2. HANYA ORANG ASING

98 32 21
                                    

Chapter 2: Hanya orang asing

Hi,
What time did you read this story, babe??
Ah iyaa, I made a playlist buat kalian~♪♪💐
if you want to listen, link ada di bio ya!!

Happy reading babe💗

"Hai Tante, selamat malam," sapa Selena setelah mendudukkan di kursi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hai Tante, selamat malam," sapa Selena setelah mendudukkan di kursi. Harus kalian tahu bahwa sebenarnya Selena sangat malas untuk mengucapkan hal tersebut. Namun ia tetap berusaha menjadi seseorang yang ramah di depan tamu. Apalagi ia berpikir bahwa tamu ini adalah kenalan papa nya.

Ia tahu dan sadar posisi. Menjadi seorang anak yang bisa dibilang dari keluarga terhormat, harus menjaga sikap. Baik kelakuannya ataupun sifatnya. Semua harus ia jaga, terkecuali dengan sahabat atau dengan orang yang sangat dekat dengannya, pasti mengenal sifat aslinya. Namun dengan begitu, Selena tak memiliki sifat buruk yang kalian pikirkan.

"Oh, hi. What your name?" tanya perempuan yang ada di hadapannya dengan nada bicara yang lembut.

"Saya Selena. Dua bulan lagi umur saya 17 tahun. Dan sekarang saya menduduki kelas 12, tepatnya jurusan IPA," ujar Selena sangat jelas, membuat orang yang di dekatnya terkekeh pelan.

"Tanpa saya tanya, kamu sudah menjawab nya dengan jelas. Very nice Selena, thank you," kata perempuan itu tersenyum padanya.

Tak berselang lama, mama Selena datang, usai membaringkan Berry. Ia langsung duduk di sebelah sang suami.

"Ngomong-ngomong, Alvino udah kuliah semester berapa?" tanya mama.

Pertanyaan yang di lontarkan mama itu, membuat Selena menoleh dengan cepat. Maksud dari kata 'Alvino' mungkin itu lelaki yang sedari tadi diam. Pikir Selena apakah dia bisu? Tidak, dia sangat berfikir kejauhan. Hanya saja dia bingung dengan lelaki itu.

"Saya baru kelas 12," jawabnya singkat terdengar tegas namun santai.

Selena salah, lelaki itu tidak bisu.

"Berarti sama seperti Selena," ujar mama.

Lelaki itu melirik sebentar ke arah Selena, dan di tatap balik. Namun ia langsung mengalihkan kontak matanya, merasa tidak sopan melakukan hal tersebut.

"Dia Fenita, sekretaris di perusahaan papa," ujar papa mengarahkan pada perempuan di depan Selena. Perempuan itu sangat cantik, dari tingkah lakunya pun terlihat sopan. Berbeda dengan lelaki yang di sebelahnya, dengan wajahnya tak berekspresi, dan terlihat kaku. Itulah yang terlintas di pikiran Selena.

"Dan dia Alvino, anak satu-satunya Fenita," lanjut papa memperkenalkannya. "Benarkah begitu Fenita?"

"Benar, dia adalah anak satu-satunya saya," sahut Fenita dengan menepuk pundak anaknya.

Alasan papa dan mama Selena memperkenalkan mereka kesini hanyalah untuk mengunjungi rumahnya saja. Bisa di bilang Fenita adalah tangan kanan papa nya. Sudah bertahun-tahun Fenita bekerja di kantor papa Selena, namun baru kali ini mereka menginjak rumah ini.

SelvinWhere stories live. Discover now