Part 10

1.2K 136 2
                                    

"Apakah kau tahu berapa jumlah uang yang kau habiskan kemarin?!"

Taehyung menutup matanya saat mendengar kakeknya berteriak di telpon, ini masih pagi dan dia sudah disambut dengan amarah kakeknya

"Tapi bukan aku yang..."

"20 miliyar...itulah jumlah yang kau habiskan dalam sehari dan kau hanya menghabiskan uang sebanyak itu untuk membeli pakaian dan mobil? Sebenarnya dimana kewarasanmu"

"Harabeoji..."

"20 miliyar itu hampir sama dengan gajiku selama setahun bekerja dan kau menghabiskannya hanya dalam waktu sehari?! Apakah itu masuk akal?"

"Harabeoji dengarkan aku dulu, aku benar-benar minta maaf karna sudah menghabiskan banyak uangmu namun ini semua...Alex yang melakukannya"

"..."

Taehyung tidak mendengar jawaban dari kakeknya di sana, dia tidak tahu apakah kakeknya masih mendengarnya atau tidak

Namun dia masih harus meluruskan keadaannya karna dia benar-benar tidak bisa mengingat apapun

"Huft, aku tahu harabeoji sangat marah karna ini, aku sedang berusaha untuk melakukan refund ke tempat Alex membeli pakaian jadi kau tidak perlu khawatir"

"Aku juga sangat terkejut saat melihat banyak sekali pakaian bermerek di ruang tamu, aku tidak merasa sudah membelinya, karna itulah aku..."

"Ne aku mengerti itu bukanlah salahmu Taehyung-a, kau tidak perlu mengembalikannya namun sebagai gantinya aku akan memblokir kartumu untuk sebulan ini"

"Ne, baiklah harabeoji"

Taehyung menutup telponnya, dia kembali menghembuskan nafasnya

Tidak masalah jika Namjoon memblokir kartunya, dia tidak terlalu membutuhkan kartu seperti itu

Yang menjadi masalah di sini adalah bagaimana bisa semua ini terjadi padanya

"Jadi dia mengambil alih seharian? Pasti dalam waktu sehari itu banyak yang terjadi dan sialnya aku tidak bisa mengingat apapun"

Taehyung mengepalkan tangannya kesal karna ketidak-mampuan-nya untuk mengingat sedikitpun dari kepingan kejadian kemarin

Seakan dia baru saja terbangun dari tidur panjang tanpa mimpinya

"Kapan ini akan berakhir..."

##

"Huft..." Namjoon memijat pelipisnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk pengobatan Taehyung, dia juga sudah mencoba berbagai macam terapi bahkan dia sudah mengganti dokter beberapa kali

Namun semua usahanya itu tidak ada gunanya, Taehyung tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda membaik

Dia tidak tahu apa yang akan dilakukannya nanti, sementara itu waktu yang dia miliki tidak banyak lagi

Dia harus segera menemukan pewaris secepatnya dan satu-satunya pewaris yang dia miliki yaitu Kim Taehyung tidak dapat diandalkan

"Aku tidak bisa menunggu sampai dia sembuh, itu terlalu lama...aku tidak bisa menyerahkan tugas berat ini pada anak seperti itu"

"Ani...aku tidak bisa menyerahkan perusahaan pada orang asing"

Namjoon mengambil sebuah figura foto kecil yang dipajang di meja kerjanya, di sana ada foto seorang pria berkacamata sedang tersenyum bahagia

"Anakku...kenapa kau harus pergi, apakah kau tidak ingin membiarkanku istirahat? Aku sudah lelah dengan semua ini"

"Apa yang harus aku lakukan Seokjin-a?"

Tok

Tok

"Sajang-nim, presdir Kim Minwoo ingin bertemu dengan..."

Brak

Sontak Namjoon langsung melihat ke depan saat mendengar pintunya yang terbuka dengan keras

Dia melihat ada wajah yang benar-benar tidak ingin dilihatnya sekarang

"Tuan seharusnya anda tidak boleh langsung masuk..." Yoongi memegang tangan Minwoo namun dia menampisnya dengan kasar

"Berani sekali kau memegangku dengan tangan kotormu..."

"Mau apa kau kemari" Namjoon berkata dengan nada super dingin, mencoba untuk memberi isyarat pada Minwoo untuk segera pergi dari hadapannya

"Ayolah appa, kenapa kau menyambutku dengan pertanyaan seperti itu? Apakah kau tidak merindukan anakmu ini?"

"Sekertaris Min, kau bisa tinggalkan kami"

"Ne sajang-nim"

Setelah Yoongi keluar, Minwoo berjalan menghampiri meja kerja Namjoon lalu mengambil figura foto yang dipajangnya

"Sudah hampir setahun kau mencampakkanku, kau tidak berusaha untuk menghubungiku, kau bahkan tidak datang ke pesta ulang tahunku. Namun sepertinya aku tidak terlalu sedih dengan itu..."

Dia melirik Namjoon yang masih menatapnya tajam, "karna aku sudah biasa dicampakkan olehmu sejak aku masih kecil"

"Aku tidak menyangka kalau kau masih menyimpan foto orang yang sudah mati, sepertinya kau masih tidak bisa merelakannya" Minwoo mengembalikan figura itu ke tempatnya

"Sampai matipun aku tidak akan pernah rela"

"Kau bahkan tidak pernah memajang fotoku baik di rumah maupun di kantor, sejak dulu aku selalu penasaran, sebenarnya apa yang membuatmu sampai sebenci itu padaku? Sehina itukah aku di matamu?"

"Padahal kelahiranku ini bukanlah keinginanku, iya 'kan?"

"Berhentilah bicara omong kosong, lebih baik langsung sebutkan saja apa tujuanmu"

"Hahaha..."

Minwoo berjalan ke arah sofa lalu duduk di salah satu sofa empuk yang ada di ruang kerja Namjoon

Dia mengangkat kakinya naik keatas meja

"Jika kusebutkan apa kemauanku sekarang mungkin kau akan terkena serangan jantung setelah mendengarnya, mengingat bahwa sekarang kau sudah semakin tua"

Namjoon mengepalkan tangannya, mencoba untuk tidak tersulut emosi karna omongan Minwoo

Dia selalu berhasil memancing amarahnya

"Aku sudah memberikan semua yang kau inginkan, semua yang kau butuhkan, aku bahkan memberikan sebuah perusahaan untukmu, apakah itu masih belum cukup untukmu?"

"Sampai kapan kau akan terus mengangguku? Bukankah sudah kukatakan berkali-kali padamu kalau aku tidak ingin melihatmu lagi?!" lanjut Namjoon

"Santailah appa, kenapa kau selalu marah-marah seperti itu aigo...aku hanya bercanda. Tentu saja aku kemari hanya ingin melihat ayah tercintaku setelah sekian lama"

"Kau memblokir nomer ponselku dan kau selalu menolak hadiah dariku, apakah kau mencoba untuk memutuskan hubungan ayah dan anak dariku?"

"CUKUP!! KELUAR KAU DARI SINI!!"

Namjoon sudah tidak bisa menahannya lagi, dia tidak bisa terus membiarkan Minwoo menindasnya seperti itu

"Kau bahkan tidak memberikan pelukan padaku, sepertinya aku ini memang sangat hina ya di matamu"

"Apakah kau tidak mendengarku? Keluarlah dari sini sebelum kupanggil keamanan dan menyeretmu keluar dari ruanganku"

"Baiklaaah..." Minwoo beranjak dari sofa nyaman itu lalu berjalan ke pintu, namun sebelum keluar dia membalikkan badannya dan mengatakan

"Semoga sukses dengan calon penerusmu yang memiliki kepribadian ganda itu"

Minwoo berbisik, namun Namjoon masih bisa mendengarnya dengan jelas hingga membuat dia terkejut setengah mati

Darimana Minwoo bisa tahu? Bukankah dia sudah benar-benar merahasiakannya dari orang lain?

Pertanyaan itu terlintas di pikirannya

"Bagaimana mungkin..."

On The Right Side - TaeKook (END)Where stories live. Discover now