Yogi dan Rena

57 13 0
                                    

"kenapa pulang gitu aja sih pak? Kan saya masih pengen liat yang uwu-uwu." sahut Rena pas udah keluar dari penthouse itu.

"besok masih bisa liat, lagian ngapain tadi pake minta ulang? Dikira drama yang bisa di replay?" dengus Yogi.

"ya kali aja mereka mau, kan saya nggak liat juga gegara bapak." Rena masih nggak terima dia ketinggalan momen romantis 2 boss nya itu.

"mas, ini diluar kantor dan kerjaan." sahut Yogi.

"hah?"

"malah 'hah' kamu udah janji manggil saya itu kan tadi." dan Rena cuma ber oh ria.

"tapi pak- maksud saya mas, kamu beneran suka ya sama saya." telak Yogi kicep jadinya.

"e-emang kenapa?" gugupnya pas mereka udah sampe basement tempat parkir mobil.

"ya gapapa, saya nggak bodoh buat tau kamu lagi pendekatan ke saya." cuek Rena.

"sejelas itu ya?" ujar Yogi canggung. Dia jadi nyesel ngajak Rena balik kalau begini.

"ya gimana nggak jelas, hampir tiap hari kamu ngajakin makan siang setelah dijodohin pak Sagara dan bu Aluna." Rena terkekeh geli.

"emang ada yang marah kalau saya pendekatan ke kamu?" Yogi cuma antisipasi.

"siapa? Suka banget ambil kesimpulan sendiri. Nggak ada kok, saya free."

"berarti boleh dong ya saya deketin kamu?" Yogi udah berasa dapet lampu ijo nih.

"deketin gimana, ini juga deket kan?" Rena bermaksud jailin Yogi.

"ini duduknya yang deket, duh Ren."

"udah jalan aja dulu, ngapain malah bahas kek gitu." Rena nggak nanggepin Yogi dan memilih sok tsundere.

"kemana?"

"kerumah lah, mau kemana emangnya? Mau kerja juga ini weekend kantor sepi mas Yogi..." Rena mengernyit heran.

"yaaah kirain jalan kemana gitu." Yogi udah berharap aja nih Rena bakal punya sifat yang mirip sama Luna secara umur mereka beda 2 tahun jadi siapa tau suka jalan juga.

"ck... Jangan gas pol mas, santai aja dulu. Saya nggak kemana-mana kok, kek bakal ada yang rebut aja." Rena terkekeh ngeliat Yogi yang merasa tertolak.

"yaaah siapa tau dirumah kamu ada calon saya harus sigap dong." Yogi mengendik tak acuh.

"anter saya pulang aja udah nggak usah ngelantur ngomongnya." Rena udah masang seatbeltnya.

"oke siapa tau kan ada yang kedua dan ketiga." Yogi udah seneng aja gitu bisa anter Rena pulang ke flat nya.

"iyain deh biar cepet, ayo pulang mas Yogi." entah kenapa panggilan mas dari Rena terdengar menyenangkan aja buat Yogi.
.
.
.
.

"pulang apa kemana lo kemarin?" Sagara berujar pas ngeliat wajah sumringah Yogi pagi ini.

"pulang lah, mau kemana emangnya?"

"siapa tau karena gue suruh pulang kemarin lo jadi bisa tambah deket ke Rena." Sagara menutup dokumen yang baru saja ia tanda tangani.

"emang makin deket." sahut Yogi santai.

"udah sampe tahap mana?" Sagara kepo.

"baru nganter pulang aja, lagian kata Rena nggak perlu terlalu gas pol jadi santai aja gue."

"Rena tau lo suka ke dia?" entah kenapa Sagara terdengar lebih antusias.

"iya, mana langsung dikasih lampu ijo lagi sama dia. Mau gue gas dilarang ngebut ya pelan aja jadinya."

Your HappinessWhere stories live. Discover now