17. Penjara.

205K 27.3K 1.9K
                                    

" aku tidak marah, hanya saja aku terluka." - Gionatan -

                         ️⚔️⚔️⚔️

Kejadian tawuran di SMA Araksya sudah mulai tersebar melalu media sosial bahkan Televisi. Beramai-ramai orang-orang membagikan Vidio tawuran tersebut, bahkan murid-murid SMA Araksya hampir seluruhnya memberikan komentar bahwa SMA Angkasa lah yang memulai duluan. walaupun hal tersebut kenyataan, tapi tentu siswa-siswi SMA Angkasa menyangkal dan ikut berkomentar bahwa SMA Araksya yang menantang sehingga terjadinya tawuran.

Para pelaku-pelaku tawuran dari anggota Blood-Angels kini sudah diamankan di kantor polisi. Ketika tadi mereka semua sedang beristirahat di basecamp, tanpa mereka sadari bahwa Dirga memberikan informasi letak basecamp anggota Blood-Angels dimana kemudian para polisi mengepung tempat tersebut Sehingga malam ini mereka semua sedang mendekam di penjara menunggu pengacara keluarga masing-masing datang agar segera membebaskannya.

Beberapa utusan guru-guru dari SMA Angkasa dan SMA Araksya telah berada di sana memberikan informasi. Dirga dan temannya juga berada di sana atau ikut di tahan, tapi berkali-kali mereka mengatakan bahwa mereka hanyalah berusaha melindungi sekolah dan di setujui guru-guru SMA Araksya. Sehingga Dirga dan temannya dibebaskan tapi mendapat peringatan.

" Mati gue, mati gue, mati gue..."

" Lo masih hidup Lang." Kata Anton ketika beberapa kali Galang mengumpat memukul kepalanya sendiri.

" Bokap sama nyokap gue pasti gak kasih ampun sama gue." Galang meringis membayangkan nasibnya beberapa jam lagi.

Mereka semua tidak menyangka saat ini mendekam di balik jeruji besi. Bahkan Delon dan Franklin ikut di jemput dari rumah sakit tadi, untung saja Delon telah selesai di obati.

Seorang polisi mendekat ke arah sel mereka lalu membukanya.
" Saudara Franklin, bisa ikut saya."

Franklin mengangguk, ia tau akan segera dibebaskan sebab pengacara ayahnya sudah datang menjemput.
" Gue duluan ya bro. Atau apa perlu gue tungguin?"

Mereka mengangguk secara bersamaan.
" Iya, buat jaga-jaga kalo misalnya nanti gue di usir dari rumah bisa nginap di rumah Lo." Kata Galang.

" Ogah, gue laper mau makan trus rebahan di atas kasur." Balas Franklin seraya mengikuti pak polisi tadi.

" Bangsat Lo Franklin."

" Gue kapan di sidang?" Tanya Revion.

" Gue kapan di jemput?" Tanya Delon juga masih sambil memegang perutnya sebagai korban luka tusuk.

" EKHEM.."

" ANJING.." Galang langsung menutup mulutnya ketika melihat kedua orangtuanya datang diikuti polisi tadi. Seketika ia merinding melihat tatapan garang ibunya dan tatapan jengah ayahnya.

Pak polisi itu kembali membuka sel tahanan.
" Saudara Galang, silahkan ikut saya."

" Saya di sini aja pak."

" GALANG..." teriakan nyaring ibunya menyetrum Galang, cowok tersebut lantas keluar dari sel tahanan lalu melirik teman-temannya.

" Kali ini gue gak bisa nungguin Lo semua, jadi gue duluan pulang ya." Ujar Galang di angguki yang lain.

" Rip ya Lang."

" Lo kuat Lang dari yang gue tau."

" Lo pasti bisa menghadapi semua cobaan ini Lang."

Teman-temannya menyemangati cowok tersebut ketika kini sudah mengekor di belakang kedua orangtuanya.

Beberapa menit kemudian Pak polisi tadi kembali muncul untuk membukakan pintu.
" Saudara Gionatan, silahkan ikut saya."

Gionatan ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang