09 - Singa atau Buaya

14.3K 1.7K 119
                                    

"Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada mencintai seseorang hingga getaran tertentu, kemudian cinta itu terbalaskan dengan getaran yang sama."
—Antariksa—


Happy reading!








Rintik hujan mulai kembali turun di malam hari tepat setelah Rasel membersihkan diri. Dengan pajama hitam yang melekat ditubuhnya, lelaki mungil itu kembali mengerucutkan bibirnya kesal begitu melihat Serkan tertidur nyaman di kasur bagian kanan.

"Ish, kenapa gue harus satu kasur sama cowo," Gumam Rasel.

"—terus juga.. posisi pewe gue tuh di bagian kanan!" Lanjutnya. Pikiran Rasel kembali memutar ulang memori kemarin yang benar-benar merupakan momen terburuk dalam hidupnya.

Sebenarnya Rasel kesel setengah mampus sih. Ya gimana ga kesel, kan Rasel ngincernya bunga mawar, tapi kenapa sekarang yang dia dapet malah bunga bangkai.

Ga tau deh ah, pokoknya Rasel kesel banget dua hari ini malah terikat sama cowo aneh kayak Serkan. Semoga aja malem ini terakhir kalinya dia ketemu sama Serkan, ga mau lagi.. kapokkkk!! Kalau perlu, besok abis dianterin pulang, Rasel harus menjauh sejauh-jauhnya dari manusia yang setipe kayak gini.

Seakan cenayang, Serkan menyadari Rasel yang masih saja berdiri di depan kamar mandi. Lelaki tampan itu menarik tangan Rasel agar mendekat ke ranjang.

"Ngapain sih ngedumel ga jelas disitu, sini tidur."

"Lo gak mau tidur di sofa?" Sinis Rasel.

Bukannya mengalah, tetapi yang disinisin justru memandang acuh Rasel,

"Kan hotelnya gue yang bayar, masa gue yang tidur di sofa."

Wah,




Gila sih.



Bener juga ni cowo, Rasel kan kere :(


"Yah, gue juga ga mau tidur di sofa sih.."
Kaki jenjang Rasel kemudian mulai berjalan perlahan menuju kasur membaringkan tubuhnya bersebelahan dengan Serkan. Ya mau gimana lagi, kasurnya cuma satu. Masa cowo unyu macam Rasel disuruh tidur di sofa.

Setelah perdebatan bodoh tadi, keheningan pun mulai menyelimuti keduanya. Rasel dan Serkan tersibukkan dengan pikiran mereka masing-masing. Rasel juga bingung mau ngapain, dia ngerasa canggung banget karena baru kali ini ada cowo asing yang tidur disampingnya, selain Abim.

"Btw Sel.. cupangan gue keliatan bagus banget di dada lo." Ucap Serkan tiba-tiba.

"HAH?!" Mata Rasel melotot tajam mendengar kalimat abstrak yang barusan dilontarkan monyet cabul disebelahnya.

Anjrit.

Rasel melirik cepat ke dada putihnya yang terekspos karena balutan pajama yang memang tidak menutup seluruh dadanya. Dan ternyata bekas kemerahan memang terlihat sangat jelas dan masih membekas di beberapa area dada sekaligus leher bawahnya.

Serkan sialan.

Gila.

Cowo cabul.

ARGH!

Menyadari itu, Rasel buru-buru menggosokkan ruam kemerahan tersebut dengan kasar. Lelaki manis itu panik setengah mati. Bodohnya lagi, bukannya menghilangkan tekstur, justru itu semakin membuat bekas kemerahan menyebar ke area kulit lainnya.

Astagaaa, kenapa gak bisa hilang?!!!!!

"Percuma, itu bakal hilang tiga hari." Seakan menjawab pertanyaan dibenak Rasel, ucapan Serkan justru membuat lelaki manis itu melotot tak percaya.

"TIGA HARI KATA LO?!" Teriak Rasel kaget.

Serkan hanya menjawab dengan anggukan polos.

Gila!

Terus besok gimana? Rasel harus bilang apa ke bundanya kalo ditanya tentang bulatan merah-merah di dadanya? Masa harus jawab abis dicium loki, kan ga lucu.

"Gak usah panik, besok gue bantuin cari cara ngilanginnya." Serkan berusaha menenangkan Rasel,

ya tapi GA BISA WOY!

Rasel justru makin panik!!

Masalahnya, dia juga ga bisa percaya gitu aja sama mulut si Anoa botak satu ini. Udah tau dari awal dia udah ngeboongin Rasel, masa mau percaya mentah-mentah gitu. Arghhh.. boleh gak sih minta mati suri sampe besok ke malaikat atid? Ga kuat Rasel hidup sama  Serkan.

"Pokoknya kalo bunda sampe tanyain tentang ini, lo harus bantuin gue!" Ancam Rasel pada Serkan.

"Iya, nanti gue jawabnya, abis ngewe sama lo."

"Sinting!" Rasel memukul kencang dada bidang Serkan.

Kini posisi tidur keduanya saling berhadapan. Rasel menatap kesal Serkan yang sedari tadi malah tertawa kecil.

Cih, nyebelin banget tai.

Kan Rasel beneran kesel woy, si sialan ini malah ketawa!

"Jangan manyun gitu, iman gue gak kuat kalo diujinya sama bibir lo."

"DASAR MESUMMMMM!!!"

Blushhh, pipi Rasel seketika memerah menahan malu. Suara tawa Serkan dan teriakan Rasel menyelimuti malam berhujan di kota Bogor ini. Menurut Serkan, tidak ada yang special dari hari-hari sebelumnya.

Namun, ada satu tambahan. Di hatinya kini semakin menghangat dengan kehadiran seseorang di relung kalbunya.

Mungkin,

Ia sudah terjatuh dalam pesona seorang Raselio Atmajaya.









Raselio Atmajaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raselio Atmajaya

ANTARIKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang