10 - Kemusuhan

14.7K 1.5K 204
                                    

"Tidak ada posisi paling menyedihkan daripada terlambat hadir di hidup seseorang dan jatuh cinta pada waktu yang salah."
—Antariksa—




Happy reading!







Sinar mentari pagi menembus jendela kamar hotel yang ditempati oleh lelaki cantik yang masih setia bergerumul di dalam selimut putih. Saat merasa terganggu dengan penerangan dari luar, alam bawah sadar Rasel memaksanya untuk membuka mata hazel tersebut.

Lelaki bermata kucing itu menyipitkan matanya ketika tak sengaja bertatapan dengan lampu kamar. Tangan mungilnya mulai meraba kekosongan di bagian kasur lain, merasa seperti ada kejanggalan sesaat jari-jemarinya menyentuh sprei.

Tunggu, kenapa tidak ada seorangpun disebelahnya? Bukankah tadi malam ia tidur bersama Serkan? Lalu,

—DIMANA SERKAN?!

Rasel menggigit bibirnya, pikirannya mulai panik. Kedua manik matanya kemudian berkeliling melihat ke sekitar,

tidak ada Serkan disini.

Dilihatnya kamar sudah sangat rapih, bahkan sampah totebag piyama kemarin juga telah menghilang. Pintu kamar mandi sepenuhnya terbuka, pertanda bahwa Serkan tidak sedang berada di kamar mandi.

Jangan bilang...Rasel benar-benar ditinggalkan disini seorang diri?

Tatapannya lalu terhenti saat menoleh ke nakas kecil di samping kasur. Mata hazelnya melotot tajam menatap benda yang berada diatas nakas tersebut. Itu terlihat seperti
Post it dan kartu debit?!
Tanpa membuang waktu, dengan cepat Rasel menarik post it tersebut dan membaca tulisan yang tertera diatasnya.




——————————————————
Untuk Sayangnya Serkan:

Bisa nyetir kan? Gue tinggalin mobil di basement, lo pulang sendiri aja ke Bandung. Maaf , gue ada urusan penting.
——————————————————




"Anak anjing!"

Rasel merobek post it tersebut usai membacanya. Amarahnya memuncak habis-habisan sekarang.

Dasar cowo gila!

Habis kaburin anak orang jauh-jauh ke Bogor, malah ditinggal pulang sendiri.

Pandangannya kini kembali mengarah ke kartu debit yang masih berada di atas nakas. "Ngasih uang setelah nyulik gue ke hotel semaleman—LO KIRA GUE LONTE?!" Lagi-lagi Rasel menggeram marah.

Sialan. Sialan. Sialan.

Sumpah ya, kalo bokap Rasel itu John Cena, udah di smackdown sampe pingsan si monyet satu itu. Serkan bangsat, sebenarnya dia tau gak sih....

RASEL KAN GA BISA NYETIR!!!!!

)o(

"Weh Sel, kemana aja lo? Baru muncul sekarang." Abim menepuk pundak sahabatnya ketika lelaki imut itu berjalan melewatinya sepanjang koridor kelas.

"Gatau ah babi, gue mau nyakar orang rasanya." Wajah Rasel tertekuk kesal, bahkan tangan kanannya kini terkepal dengan erat saat otak sialannya kembali memutar ulang kejadian menyebalkan kemarin.

Abim kemudian mendekati Rasel untuk mengajaknya masuk kelas bersama. Ia meraih tangan lelaki cantik di depannya itu untuk digenggam. Namun, usahanya gagal ketika genggaman itu langsung dihempaskan Rasel dengan kasar.

ANTARIKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang