29. Berhenti sekolah.

200K 24.7K 1.8K
                                    

" terkadang memimpikan sesuatu sangatlah mudah, tapi hanya akan terkunci di jiwa halu saja." - Raisya -

                
                         ️⚔️⚔️⚔️

Seminggu pasca penjemputan si tengil Galang, kini semua sudah mulai kembali berjalan normal. Pasukan Blood-Angels sudah berkumpul lengkap seperti sedia kala, tapi ada satu hal yang akan berubah pada pagi hari ini dimana tepat jam enam pagi. Suara hujan deras pada pagi hari mungkin membuat kebanyakan orang bermalas-malasan seperti pada pagi hari ini, hujan sangatlah deras meningkatkan hawa dingin. Tapi tidak akan berlaku pada satu cewek.

Perempuan bernama Raisya Diandra Angkasa itu sudah berhenti sekolah mulai hari ini. Setelah melewati perdebatan super panjang bersama suami dan kedua keluarganya dua hari yang lalu, ia akhirnya mengalah dengan mengambil paket C saja. Selain perutnya yang sudah mulai membesar, keguguran juga rentan terjadi pada remaja yang ingin menginjak usia tujuh belas tahun tersebut. Persentase keguguran cukup tinggi pada wanita hamil muda. Itu pun keluarganya bahkan menolak untuk mengambil paket C supaya ia hanya fokus pada kandungan saja, tapi kali ini Rai bersikeras akan tetap mengambil paket C. Setidaknya jika ia tidak bisa meraih impiannya, ia harus bisa minimal lulus SMA saja.

Mulai dari dua hari yang lalu ia selalu menampakkan wajah murung dan tak ayal matanya berkaca-kaca. Seperti pada pagi hari ini, ia sudah standby di meja makan padahal sarapan masih dalam proses di dapur. Ia menatap kosong ke depan, hancur sudah impian yang ia rancang mulai dari anak-anak. Keinginan yang sangat besar ingin menjadi seorang pramugari telah lenyap begitu saja hanya karena kesalahan satu malam saja. Padahal ia sudah melatih tubuh mulai dari dulu agar bisa masuk jurusan penerbangan.

" Anying emang..." Lirih Rai pilu.

Ia menunduk menatap perutnya yang sudah mulai membuncit di balik gaun tidur. jujur ia ingin menyalahkan bayi di dalam sana, tapikan bayi itu tidak bersalah sama sekali sehingga ia hanya bisa meratapi nasib saja walau sedikit menyesal sebab tidak menggugurkan saja. Tapi ia segera menepis pemikiran kotor itu, ini sudah jalannya dan ia harus berlapang dada menerima.

Rai beranjak dari sana menuju kamar, ketika baru membuka pintu ia sudah di sungguhkan pemandangan seorang cowok tampan sedang tertidur pulas tanpa raut berdosa. Tangan Rai mengepal melihat wajah damai itu, ia ingin mencakar habis sehingga tidak melekat kata tampan lagi di muka suaminya. Tapi nanti Rai pasti tidak mempunyai suami ganteng lagi, gimana dong?

Rai berjalan mendekat lalu kembali merebahkan tubuh. Tapi kali ini tidak di atas kasur melainkan di atas badan Gio. Tidak peduli bagaimana marahnya lelaki itu nanti, pokonya Rai sedang dalam mood marah campur emosi.

Gio meringis ketika merasa ada seseorang yang menindihnya, apa ia ketindihan makhluk halus? Ia lantas membuka mata dengan cepat dimana langsung terpampang gadis mungil sedang enak-enakan berbaring di atas perut sixpack nya.

" Lo ngapain anjing?" Tanya pemuda itu serak khas bangun tidur.

" Ngesot." Balas Rai asal, ia masih santai dan tak mau berpindah sama sekali dari sana dengan pipi yang menempel pada dada bidang suaminya.

" Sana njirr, Lo berat..." Gio mendorong Rai sedikit kuat hingga terhempas ke samping sedikit kuat.

Rai cemberut, memang ia akan segera berpindah sebab perutnya sedikit nyeri akibat telungkup, tapi ia tidak suka cara kasar Gio tadi. Ia ingin diperlakukan lembut ala cewek-cewek dunia Oren.

" Kakak kok gak bisa lembut dikit sih? Aku kan lagi hamil..." Rengek Rai seraya mencubit lengan berotot Gio namun tak berefek sama sekali.

Tidak ada jawaban sebab kini Gio masih asik memejamkan mata, Ia bahkan telah berdengkur halus. Melihat hal tersebut, Rai semakin emosi.

Gionatan ( SUDAH TERBIT )Where stories live. Discover now