jemput Yura dulu kan searah lagian kalian juga kerja bareng."

"yaudah buruan kering nih aku nungguin." keluh gadis itu sebelum panggilan berakhir.
.
.
.

"pulangnya kamu naik taksi aja ya. Kasihan Yura lagi sakit." Arka berujar sesekali melirik cewek yang udah lemes di mobilnya.

"loh kalau sahabat aku sakit ya aku harus ikut dong, aku juga khawatir." Aluna udah mau masuk mobil tapi dicegah Arka.

"nggak usah nanti kalau kamu ikut aku jadi harus jagain 2 orang nambahin pikiran deh. Bukannya Yura sembuh malah aku yang ikut sakit nanti." sahut Arka udah nyalain mesin mobilnya.

"kamu yang mau jagain dia?" Aluna agaknya ragu.

"iyalah mau siapa lagi, dia kan sendirian disini jadi ya kalau bukan aku siapa yang mau jagain?" Arka nyaut enteng, nggak liat muka Aluna yang udah berubah sendu. "aku duluan ya, kamu hati-hati pulangnya bye sayang." Arka berlalu begitu saja.

"tapi aku juga sendiri, kalau aku sakit kamu bakal gitu juga nggak?" monolog Aluna. "gapapa Lun, Yura lagi sakit jadi dia prioritas utama lo." Aluna meyakinkan hatinya bahwa keadaan ini bukan suatu hal yang patut dicurigai.

"lo tenang aja, Luna itu gampang banget percaya sama gue. Dia nggak mungkin curiga kalau kita pernah jalan bareng." Arka berujar santai pas di apartmentnya.

"tapi gue ngerasa nggak enak aja, kalau dia curiga gimana?" Yura terdengar khawatir.

"Luna itu terlalu percaya sama gue, bahkan pas gue bilang mau nikah sama dia aja dia gampang banget percaya." Arka berujar cuek.

Aluna yang sedari tadi di depan pintu unit merasa dikhianati. Bisa-bisanya mereka begitu dibelakang Aluna. Niatnya dia mau jenguk Yura karena Arka nggak juga kasih kabar tapi nyatanya dia malah dapet kejutan yang bikin Aluna nyesel pernah kenal sama mereka.

Flashback end

"hei kamu kemana? Kok nggak masuk kerja lagi?"

"aku ambil cuti, kalau nggak percaya tanya aja sama direktur." sahut Aluna cuek pada orang diseberang line.

"kok nggak ngomong sama aku? Kalau tau kamu libur kan bisa jalan bareng kita."

"kita siapa? Kamu sama aku apa sama Yura?" Aluna geram lama-lama harus pura-pura bego.

"ya aku sama kamu lah, kan kamu pacar aku ngapain ngajak Yura? Tapi kalau kamu mau ajak Yura gapapa kan dia temen kamu."

"sambung nanti deh ya, mau menikmati masa cuti nih bye Arka." Aluna mematikan panggilan sepihak.

Setelah kejadian kemarin Aluna emang nggak langsung labrak mereka, dia lebih milih ke agensi buat minta cuti seminggu. Lagian dia juga nggak ada jadwal lagi selama seminggu. Aluna lagi pengen sendiri, galau ceritanya karena diambyarin sama 2 orang yang dia percaya.

Di lain tempat ada Sagara yang lagi murung juga karena batal nikah sama calon istrinya dengan alasan dicampakkan. Yogi selaku orang terpercaya Sagara tentu saja makin pusing karena Sagara yang galau adalah petaka buat perusahaannya. Apalagi semua laporan pasti harus dicheck dulu sama Yogi baru bisa disetujui sama ceo muda itu.

"gue tau lo galau, tapi nggak sampe bikin laporan numpuk juga dong." Jengah Yogi yang masuk ke ruangan Sagara untuk kesekian kali dengan dokumen ditangan.

"taruh aja disitu, besok pasti selesai kok." Sagara atau biasa dipanggil Abi itu berujar.

"lagian ngapain dipikirin sih? Elo yang setuju pisah elo juga yang keliatan menderita." Yogi sama Sagara itu emang sering tukar pikiran kalau kantor lagi senggang kayak gini. Jadi udah biasa mereka pakai sapaan informal pas lagi berdua.

"rasanya kayak gue diambyarin nggak sih?" Sagara berujar ragu.

"ya makanya jangan galau, minimal selesaiin kerjaan dulu baru galau. Lebih bagus nggak usah galau tapi langsung move on." Yogi udah nyandarin badannya ke kursi kerja yang dia duduki.

"mau move on ke siapa? Yang ada pada takut sama gue karyawati disini."

"makanya jangan terlalu kaku, elo kalau sama gue aja sih akrabnya. Cobain sama yang lain pasti nggak pada segan sama lo." saran Yogi karena Sagara itu terkenal otoriter kalau lagi kerja, jadi giliran biasa aja begini nggak ada yang berani sama dia.

"nggak bisa dong, kalau gue lembek nanti dikira nggak tegas." Sagara berujar nggak terima.

"terserah deh, percuma gue ngasih saran kalau akhirnya ditolak. Besok tuh tumpukan dokumen harus udah selesai ya. Jangan nambahin beban gue sebagai sekretaris pribadi lo." tuding Yogi pada tumpukan stopmap berisi dokumen yang harus ditanda tangani Sagara.

"kok maksa, gue yang boss disini."

"semerdeka elo lah bi, capek gue. Lain kali kalau nggak mau bubar jangan sok pahlawan ngeiyain pas diajak udahan. Crazy rich tapi sadboy ngenes, inget umur bi..." Yogi udah beranjak dari kursinya.

"udah kerja lagi sana, nggak ngasih solusi malah ngeledek." usir Abi.

Lah tadi dikadih solusi lo tolak gimana sih pak 🙄

Your HappinessWhere stories live. Discover now