9. sebuah misi.

248K 28.7K 1.8K
                                    

" jika kau siap memulai maka siaplah untuk mengakhiri." - Raisya -

                          ⚔️⚔️⚔️

" Kenapa bisa begini Gio..." Perempuan paruh baya yang tak lain tak bukan adalah ibu kandung dari seorang perempuan yang sedang terbaring lemah itu berdecak khawatir, ia menarik nafas berkali-kali agar sedikit tenang.

Lusiana menatap tajam menantunya yang santai-santai saja seakan-akan tidak merasa bersalah sama sekali.

" Kenapa kamu bawa dia untuk ikut balapan?"

" Dia yang mau."

" Trus kenapa kamu gak bisa jagain dia? Kamu bisa gak sih jadi suami yang baik?"

" Kalian yang paksa kami berdua untuk nikah."

" Itu semua kan kesalahan kamu, Gio."

" Bukan gue doang, dia juga salah."

" Yang resikonya paling besar itu Rai, dia harus mengandung di usia yang sangat muda."

" Apa susahnya buat gugurin?"

" Kamu pikir gampang? Hah?" Suara Lusiana meninggi.

" Kalo dia gugurin kandungan itu, semua masalah selesai." Jawab Gio dengan santai.

" Coba kamu bayangin ada di posisi Rai, pasti sulit menghadapinya."

" Gue cowok, gak punya rahim. Gimana mau ngebayangin!"

" Kalo misalnya kamu cewek, trus kamu di hamilin sama orang lain, mana yang kamu pilih?"

" Gugurin kandungan lah." Jawab Gio mantap.

Lusiana semakin tersulut emosi.
" Gak semudah itu Gio, gak ada seorang ibu yang tega mencelakai anaknya."

Gio tersenyum miring, ia memutar bola mata jengah.
" Trus yang baru kalian lakuin apa? Hah! Kalian nampar dia, Jambak dia, pukuli dia sepuas-puasnya kan?"

Lusiana kicep, ia menelan ludah dengan kasar.
" Tapi karna dia ngelakuin kesalahan dan kami bukan celakain dia, kami hanya menghukum dia."

" Owh, menghukum sewaktu dia hamil rentan huh?"

" CUKUP." bentak Lusiana habis kesabaran, ia kini menatap menantunya tersebut dengan serius.

" Satu hal yang perlu kamu tau, dia trauma sama orang yang namanya Genta. Cowok itu pernah hampir melecehkan Rai. Jadi mamah harap kamu bisa jauhin Genta dari Rai. Paham!" Tutur Lusiana.

Gio terdiam lama, ia menatap remeh mertuanya tersebut. Kurang ajar emang! " Ogah_"

" GIO."

" IYA."

Lusiana menganga lebar melihat cowok tersebut yang berani membalas membentak.
" Kamu ini gak ada sopan santun ya, saya ini mertua kamu."

" Udah! Anda bisa pulang?" Balas Gio semakin kurang ajar.

Lusiana melotot hendak membalasnya tapi seketika urung ketika mendengar suara erangan dari perempuan di atas kasur, ia segera menyambar tas lalu mendekati Gio untuk berbisik.
" Jagain anak saya. Satu lagi, jangan bilang kalo saya datang ke sini."

Setelah itu Lusiana pergi dari sana meninggalkan Rai yang masih belum seratus persen sadar.

Gio mendekati bumil tersebut ketika Rai sudah sadar penuh, ia mengerjap memerhatikan sekeliling masih sambil meringis pelan.
" Aduh, sakit..."

" Lah, bangun juga Lo. Kirain otw surga."

Rai menggigit bibir bawahnya pelan lalu berusaha untuk duduk, ia menatap suaminya lalu bertanya lemah.
" Mamah tadi di sini? Aku dengar suaranya tadi!"

Gionatan ( SUDAH TERBIT )Where stories live. Discover now