13 - Murid Baru

2.9K 274 19
                                    

"Baca ini baik-baik. Ketika aku memutuskan untuk jatuh cinta padamu. Maka aku akan jatuh cinta sejatuh-jatuhnya."
Antariksa

"Anak-anak, tidak ada yang berisik. Semua duduk rapi!" Bu Ida berjalan dengan tatapan ganas memasuki kelas XII IPA-1. Seluruh siswa langsung duduk di tempatnya, takut-takut kena semprot guru killer satu itu. Siapa yang tidak takut dengan Bu Ida, tatapannya mungkin saja bisa membelah gunung dengan sekali lihat.

Shit, tapi Rasel serius.

Bu Ida benar-benar kloningannya malaikat munkar-nakir. Sadis coy!

Pernah waktu itu Rasel lupa bawa buku PR nya. Walaupun kali ini ril beneran lupa, Bu Ida ga menerima alasan apapun. Akhirnya Rasel pun dihukum di lapangan. Mending kalau disuruh lari keliling lapangan. Ini lebih sadis lagi anjir. Rasel disuruh muterin lapangan 20 kali tapi pake jalan pocong.

JALAN POCONG WEH. RASEL DISURUH LOMPAT-LOMPAT NGITERIN LAPANGAN!

Udah gitu tangannya bener-bener harus bersidekap, harus mirip banget kayak poci. Sumpah deh, kalau gini mending Rasel cium Abim aja gapapa deh daripada jalan pocong. Upss..canda.

Ya pokoknya ni guru udah gila tingkat nasional, melebihi kekeyi.

"Hari ini kalian kedatangan murid baru. Dia pindahan dari sekolah elit sebelah. Saya juga ga paham kenapa dia pindah ke sekolah ini dan minta sekelas sama kalian. Tapi yang ibu mau, jangan cari gara-gara sama murid baru. Terutama kamu, Rasel!" Bu Ida menunjuk Rasel dengan jarinya.

"—kalau sampai saya lihat kamu berantem sama dia. Saya resign aja." Ancam Bu Ida.

"Bagus, ayo kita ewe, Cel. Biar Bu Ida pindah." Celutuk Memet.

"Goblok." Natha menginjak kaki Memet kesal.

"Yaela bu, sans. Saya imut begini mana bisa bikin anak orang nangis, hehe." Satu kelas langsung memasang wajah pura-pura jijik mendengar ucapan Rasel. Padahal sih, emang jelas Rasel bertampang lucu, tapi sikapnya tuh beuh malaikat aja kabur males nyatet dosanya. Terlalu bejibun!

"Udah-udah. Kalau gitu, silahkan nak kamu boleh masuk kelas." Bu Ida mempersilahkan anak baru tersebut memasuki XII IPA-1.

Seluruh mata memandang pintu kelas yang kini di depannya sudah terlihat murid baru yang akan menjadi bagian dari mereka. Muncul seorang lelaki yang berjalan memasuki kelas. Wajahnya begitu tampan dan badannya tinggi tegap, kulitnya putih pucat, dan terlihat bahwa murid baru ini seperti wajah old-money. Tapi ini beneran old-money ya coy, bukan muka old dan tidak punya money.

Di tangannya pun terpampang jam berwarna silver yang terlihat bermerk. Sepertinya memang jam mahal hingga dari jauh pun kualitasnya terlihat sangat bagus. Segalanya dari murid baru ini terlihat sangat sempurna, terbukti benar berarti murid ini pindahan dari sekolah sebelah yang anaknya borju-borju itu.

Rasel begitu tau yang datang murid laki-laki, langsung menoleh ke contekan PR nya sebelum melihat wajah dari anak baru tersebut.

Yaela, kalo gini gue duduk sebelah Abim aja. Masa murid barunya ga punya tete! batin Rasel kesal ketika mengetahui kesempatan sebangku sama cecan gagal.

Hiks, kapan ya Rasel bisa punya pacar yang toketnya gede? :(((

"Cel, cel. Kayaknya lo harus liat depan deh." Memet yang duduk di belakang Rasel dengan gelisah mendorong punggungnya agar menoleh ke papan tulis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANTARIKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang