35. empat bulan.

205K 24.2K 1.8K
                                    

" segalanya akan berubah dengan seiringnya." - Gionatan & Raisya -

                 

                           ⚔️⚔️⚔️

Berbulan-bulan mereka telah membina rumah tangga walau dalam keadaan yang terpaksa atau penuh dengan lika-liku. Semakin hari mereka semakin belajar dewasa dan terus mempertahankan rumah tangga demi si buah hati yang akan menjadi pelengkap.
Namun, walaupun empat bulan mereka sudah mempertahankan rumah tangga bukan berarti tidak akan ada lagi rintangan yang harus di lewati.

Di usia kandungan Raisya yang sudah memasuki empat bulan, ia akhirnya diperintahkan oleh Gio beserta yang lain untuk menghentikan paket C. Rai memang menentang tapi harus mengalah ketika Gio mengancam akan menceraikannya, sehingga ibu hamil itu pasrah walau sangat tidak ikhlas. Kadang Rai juga merasa itu yang terbaik, sebab belakangan ini ia semakin merasa sesak, gerah, kram, bahkan tidak bisa bergerak bebas.

Beberapa kali mereka pergi ke dokter untuk periksa kandungan tetapi tidak mau menanya jenis kelamin sang buah hati, mereka ingin mengetahuinya saja ketika sudah lahiran nanti sehingga semakin lebih seru.

Dan Gio, ia justru semakin frustasi ketika istrinya tersebut malah semakin rewel dan manja. Rai bahkan ingin ditemani suaminya selama 24 jam full. Bahkan ketika Gio hendak ke sekolah pun Rai pernah menahannya, ia ingin Gio selalu ada di dekatnya, menemaninya tidur, makan, nonton televisi, bahkan bermain ponsel pun. Dan puncaknya adalah malam hari apalagi ketika hujan deras atau petir. Satu malam Gio bisa berjaga-jaga di buat si bumil itu. Dan belakangan ini adalah musim hujan membuat penderitaan lelaki itu menjadi total.

Seperti sekarang ini, Gio berkali-kali mengumpat dan berdecak akibat Rai yang selalu memeluk pinggangnya kuat agar Gio tidak pergi ke basecamp.

" Sebentar aja sayang..." Bujuk Gio lagi seraya mengusap rambut lembut Rai yang bersandar pada dadanya.

Kembali mendapat jawaban gelengan kepala pertanda menolak membuat Gio mengumpat lagi.

Dreattttt dreattttt...

Galangkung.
: Lo udah dimana bos?
  Jangan bilang Lo kesasar!
  Atau bini Lo gak izinin lagi?

:Sabar, gue udah otw.

Selesai membalas, Gio kembali menatap Rai jengkel. Gini amat yang udah punya istri. Ia bisa saja membentak atau mendorong wanita itu, tapi setidaknya Gio juga masih ingat beberapa Minggu lalu ketika membentak istrinya dan berakibat demam dan harus di rawat di rumah sakit.

" Lima belah menit doang..."

" Boong, kemarin juga bilangnya lima belas menit tapi malah sepuluh jam." Balas Rai sewot.

" Lo mau ikut?"

" Nggak, aku malas gerak." Tolak Rai.

" Ck, ya udah. Lo disini aja biar gue yang pergi."

" Nggak...."

" Lo belagu amat bangke."

Rai tidak menjawab, rasanya matanya seperti semakin berat. Namun ia tidak mau tidur sebab takut Gio akan pergi meninggalkannya sehingga ia menahan.

Berbeda dengan Gio yang kini tersenyum sinis, ia mengusap perut dan rambut istrinya agar segera tertidur. Dan sedikit demi sedikit semakin kuat Rai menahan maka semakin cepat ia mengantuk. Mata itu perlahan tertutup ditemani suara dengkur halus.

Sekitaran sepuluh menit Gio menunduk menatap lekat wajah Rai untuk menunggu dan memastikan bahwa Rai sudah benar-benar mendarat ke alam bawah sadar. Kemudian dengan penuh kehati-hatian serta slowmo panjang, Gio berhasil membaringkan tubuh istrinya. Ia lalu menyelimuti sebatas dada lalu mengusap rambutnya sekilas dan beranjak keluar dari sana.

Gionatan ( SUDAH TERBIT )Where stories live. Discover now